Cerita Selebriti

Bagikan Update Dermatitis Atopik Numa, Mona Ratuliu Ungkap Perjuangannya Hindari Pemicu Alergi

Mona Ratuliu kembali memberikan perkembangan terbaru Dermatitis Atopik yang dipicu oleh alergi dan dialami putri bungsunya, Numa Kamala Srikandi.

Instagram/monaratuliu
Mona Ratuliu dan anak keempatnya, Numa Kamala Srikandi. 

TRIBUNPALU.COM - Pasangan selebritas Mona Ratuliu dan Indra Brasco saat ini disibukkan dengan bayi kecil mereka.

Diketahui, Mona Ratuliu dan Indra Brasco dikaruniai putri keempat yang lahir pada Kamis, 21 Mei 2020 lalu.

Sang putri dinamai Numa Kamala Srikandi, dan akrab dipanggil Numa.

Mona Ratuliu kerap membagikan perkembangan atau sekadar foto putri bungsunya di akun Instagram, @monaratuliu.

Menurut kabar yang dibagikan Mona Ratuliu pada awal pekan lalu, Numa sedang mengalami kondisi kulit kemerahan dan berair.

Kondisi yang dialami Numa disebut Dermatitis Atopik (DA).

Dermatitis Atopik biasanya disebabkan oleh alergi.

Si Bungsu Berusia 3 Bulan, Suami Mona Ratuliu Indra Brasco: Semoga Yanda Masih Kuat Gendong Kamu

Ungkap Kebiasaan Mona Ratuliu sebelum Tidur, Indra Brasco: Mungkin Ini Alasan Kenapa Punya 4 Anak

Ada Ruam Merah di Pipi Numa, Mona Ratuliu: Ini Dermatitis Atopik, Bukan Karena Keseringan Dicium

Mona Ratuliu dan anak keempatnya, Numa Kamala Srikandi.
Mona Ratuliu dan anak keempatnya, Numa Kamala Srikandi. (Instagram/monaratuliu)

Wanita kelahiran Jakarta, 31 Januari 1982 itu pun kembali memberikan perkembangan terbaru Dermatitis Atopik yang dialami Numa.

Hal ini diketahui dari sebuah unggahan di akun Instagram @monaratuliu.

Di media sosial tersebut, Mona mengunggah dua foto close-up wajah Numa, dengan fokus pada kedua pipinya.

Dalam caption unggahannya, Mona Ratuliu menyebut bahwa kondisi kulit Numa masih belum membaik.

Sehingga wanita yang masih memiliki darah keturunan Belanda ini pun menyebut dirinya berusaha untuk menghindari asupan makanan yang dapat memicu alergi.

Sebab, Numa masih full minum air susu ibu (ASI).

Beberapa jenis makanan yang dihindari Mona Ratuliu adalah makanan laut (seafood), telur, serta olahan susu dan keju.

Ia juga menghindar konsumsi makanan yang berbahan daging ayam dan bebek.

Sementara, Mona Ratuliu saat ini hanya mengonsumsi sayuran dan daging hewan berkaki empat.

Selain itu, Mona Ratuliu juga menyebut ada hal yang membuatnya curiga dapat menyebabkan alergi pada Numa.

Yakni, air.

Sehingga, Numa hanya cuci muka dengan air mineral yang biasa buat diminum.

Namun, Mona Ratuliu masih akan mencoba menonaktifkan pendingin ruangan atau AC saat tidur malam.

Sebab, ia mewaspadai apakah Numa mengalami alergi dingin atau alergi jamur dari AC.

Mutia Ayu Ungkap Perkembangan Terkini sang Putri: Kalau Dengar Musik Langsung Noleh

Akan Berulangtahun yang ke-31, Acha Septriasa Bersyukur Berhasil Lakukan Hal yang Ia Rasa Mustahil

Cerita Cynthia Lamusu yang Pagi-pagi Dibuat Baper Surya Saputra: Nggak Sadar Keluar Air Mata

Itulah cerita Mona Ratuliu yang berjuang menghadapi repotnya alergi yang dialami anak dan menghindari pemicu alerginya.

Ia harus terus teliti mencaritahu penyebab alergi sang anak.

Di akhir caption, Mona Ratuliu turut menyemangati para ibu yang anak-anaknya juga mengalami Dermatitis Atopik (DA).

Berikut caption atau takarir lengkap unggahan Mona Ratuliu:

Update Dermatitis Atopik (DA) Numa.

Kondisi blm membaik.

Karena Numa full ASI bundanya udah diet nggak makan seafood, telur, sama susu keju dan turunannya.

Sementara jg menghindari ayam dan bebek.

Jadi skrg cuma makan sayur sama hewan kaki 4 aja.

Cuma lagi curiga sama air nih.

Kalau mandi, numa cuci mukanya pakai air mineral yg biasa buat minum.

Yg belum dicoba sih berhenti ac pas tidur malam.

Bisa aja numa alergi dingin atau alergi jamur ac. Dicoba deh nanti malem.
.
Ya gitulah repotnya kalau anak alergi. Musti coba observasi terus untuk cari alerginya apa.

Semangat terus pejuang DA!!! #ceritanuma

Mengenal Dermatitis Atopik pada Bayi dan Cara Merawatnya

Memiliki bayi dengan kulit sensitif tentu membuat orangtua harus ekstra hati-hati dalam menjaganya.

Salah satu masalah kulit yang terjadi pada bayi yang memiliki kulit sensitif adalah dermatitis atopik.

Dermatitis Atopik atau yang biasa dikenal dengan eksim susu bisa terjadi, karena faktor keturunan yang diwarisi bayi dari kedua orangtuanya.

“Kelainan kulit juga dapat terjadi karena alergi, misalnya alergi terhadapat makanan (susu sapi, telur ayam, ikan laut, kacang-kacangan, dan lain-lain) atau terhadap debu, serbuk sari, dan bulu binatang,” kata dokter spesialis kulit, dr. Anna Juniawati SpKK, saat ditemui di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat, Selasa, (19/11/2019).

Selain itu eksim susu juga bisa dipicu oleh adanya bahan iritan, pakaian kasar, berenda, wol atau sintetis, dan panas atau dingin yang ekstrem.

Ada beberapa ciri yang terlihat pada bayi menderita ruam jenis dermatitis atopik ini.

Antara lain:

1. Adanya radang kulit berulang yang disertai gatal pada bayi dan anak.

2. Kelainan kulit berupa bintil-bintil kemerahan, gatal, yang kemudian bila berlangsung lama (kronik), kulit menjadi kering, bersisik, luka-luka atau menebal, dan menjadi kehitaman.

3. Ruam dan kemerahan yang terjadi di area kedua pipi, lekuk siku dan lekuk lutut.

Bagaimana merawat kulit bayi dengan dermatitis atopik?

Bila bayi menderita masalah kulit ini, beberapa cara bisa dilakukan, seperti menghindarkan si kecil dari pemicu alerginya yang bisa membuat dermatitis atopiknya kambuh.

Selanjutnya, mengatur suhu air yang akan digunakan untuk memandikan si kecil.

“Boleh mandikan air hangat, yang arahnya ke dingin, bukan panas, karena air hangat akan menyebabkan kulit semakin kering,” ujar Ana.

Hal lain yang juga bisa dilakukan orangtua adalah dengan menngatur suhu ruangan pada suhu yang nyaman untuk bayi.

Bila menggunakan pendingin ruangan, pastikan suhunya tak terlalu dingin.

“Di ruangan dengan AC akan memicu kulit lebih kering, jadi triknya kalau memang ruangannya harus menggunakan AC, usahakan suhunya jangan di bawah 20 derajat celcius. Jadi range suhu di 20 sampai 25 derajat,” kata Ana.

Berikutnya, orangtua dianjurkan memberikan pelembab kulit berupa moisturizer yang aman dan sesuai untuk bayi dengan dermatitis atopik.

“Menjaga kulit tetap lembab dengan mengoleskan pelembab segera setelah mandi. Pelembab yang digunakan pun harus yang mengandung bahan yang mengidentik dengan lipid penyusun skin barrier, seperti ceramide, cholesterol, dan fatty acid,” kata Ana.

“Kandungan yang dapat menyusun kembali struktur pelindung sementara pada kulit dan dapat merangsang tingkat produksi ceramide dengan sendirinya,” imbuhnya.

Sebagian artikel dikutip dari Kompas.com dengan judul "Mengenal Dermatitis Atopik pada Bayi dan Cara Merawatnya"/Dian Reinis Kumampung

(TribunPalu.com/Rizki A.)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved