Kelompok MIT Serang Warga di Sigi

Kapolda Sulteng Pastikan Kelompok MIT Tinggal 11 Orang dan Hanya Miliki 2 Senjata

Menurutnya, pergerakan personel Satuan Tugas (Satgas) Tinombala di titik persembunyian kelompok itu berhasil membuat mereka tersudut. 

Editor: mahyuddin
handover/polda sulteng
Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Abdul Rakhman Baso (tengah) bersama Wakapolda Brigjen Hery Santoso (kanan) dan Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf (kiri) memberikan keterangan pers di Palu, Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNPALU.COM, SIGI - Kapolda Sulteng Irjen Pol Abdul Rakhman Baso memastikan kelompok teroris jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dalam posisi terdesak.

Menurutnya, pergerakan personel Satuan Tugas (Satgas) Tinombala di titik persembunyian kelompok itu berhasil membuat mereka tersudut. 

Pihaknya pun telah mengindentifikasi jumlah anggota kelompok MIT dan persenjataannya.

“Kini jumlah mereka tinggal 11 orang setelah dua di antaranya telah kota lumpuhkan 17 November lalu," kata perwira polisi yang tenar dengan akronim Rambo tersebut kepada wartawan, Senin (30/11/2020).

Alumni Akpol 1988 itu menambahkan, kekuatan persenjataan yang dimiliki kelompok itu kini tinggal 2 pucuk senjata. Yaitu 1 pucuk senjata Laras panjang jenis M16 dan sebuah pistol.

"Gerakan aparat keamanan di lokasi persembunyian berhasil mendesak anggota jaringan ini hingga pecah. Dari situasi inilah mengapa kemudian ada yang bergerak hingga ke Kota Palu dan Kabupaten Parigi Moutong," ujar Wakil Komandan Korps Brimob Polri 2018-2020 itu.

Terkait kemunculan Ali Kalora dalam aksi pembunuhan di Kabupaten Sigi, Jumat 27 November 2020, Kapolda membenarkan.

“Saksi hidup melihat langsung penganiayaan tersebut karena kita konfirmasi dengan foto-foto kepada saksi,” ucap Irjen Pol Rambo.

Sebelumnya, Warga di Desa Lemba Tonga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, digegerkan dengan pembunuhan sadis yang menimpa satu keluarga.

Sedikitnya, empat warga tewas dan tujuh bangunan ludes dibakar para pelaku.

Peristiwa nahas tersebut terjadi pada Jumat (27/11/2020) sekitar pukul 09.00 Wita.

Pelaku pembunuhan itu diperkirakan berjumlah enam orang.

Dari penyelidikan sementara yang dilakukan polisi, mereka diduga berasal dari kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.

Bahkan, beberapa warga yang tinggal di sekitar rumah korban lari ketakutan dan memilih bersembunyi ke dalam hutan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved