HMI Cabang Palu Minta Polisi Penjarakan Abu Janda
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Palu Muhammad Reski Febriansyah mendesak aparat hukum memenjarakan Permadi Arya alias Abu Janda.
PALU, TRIBUNPALU.COM - Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Palu Muhammad Reski Febriansyah mendesak aparat hukum memenjarakan Permadi Arya alias Abu Janda.
"Abu Janda harus dipenjarakan. Agar ia mendapat pelajaran dan menghargai orang lain," ujar Febri sapaannya kepada TribunPalu.com, Rabu (3/1/2021).
Ia mengatakan, cuitan Abu Janda di Twitter sangat provokatif dan menganggu persatuan NKRI.
"Bhinneka Tunggal Ika menjadi semboyan pemersatu di republik ini. Jangan semaunya dan merasa paling benar," ucap Febri.
Sebelumnya, Abu Janda dilaporkan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) ke Mabes Polri atas dugaan rasisme.
Laporan tersebut terdaftar dengan nomor polisi: LP/B/0056/I/2021 tertanggal 29 Januari 2021.
Cuitan Abu Janda di akun media sosialnya menjadi trending di Twitter.
• Selain Ali Kalora, Sopir Angkutan Palu-Poso Juga Takut Corona
• Soal Kudeta partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean: Aksi Itu Sudah Ada Lama, Orangnya Masih Sama
• 2 Bulan Bermarkas di Poso, Kapolda Sulteng Tetap Pantau Polsek Terpencil
Abu Janda yang menyebut 'Islam arogan' berawal dari perang cuitan atau twit war dengan Tengku Zulkarnain.
Pada awalnya, Tengku Zulkarnain lewat akun Twitter @ustadztengkuzul, berbicara soal arogansi minoritas terhadap mayoritas di Afrika.
Lalu, Tengku Zulkarnain menyebut tidak boleh ada arogansi, baik dari golongan mayoritas ke minoritas maupun sebaliknya. Cuitan tersebut dipublikasikan hari Minggu (24/1/2021).
"Dulu minoritas arogan terhadap mayoritas di Afrika Selatan selama ratusan tahun, apertheid. Akhirnya tumbang juga. Di mana-mana negara normal tidak boleh mayoritas arogan terhadap minoritas. Apalagi jika yang arogan minoritas. Ngeri melihat betapa kini Ulama dan Islam dihina di NKRI," cuit Tengku Zulkarnain lewat akun Twitter @ustadztengkuzul.
Kemudian Abu Janda membalas cuitan Tengku Zulkarnain. Dia menyebut Islam adalah pendatang dan Islam pula yang 'arogan' karena mengharamkan kearifan lokal di Indonesia.
"Yang arogan di Indonesia itu adalah Islam sebagai agama pendatang dari Arab kepada budaya asli kearifan lokal. Haram-haramkan ritual sedekah laut, sampai kebaya diharamkan dengan alasan aurat," cuit Abu Janda lewat akun @permadiaktivis1.
Abu Janda membantah jmenodai agama. Ia mengaku tidak pernah menyebut Islam arogan.
"Saya tak pernah bilang 'Islam arogan', saya bilang 'Islam pendatang dari Arab' yang arogan dan itu ditujukan ke Tengku Zul. Yang saya maksud itu aliran salafi wahabi. Saat twit saya diviralkan bagian twit Tengku Zul-nya dibuang, jadi seolah saya generalisasi Islam. Terima kasih Kiai," kata Permadi Arya melalui akun Twitternya, @permadiaktivis1, Minggu (31/1/2021).
Selain kasus "Islam arogan", Abu Janda juga sempat dilaporkan ke polisi terkait dugaan ujaran kebencian terhadap tokoh Papua, Natalius Pigai.
Dalam cuitanya, Abu Janda mempertanyakan apakah Natalius sudah berevolusi.
Abu Janda dianggap mengejek mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai dengan sebutan evolusi di akun Twitter miliknya.
Isi cuitannya, yakni 'Kau @NataliusPigai2, apa kapasitas kau? Sudah selesai evolusi belom kau?'
Terkait evolusi, Abu Janda membantah cuitannya itu artinya binatang seperti teori Darwin.
Tafsiran tersebut dinilainya hanya dibuat oleh pihak tertentu.
• Tips Jadi Mahasiswa Tajir, Coba 4 Peluang Usaha Kreatif di Era Digital Ini
• Agenda Pemkot Palu, Pasha Ungu Molor 3 Jam
• Arab Saudi Larang Penerbangan dari 20 Negara, Termasuk Indonesia per Rabu 3 Februari 2021
Dia menjelaskan, dengan merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa evolusi itu artinya berkembang.
Abu Janda menyampaikan evolusi itu sama sekali tidak bermaksud rasis.
Sebab, dia tidak membawa embel-embel lain hanya kata evolusi saja. Maka dari itu, Abu Janda mempertanyakan di mana maksud rasisnya.
"Evolusi itu di KBBI artinya berkembang, evolusi itu berkembang, pikiran lo sudah berkembang belum? Akhlak lo sudah belum? Kan evolusi akhlak bisa, evolusi pikiran bisa," kata Abu Janda, Jumat, 29 Januari 2021.
Menurut Abu Janda, sebagai Muslim, ia tak percaya teori Darwin.
Bagi dia, hanya orang Atheis yang percaya teori Darwin.
"Maaf, cuma orang Atheis yang percaya dengan teori Darwin. Jadi, kalau ada orang yang menuduh kata-kata evolusiku itu adalah teori Darwin berarti dia Atheis," sebut Abu Janda.(*)