Polda Sulteng
Kapolda Sulteng Ternyata Doyan Kuliner Pallu Mara dan Kacci Taipa
Kapolda Sulteng Irjen Pol Abdul Rakhman Baso sangat menyukai hidangan Pallu Mara ikan Mairo dipadankan Kacci Taipa.
TRIBUNPALU.COM, PALU - Kapolda Sulteng Irjen Pol Abdul Rakhman Baso sangat menyukai Kuliner Pallu Mara ikan Mairo dipadankan Kacci Taipa.
Masakan khas Sulawesi Selatan berbahan ikan dan sop kuah bumbu kunyit itu berasal dari bahasa Makassar, Pallu berarti masakan sedangkan Mara berarti asam.
Sementara kacci taipa terbuat dari mangga yang dicacah kemudian dicampur garam dan cabai.
Kacci artinya kecut, sementara taipa adalah mangga. Kacci taipa mirip asinan mangga tanpa kuah.
"Pallu Mara dan kacci taipa buatan ibu saya itulah yang menjadikan saya seperti ini," katanya kepada TribunPalu.com di ruang kerjanya, Mapolda Sulteng, Jl Soekarno Hatta, Kelurahan Talise Valangguni, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Selasa (17/11/2020).
Baca juga: Kontak Senjata dengan Satgas Tinombala di Sulteng, 2 Terduga Anggota MIT Tewas
Baca juga: Sidang Putusan Kasus IDI Kacung WHO Digelar Kamis Lusa, Ini Harapan Jerinx
Baca juga: Uang Penumpang Batik Air Rp50 Juta Hilang di Bagasi Pesawat, Ini Respon Lion Air dan Bandara Jambi
Pria kelahiran Ujung Pandang, Sulawesi Selatan, itu bahkan kerap membawa makanan kesukaannya itu dari kampung halaman ke Sulawesi Tengah.
"Saya selalu bawa dari rumah karena sangat suka," ujar alumni Akpol 1988 tersebut.
Meski baru dua bulan menjabat sebagai Kapolda di Kota Kaledo, Irjen Pol Abdul Rakhman Baso menilai warga Sulteng sangat ramah.
"Di sini aman dan warganya ramah. Satu hal yang membuat kita nyaman di sini adalah tidak macet seperti Makassar," ucap Wakil Komandan Korps Brimob Polri 2018-2020 itu.
Baca juga: Acara Rizieq Shihab Pancing Kerumunan, Anies Baswedan Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya
Baca juga: Plt Kadishub Sulteng Doyan Makan Ikan dan Kue Tradisional
Baca juga: Update Peta Risiko Sulteng, 5 Daerah Sudah Masuk Zona Kuning, Sisanya Masih Oranye
Mantan Kapolrestabes Bandung itu pernah mencuri perhatian media atas caranya menghadapi pendemo di depan Gedung Sate.
Alih-alih menyiapkan pasukan untuk "tempur", dia justeru memerintahkan sekitar 1.500 aparat gabungan dari Dalmas Polda Jabar, Dalmas Polrestabes Bandung, serta Pasukan dari Satbrimobda Jabar menenangkan diri, lalu duduk bersimpuh dengan barisan yang teratur, lalu berzikir Asmaul Husna.
Caranya itupun berhasil meredam anarkisme pendemo hingga unjuk rasa itu berjalan dengan damai.(*)