Dirjen WHO: Vaksin Saja Tidak Cukup untuk Menghentikan Pandemi Covid-19

"Vaksin saja tidak akan mengakhiri pandemi Covid-19," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin (16/11/2020).

drtedros.com via uicc.org
"Vaksin saja tidak akan mengakhiri pandemi Covid-19," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin (16/11/2020). 

TRIBUNPALU.COM - Dalam menghadapi pandemi virus corona penyebab penyakit Covid-19 yang telah berlangsung hampir satu tahun, berbagai negara di dunia tengah mengembangkan vaksin.

Namun, ada satu hal dari vaksin yang disoroti oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan berita 'baik' mengenai vaksin Covid-19, tetapi juga mencemaskan adanya lonjakan kasus infeksi di berbagai negara.

Sehingga, ia menekankan, 'berpuas diri' bukanlah opsi untuk saat ini.

Hal tersebut disampaikan Tedros pada Senin (16/11/2020) kemarin, sebagaimana dikutip TribunPalu.com dari laman Channel News Asia.

"Kami masih terus mendapatkan berita baik tentang vaksin Covid-19 dan tetap optimis sekaligus waspada mengenai perangkat baru yang potensial dan akan tiba dalam beberapa bulan mendatang," kata Tedros dalam sebuah konferensi pers virtual.

Namun ia menambahkan, "Ini bukanlah saat untuk berpuas diri."

Baca juga: Studi Pada Kerusakan Paru-paru Jenazah Pasien Covid-19 Tunjukkan Penyebab Terjadinya Long Covid

Baca juga: Studi Sebut Penggunaan Masker Bisa Picu Timbulnya Eksim bagi Orang yang Berkulit Sensitif

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus (Instagram/drtedros)

Tedros menyampaikan pernyataan ini seiring adanya harapan global dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Harapan dalam menghadapi pandemi Covid-19 turut meningkat setelah adanya kandidat kedua vaksin yang memiliki tingkat efektivitas mencapai 95 persen dalam uji coba yang tengah berlangsung.

Berita dari perusahaan bioteknologi AS, Moderna, membawa optimisme yang diperlukan dunia dalam menghadapi lonjakan kasus infeksi Covid-19 dan sejumlah pembatasan-pembatasan dalam menekan penularan virus.

Berita tersebut muncul setelah pekan lalu, kandidat vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi raksasa Pfizer dan partner dari Jerman-nya, BioNTech, juga mengumumkan hasil yang serupa.

Namun, WHO telah memperingatkan ketersediaan vaksin apa pun yang bisa tersebar luas masih harus menempuh jalan yang panjang, bahkan ketika kasus infeksi dan kematian akibat Covid-19 masih terus meningkat di berbagai penjuru dunia.

"Ini adalah virus yang berbahaya, yang bisa menyerang setiap sistem dalam tubuh," kata Tedros.

"Negara-negara yang membiarkan virus berkembang tanpa adanya pengawasan maupun strategi benar-benar tengah bermain dengan api," tambahnya.

Baca juga: WHO Berharap Dapat Bekerjasama dengan Pemerintahan Joe Biden - Kamala Harris Perangi Covid-19

Baca juga: Dirjen WHO Akui Kontak dengan Orang Positif Covid-19, Pandu Riono: Patut Dicontoh Pejabat Indonesia

Baca juga: Kata IDI Soal Vaksin Covid-19 yang Diujikan kepada 1.000-2.000 Relawan: Belum Bisa Dipastikan Aman

Vaksin Saja Tidak Akan Mengakhiri Pandemi Covid-19

Secara global, kasus infeksi Covid-19 telah melebihi angka 54 juta dengan sekitar 1,3 juta kasus kematian.

Para pakar memperingatkan, dunia masih harus menghadapi masa sulit dan berbahaya dalam berbulan-bulan ke depan.

"Vaksin saja tidak akan mengakhiri pandemi Covid-19," kata Tedros pada Senin.

Sepanjang konferensi pers tersebut, ia mengatakan bahwa WHO "benar-benar khawatir dengan adanya lonjakan kasus di sejumlah negara."

Ia memberikan peringatan mengenai situasi di Eropa dan Amerika, di mana tenaga medis dan sistem kesehatan "semakin terdesak ke titik kritisnya."

Baca juga: Guru Besar FKM UI Beberkan Prakiraan Biaya Perawatan 1 Orang Positif Covid-19, Bisa Capai Rp446 Juta

Baca juga: Merasa Terancam Rumahnya Dikepung, Nikita Mirzani Tetap akan Lapor Polisi: Soalnya Gue Punya Anak

Baca juga: Nora Alexandra, Keluarga, dan Simpatisan Gelar Persembahyangan agar Jerinx Segera Bebas

"Para tenaga kesehatan di garda terdepan telah tertekan selama berbulan-bulan. Mereka jelas mengalami kelelahan," kata Tedros, memperingatkan.

"Kita harus melakukan apa yang kita bisa untuk melindungi mereka, terutama selama periode kali ini, saat kasus infeksi meningkat dan pasien memenuhi ranjang-ranjang rumah sakit."

Tedros mendesak negara-negara di dunia "tak lagi memiliki alasan untuk tidak bertindak."

"Sikap laissez-faire (minimnya intervensi pemerintah) dalam menangani Covid-19 -tidak menggunakan secara maksimal sarana atau strategi yang ada- hanya akan menyebabkan lebih banyak kematian, penderitaan, dan merusak mata pencaharian masyarakat dan ekonomi," kata Tedros.

"Ini bukanlah pilihan antara nyawa atau penghidupan. Cara tercepat untuk membuka kembali perekonomian adalah dengan cara mengalahkan virus corona Covid-19," pungkasnya.

SUMBER: AFP via CHANNEL NEWS ASIA

(TribunPalu.com/Rizki A.)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved