Donald Trump Bilang Pandemi Covid-19 Segera Berakhir, Ini Janji Joe Biden Jika Menang Pilpres AS

Persaingan di Pemilihan Presiden Amerika Serikat antara calon petahana, Donald Trump, dan mantan wakil presiden AS ke-47, Joe Biden, semakin panas.

Twitter @JoeBiden dan Instagram @whitehouse
Joe Biden dan Presiden AS Donald Trump 

Sekitar 130.000 nyawa sebenarnya dapat diselamatkan jika semua orang mengenakan masker, menurut hasil penelitian mereka.

Baca juga: Pertemuan Bilateral dengan Menhan Prancis, Prabowo Subianto Bahas Kerjasama Alutsista

Baca juga: Luhut Geram Indonesia Gemar Impor Barang dari Luar Negeri: Bayangkan Gantungan Baju Kita Impor

Baca juga: Wapres Sayangkan Indonesia Belum Jadi Produsen Produk Halal Dunia: Tukang Stempel Produk Halal

Kampanye dihentikan setelah debat kedua dan terakhir antara kedua kandidat presiden AS itu pada Kamis malam, ketika Joe Biden dan Donald Trump berdebat sengit tentang cara menangani pandemi.

Kampanye Donald Trump mengatakan pada hari Jumat, pihaknya telah mengumpulkan dana sekitar 26 juta dolar AS selama debat berlangsung.

Sedangkan kampanye Joe Biden, yang telah mengalahkan Donald Trump dalam perebutan uang dalam beberapa bulan terakhir, tidak merilis angka hasil penggalangan dana dari debat tersebut.

Namun, pihak Joe Biden mengatakan kampanyenya mendapat dana yang dukungan finansial yang lebih besar.

"Hari-hari debat biasanya merupakan salah satu momen yang terbaik untuk penggalangan dana, tetapi kami tidak melihat lonjakan yang kami duga sebelumnya," kata pihak kampanye itu dalam peringatan penggalangan dana kepada para pendukung.

Dengan 11 hari tersisa hingga pemilihan umum (Pemilu AS 2020), lebih dari 53 juta orang Amerika telah memberikan suara, dan ini merupakan kecepatan yang memecahkan rekor, menurut Proyek Pemilu Universitas Florida.

Menurut pengelola proyek tersebut, Michael McDonald, pemilu kali ini dapat mencetak rekor jumlah pemilih modern, melampaui tingkat partisipasi 60 persen dalam pemilihan presiden baru-baru ini.

MINAT PEMILIH YANG TINGGI

Lonjakan poin pemungutan suara awal juga menunjukkan adanya minat pemilih yang kuat dengan persaingan kedua kandidat presiden dan masyarakat ingin menghindari risiko paparan COVID-19 pada kerumunan di hari-H Pemilu AS 2020.

Total suara awal yang masif memberikan Donald Trump sedikit kesempatan untuk berubah pikiran sebelum pemungutan suara selesai.

Jajak pendapat menunjukkan Donald Trump berada di belakang Joe Biden baik secara nasional dan, dengan margin yang lebih sempit, di sejumlah negara bagian yang jadi medan pertempuran utama dan bisa memutuskan siapa yang duduk di Gedung Putih pada 20 Januari 2021.

Namun, Donald Trump mengatakan jajak pendapat itu meremehkan dukungan untuknya.

"Saya pikir, kami memimpin di banyak negara bagian yang tidak kalian ketahui," katanya kepada wartawan di Gedung Putih.

Baca juga: Bahas Soal Perubahan Iklim, Trump Blak-blakkan Sebut Udara di India dan China Jorok

Baca juga: Serangan Biden untuk Trump: Siapapun yang Tanggungjawab Atas Banyak Kematian tak Boleh Jadi Presiden

Baca juga: Studi: 130.000 Kematian akibat Covid-19 Bisa Dicegah Jika Pemerintah AS Bertindak Lebih Cepat

Kedua kandidat presiden AS menghujani perhatian lebih pada Florida, negara bagian yang harus dimenangkan untuk Donald Trump.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved