BMKG Sebut Ada Potensi Gempa Susulan di Majene dan Imbau Warga untuk Tetap Tenang
BMKG Sulawesi Barat menyebutkan akan terjadi gempa susulan dengan pusat gempa di pantai atau di pinggir laut
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk menjauhi pantai dengan segera tanpa menunggu peringatan dini tsunami.
"Oleh karena itu kami juga menghimbau warga masyarakat di daerah terdampak tidak hanya menjauhi bangunan yang rentan atau gedung-gedung tapi juga apabila kebetulan masyarakat berada di pantai."
"Ini yang dipantai saja dan merasakan guncangan gempa lagi segera menjauhi pantai tidak perlu menunggu peringatan dini tsunami karena kejadian tsunaminya bisa sangat cepat," lanjut Dwikorita.
Selain itu, Dwikorita juga meminta agar jalur evakuasi bagi warga segera disiapkan.
Dwikorita melanjutkan, yang terpenting masyarakat mengetahui apa yang harus dilakukan ketika gempa susulan terjadi.
"Masyarakat juga kami imbau untuk tetap tenang yang penting sudah tahu apa yang dilakukan, mulai disiapkan juga jalur evakuasi. Yang berada di pantai siapkan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi," ujarnya.
(27 Korban Gempa Meninggal Dunia di Sulawesi Barat)
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat, Darno Majid menyebut hingga saat ini ada 27 warga yang meninggal akibat gempa yang berpusat di Kabupaten Majene, Jumat (15/1/2021).
Korban tersebut tewas karena tertimpa reruntuhan material bangunan yang ambruk saat gempa.
Dari 27 orang yang tewas, 18 orang meninggal di Kabupaten Mamuju. Sementara 9 orang lainnya tewas di Kabupaten Majene.
Darno mengatakan, "Saat ini BPBD belum mendapatkan data pasti terkait jumlah warga yang mengungsi di dua kabupaten tersebut."
Namun diperkirakan ada belasan ribu warga yang sudah mengungsi ke beberapa kawasan pegunungan yang ada di Mamuju.
"Pengungsi ini tersebar di beberapa daerah di pegunungan. Ada di depan rujab (rumah jabatan), kemudian ada pengungsi di bukit," ujar Darno, dikutip dari Kompas.com.
Darno mengatakan di Mamuju selain gedung perkantoran, hotel, dan pusat perkantoran yang ambruk, ada juga rumah warga yang mengalami kerusakan cukup parah.
Dia menyebut ada 10 rumah warga yang rata dengan tanah, sekitar 100 lebih rumah rusak berat dan ringan, serta beberapa ruko yang turut ambruk.
"Kemudian kantor Gubenernur sendiri mengalami kerusakan yang sangat parah. Di antaranya setengah dari kantor itu ambruk dan di belakangnya retak."
"Dan mungkin saja saat ini sepertinya memang sudah tidak bisa lagi ditempati apalagi kita mengantisipasi kemungkinan gempa susulan," pungkas Darno.
(TribunPalu/NuriDwi)