AS Cabut Larangan Terbang Boeing 737 Max, Masih Ada Rintangan di Tengah Pandemi Covid-19

Amerika Serikat mencabut larangan penerbangan selama 20 bulan terhadap Boeing 737 MAX pada hari Rabu (18/11/2020).

Boeing
Pesawat Boeing 737 max 8 

Namun, penerbangan di negara atau wilayah lain masih akan bergantung pada persetujuan dari regulator lainnya di seluruh dunia.

Seolah menunjukkan independensinya, Kanada dan Brazil mengatakan pada hari Rabu (18/11/2020), mereka akan melanjutkan peninjauan sendiri, tetapi diharapkan dapat segera menyelesaikan prosesnya.

Hal ini menggambarkan bagaimana kecelakaan 737 MAX membalikkan sistem keselamatan maskapai penerbangan yang pernah didominasi AS, di mana negara-negara besar dan kecil selama beberapa dekade harus bergerak sejalan dengan FAA.

Meski demikian, masih ada pertanyaan tentang seberapa cepat regulator lain, terutama di China, akan mencabut larangan penerbangannya terhadap Boeing 737 Max.

Baca juga: Najwa Shihab Putarkan Video Habib Rizieq Ajak Umatnya Ramai-ramai Datangi Acara, Ini Kata FPI

Baca juga: BREAKING NEWS, Jerinx Divonis Bersalah dan Dihukum 1 Tahun 2 Bulan Penjara

Jet terlaris dari perusahaan manufaktur pesawat AS itu akan comeback di tengah pandemi Covid-19, tarif perdagangan Eropa yang baru, dan ketidakpercayaan publik terhadap salah satu merek/jenama yang paling diteliti dalam penerbangan.

Pesawat Boeing 737 MAX memiliki peningkatan mesin jet yang diperkenalkan pada 1960-an.

Pesawat lorong tunggal (single-aisle) seperti MAX dan saingannya, Airbus A320neo, adalah tipe pesawat yang mendominasi armada global dan menjadi sumber utama keuntungan industri penerbangan.

Namun, saham Boeing turun 2,3 persen menjadi 205,27 dolar AS pada Rabu sore.

Keluarga korban kecelakaan Boeing 737 Max di Ethiopia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka merasakan "kekecewaan dan kesedihan baru" menyusul keputusan FAA untuk kembali mengizinkan pesawat tipe itu beroperasi.

"Keluarga kami hancur," kata Naoise Ryan, Selasa.

Diketahui, suami Naoise Ryan yang berusia 39 tahun meninggal dunia di dalam pesawat Ethiopian Airlines penerbangan 302.

CEO Ethiopian Airlines Tewolde Gebremariam mendatangi lokasi di mana salah satu pesawatnya jatuh pada Minggu (10/3/2019), di sekitar Kota Bishoftu. Sebanyak 149 penumpang dan 8 kru tewas dalam kecelakaan itu.
CEO Ethiopian Airlines Tewolde Gebremariam mendatangi lokasi di mana salah satu pesawatnya jatuh pada Minggu (10/3/2019), di sekitar Kota Bishoftu. Sebanyak 149 penumpang dan 8 kru tewas dalam kecelakaan itu. (Twitter/Ethiopian Airlines)

Baca juga: Boeing Belum Pastikan Kapan 737 Max Bisa Terbang Lagi

Baca juga: CEO Boeing Ungkap Alasan Perusahaannya tak Berikan Info Sistem Software Pesawat 737 Max kepada Pilot

Baca juga: 6 Masalah Boeing 737 Max 8 yang Pernah Dilaporkan Terjadi Sebelum Insiden Ethiopian Airlines ET302

JALAN PANJANG KE DEPAN

Pihak regulator dengan cepat menghentikan operasional pesawat tipe ini secara global setelah kecelakaan Boeing 737 MAX kedua pada Maret 2019.

Namun, proses untuk membuat pesawat itu kembali beroperasi panjang dan rumit.

FAA membutuhkan pelatihan pilot baru dan peningkatan perangkat lunak untuk menangani sistem pencegahan kemacetan yang disebut MCAS.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved