Ribuan Kotak Es Krim di China Terpapar Virus Corona, Diduga Berasal dari Bahan Mentah Impor
Ribuan kotak itu dinyatakan terpapar setelah otoritas setempat menyatakan, beberapa sampel dari es krim dinyatakan terpapar virus corona.
TRIBUNPALU.COM - Sebanyak 4.836 kotak es krim ditarik kembali dari pasaran karena terkontaminasi virus corona di China.
Ribuan kotak itu dinyatakan terpapar setelah otoritas setempat menyatakan, beberapa sampel dari es krim dinyatakan terpapar virus corona.
Es krim tersebut diproduksi oleh Perusahaan Makanan Daqiaodao Tianjin.
Perusahaan ini adalah salah satu produsen es krim terbesar di China.
Dan sebagian dari es krim itu juga diproduksi untuk diekspor ke sejumlah negara.
Dikutip dari The Sun pada Minggu (17/1/2021) disebutkan, akibat terpaparnya ribuan kotak es krim itu, pihak berwenang di Tianjin, tempat es krim itu diproduksi langsung melakukan pelacakan atas peredaran es krim tersebut.
Serta melakukan pelacakan terhadap orang-orang yang telah mengkonsumsi es krim itu di seluruh provinsi di China.
Pasca diketahuinya 4.836 kotak dinyatakan positif mengidap penyakit mematikan tersebut, Daqiaodao Tianjin langsung menyegel dan menyimpan semua es krim mereka.

Baca juga: Intelijen Jepang Sebut Kim Jong Un Sudah disuntik Vaksin Covid-19 China
Selain mengisolasi es krim, 1.662 karyawan perusahaan ditempatkan di bawah karantina dan menjalani pengujian asam nukleat, mengikuti panduan dari Pusat Pengendalian Penyakit Tianjin.
Namun dari investigasi awal, ditemukan bahwa virus corona diperkirakan juga berasal dari bahan mentah pembuatan es krim.
Masalahnya, bahan mentah itu diimpor dari Selandia Baru dan dari Ukraina.
Otoritas anti-epidemi di Kotamadya Tianjin, China mengatakan bahwa total 935 kotak es krim terpapar virus corona dari 2.747 kotak yang memasuki pasar.
Dan di Kota Tianjing ditemukan 65 kota yang sudah dijual ke pasar.
Pemerintah Tianjin juga menyampaikan pengumuman yang berisi seruan kepada masyarkat yang mungkin telah membeli makanan itu, untuk segera melaporkan kesehatan dan pergerakan sosial di komunitas mereka.
Baca juga: Varian Baru Virus Corona Afrika Selatan Disebut Lebih Berbahaya, Dikhawatirkan Ancam Vaksin
Sementara itu, Dr Stephen Griffin, seorang ahli virus yang berbasis di University of Leeds, mengatakan kepada Sky News, virus itu diperkirakan juga berasal dari orang yang beraktivitas di lingkungan pabrik.