Meghan Markle Keguguran, Pangeran Harry Dapat Dukungan Moral Pangeran Charles dan Pangeran William

Pangeran Harry pun mendapat dukungan moral dari kakak dan ayahnya, Pangeran William dan Pangeran Charles saat Meghan Markle keguguran.

Instagram/sussexroyal
Pangeran Harry dan Meghan Markle. 

TRIBUNPALU.COM - Duchess of Sussex, Meghan Markle, mengungkapkan bahwa beberapa waktu lalu dirinya mengalami keguguran saat mengandung anak kedua.

Tak pelak, hal ini membuat Meghan Markle dan suaminya, Pangeran Harry, merasa sedih.

Pangeran Harry pun mendapat dukungan moral dari kakak dan ayahnya, Pangeran William dan Pangeran Charles saat Meghan Markle keguguran.

Dilansir Mirror Online, Duke of Sussex, 36, dikatakan dapat menghubungi kakak laki-laki dan ayahnya saat dia berduka atas kehilangan anak keduanya yang belum lahir.

Baca juga: Meghan Markle Ungkap Dirinya Mengalami Keguguran pada Juli 2020 Lalu

Baca juga: Meghan Markle dan Pangeran Harry Dorong Warga AS Ikut Pemilu, Donald Trump Lontarkan Kritikan

Baca juga: Pangeran William dan Kate Middleton Beri Ucapan Selamat Ulang Tahun Tanpa Gelar Pangeran Harry

Dalam artikel candid yang diterbitkan di New York Times, Duchess of Sussex, 39, menggambarkan dirinya berbaring di ranjang rumah sakit pada bulan Juli lalu.

Ia menulis, "Saya menyaksikan patah hati suami saya, sebelum bertanya kepadanya 'apakah kamu baik-baik saja?'"

Pangeran Harry dan Meghan Markle, yang mengundurkan diri sebagai bangsawan senior pada bulan Maret lalu, diam-diam pindah ke sebuah rumah mewah senilai £ 11 juta di daerah terpencil Montecito di Santa Barbara pada bulan yang sama saat keguguran Meghan.

Sementara itu, spekulasi keretakan hubungan William dan Harry telah banyak muncul selama beberapa tahun terakhir.

Tetapi laporan menunjukkan Duke of Cambridge mengesampingkan konflik yang ada demi mendukung adiknya yang sedang berduka.

Pangeran William dan Pangeran Harry
Pangeran William dan Pangeran Harry (Town & Country Magazine)

Pakar dukacita mengatakan bahwa artikel Meghan mengirimkan pesan yang kuat kepada ibu-ibu lain.

Hal itu akan membantu mematahkan stigma seputar apa yang seringkali merupakan "kehilangan yang tak terlihat".

Pangeran Harry, Duke of Sussex, dan istrinya Meghan Markle, Duchess of Sussex dari Inggris menghadiri WellChild Awards di London pada 4 September 2018.
Pangeran Harry, Duke of Sussex, dan istrinya Meghan Markle, Duchess of Sussex dari Inggris menghadiri WellChild Awards di London pada 4 September 2018. (Victoria Jones / POOL / AFP)

Ratu Elizabeth, 94, dan Keluarga Kerajaan dikatakan bersatu dalam kesedihan mereka untuk Harry dan Meghan.

Orang dalam istana berkata, "Tentu saja ada banyak kesedihan yang bisa dimengerti dalam keluarga."

Sophie King, seorang bidan di yayasan amal Tommy's, memberikan penghormatan atas keberanian Meghan karena membagikan kisahnya.

Dia berkata, "Satu dari empat kehamilan berakhir dengan keguguran, tetapi itu adalah hal yang sangat tabu di masyarakat."

"Jadi ibu seperti Meghan membagikan cerita mereka adalah langkah penting untuk menghilangkan stigma dan rasa malu itu."

Tulisan Meghan memuji keberanian orang tua yang mau berbagi cerita, dan mereka yang lebih memilih untuk berduka secara pribadi tetapi masih dapat menemukan kenyamanan dan koneksi saat membaca tentang pengalaman orang lain.

Dalam artikel tersebut, Meghan Markle menceritakan bagaimana dia merasakan sakit yang luar biasa saat tengah menjaga putra mereka yang berusia 17 bulan, Archie.

Baca juga: Wali Kota Bogor: Rizieq Shihab Dirawat di Rumah Sakit karena Kelelahan

Baca juga: Masih Ada Kasus Harun Masiku, ICW Ingatkan KPK untuk Tak Larut dalam Euforia OTT Edhy Prabowo

Baca juga: Nama Fadli Zon Berpeluang Masuk Bursa Pengganti Edhy Prabowo Sebagai Menteri KKP, Apa Kata Pengamat?

Dia menulis:

"Setelah mengganti popoknya, saya merasakan kram yang tajam."

"Saya jatuh ke lantai dengan Archie di pelukan saya."

"Saya menyenandungkan lagu pengantar tidur untuk membuat kami berdua tetap tenang."

"Nada ceria sangat kontras dengan perasaan saya yang mengatakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres."

"Saya tahu, saat itu ketika saya memegang anak pertama saya, saya kehilangan anak kedua saya."

"Beberapa jam kemudian, saya berbaring di ranjang rumah sakit, memegang tangan suami saya."

"Saya merasakan telapak tangannya yang lembap dan mencium buku jarinya, basah dari kedua air mata kami."

Dengan berbicara soal kegugurannya kepada publik, Meghan berkata bahwa dia berharap bisa memutus siklus "berduka sendirian."

Dia menulis, "Kehilangan seorang anak berarti membawa kesedihan yang hampir tak tertahankan, yang dialami oleh banyak orang tetapi dibicarakan oleh sedikit orang."

"Dalam kepedihan karena kehilangan, saya dan suami saya menemukan bahwa di kamar yang terdiri dari 100 wanita, 10 hingga 20 di antaranya akan mengalami keguguran."

"Namun terlepas dari kesamaan yang mengejutkan dari rasa sakit ini, percakapan hal ini tetap tabu, penuh dengan rasa malu [yang tidak beralasan], dan malah melanggengkan siklus berkabung sendirian."

Baca juga: KPK akan Telusuri Aliran Uang Haram Dugaan Suap Izin Ekspor Benih Lobster yang Jerat Edhy Prabowo

Baca juga: Barack Obama Kritik Donald Trump dalam Penanganan Pandemi Covid-19 di AS: Tidak Terorganisir

Duke dan Duchess of Sussex Inggris, Pangeran Harry dan istrinya Meghan menggendong bayi laki-laki mereka Archie ketika mereka bertemu dengan Uskup Agung Desmond Tutu di Tutu Legacy Foundation di Cape Town pada 25 September 2019
Duke dan Duchess of Sussex Inggris, Pangeran Harry dan istrinya Meghan menggendong bayi laki-laki mereka Archie ketika mereka bertemu dengan Uskup Agung Desmond Tutu di Tutu Legacy Foundation di Cape Town pada 25 September 2019 (HENK KRUGER / POOL / AFP)

Mengikuti kisah Meghan, Dr Christine Ekechi dari Royal College of Obstetricians and Gynecologists mengatakan bahwa penting untuk mendobrak tabu seputar dampak buruk dari keguguran.

Dia berkata, "Sayangnya, keguguran dini sangat umum dan bisa menjadi kehilangan yang menghancurkan bagi orang tua dan keluarga mereka."

"Penting bagi kami untuk menghilangkan stigma atau rasa malu seputar masalah ini dan mendukung keluarga secara memadai saat ini."

Clea Harmer, kepala eksekutif dari badan amal kelahiran-mati dan kematian neonatal, Sands, mengatakan, "Banyak orang tidak tahu harus berkata apa saat bayi meninggal."

"Dan karena ini adalah kehilangan yang 'tak kasat mata', banyak ibu mengalami keguguran dan mungkin tidak pernah mengungkapkan apa yang terjadi bahkan pada keluarga atau teman terdekat mereka."

Bangsawan lain juga pernah mengalami kehilangan bayi yang belum lahir.

Putri Putri Anne, Zara Tindall, mengalami dua kali keguguran sebelum memiliki anak keduanya.

Istri Pangeran Edward Sophie, Countess of Wessex, kehilangan bayi pertamanya pada tahun 2001, ketika itu ia harus dilarikan ke rumah sakit dengan kemungkinan kehamilan ektopik yang mengancam nyawa.

Meghan dikatakan baru berbicara sekarang karena butuh waktu bagi ia dan suami untuk menerima kehilangan mereka.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pangeran Harry Mendapat Dukungan Moral dari Kakak dan Ayahnya saat Meghan Markle Keguguran

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved