Gempa di Sulteng
BMKG: Sesar Matano, Antara Rasa Sukur dan Waspada, Ini Penjelasannya
Sesar Matano merupakan satu dari 10 daerah yang dipetakan oleh BMKG. Artinya, berpotensi terjadinya gempa dan tsunami.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Kristina Natalia
TRIBUNPALU.COM, PALU- Akhir-akhir ini gempa bumi mengguncang Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Geofisika Palu mencatat, gempa terakhir terjadi Kamis (4/22021) dengan kekuatan 4.7 Magnitudo.
Data diperoleh, bahwa gempa bumi tersebut disebabkan oleh aktivitas Sesar Matano.
Sesar Matano merupakan salah satu dari 10 daerah yang dipetakan oleh BMKG.
• Bertahan di Huntara, Pengungsi di Palu Keluhkan Fasilitas Umum
• Kedapatan Bawa Sabu, Pemuda Desa Maku Sigi Diamankan Polisi
• Begini Kondisi dan Cerita Mahasiswa Untad yang Hilang di Gunung Bulu Nti Sigi
• 5 Mahasiswa Untad Sempat Hilang di Gunung Bulu Nti Sigi, Rektor: Hati-hati Kalau Mendaki Nak
Artinya, berpotensi terjadinya gempa dan tsunami, serta sesar aktif yang perlu diwaspadai.
Meski demikian, gempa akibat Sesar Matano dengan kekuatan 4 hingga 5 magnitudo cukup disyukuri BMKG Geofisika Palu.
Menurut Kepala BMKG Geofisika Palu, Cahyo Nugroho, gempa akibat Sesar Matano segmen geressa ini akan mengeluarkan aktivitas dengan kekuatan gempa 4 hingga 5 magnitudo.
Hal itu diharapkan dapat mereduksi energi besar tersimpan di dalam.
"Jika mengacu dari kajian, Segmen Geressa itu maksimal energinya tujuh. Malah kita lebih bersyukur kalau dia merilis gempa 4 sampai 5 magnitudo, pelan pelan mengeluarkan energi yang tersimpan, " jelas Cahyo Nugroho, Sabtu (6/2/2021).
Meskipun begitu, Cahyo Nugroho mengimbau kepada masyarakat, khususnya masyarakat di Jalur Sesar Matano agar terus waspada.
Ia juga berharap masyarakat tidak mudah percaya informasi diluar BMKG.
"Kami mengimbau agar terus waspada, jika terjadi guncangan cukup kuat, segera mencari daerah ketinggian dan menjauhi pantai," tuturnya.
Ia juga menambahkan hingga saat ini, belum ada tekhnologi yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempa bumi. (*)