Corona Virus

Covid-19 Tak Menyebar Melalui Makanan dan Kemasannya, Ini Penjelasan Menurut Ahli

Makanan dan kemasan makanan dinyatakan tidak mungkin menyebarkan Covid-19.

handover/kompas.com
Covid-19 Tidak Akan Menyebar Melaui Makanan serta Kemasannya 

TRIBUNPALU.COM - Makanan dan kemasan makanan dinyatakan tidak mungkin menyebarkan COVID-19.

Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat mengatakan bahwa makanan dan kemasan yang disentuh sangat tidak memungkinkan penyebaran COVID-19.

"Makanan yang dimakan dan kemasan makanan yang disentuh sangat tidak mungkin menyebarkan SARS-CoV-2,"tulis FDA dalam sebuah pernyataan dikutip dari CNN.

Lembaga tersebut menekankan bahwa sekarang masih kurang bukti yang dapat dipercaya yang menunjukkan bahwa makanan atau kemasannya terkait dengan penularan virus.

Baca juga: Peringatan Gelombang Tinggi 20-21 Februari 2021, BMKG: Laut Sulawesi Tengah Potensi 1,2m hingga 2,5m

Baca juga: Prakiraan Cuaca Sulawesi Tengah 20 Februari 2021, BMKG : 11 Wilayah Hujan Ringan dan Cerah Berawan

COVID-19 adalah penyakit pernapasan yang menyebar dari orang ke orang, tidak seperti virus bawaan makanan yang dapat membuat orang sakit melalui makanan yang terkontaminasi, kata FDA.

“Mengingat jumlah partikel virus yang secara teoritis dapat diambil dengan menyentuh permukaan akan sangat kecil dan jumlah yang dibutuhkan untuk infeksi melalui inhalasi oral akan sangat tinggi, kemungkinan infeksi dengan menyentuh permukaan kemasan makanan atau memakan makanan. dianggap sangat rendah, "tambahnya.

Menurutnya belum ada bukti epidemiologis makanan atau kemasan makanan sebagai sumber penularan SARS-CoV-2 ke manusia hingga saat ini.

Namun masyarakat harus tetap selalu menerapkan praktik kebersihan makanan yang baik.

Baca juga: Ramalan 6 Zodiak yang Beruntung Sabtu 20 Februari 2021: Aquarius Temukan Kekasih, Cek Zodiakmu!

Baca juga: Ramalan Zodiak, Sabtu 20 Februari 2021: Aries Hari Ini dalam Bahaya, Gemini Kurang Sehat

Dirangkum dari Kompas.com, ahli gizi UGM Toto Sudargo menjelaskan pada kondisi pandemi virus corona perlu ada suplemen. Di antaranya adalah:

- Multi Vitamin C

- Zinc

- Vitamin D

- Vitamin E

Selanjutnya, untuk makanan yang sebaiknya dihindari antara lain:

- Makanan yang dimasak dengan minyak jelantah

- Gula (sebaiknya dibatasi)

- Soft drink (sebaiknya dihindari)

- Garam (sebaiknya dibatasi)

Baca juga: Detik-detik Anggota KKB Tinggalkan Teman yang Tewas Saat Kontak Senjata dengan Pasukan Elit TNI AU

Dilansir laman WHO, berikut ini sarannya:

- Setiap hari, makanlah: 2 cangkir buah (4 porsi), 2,5 cangkir sayuran (5 porsi), 180 gram biji-bijian, 160 gram daging dan kacang-kacangan. Daging merah dapat dimakan 1-2 kali seminggu dan unggas 2 −3 kali per minggu.

- Makan buah-buahan, sayuran, polong-polongan (misalnya lentil, kacang-kacangan), kacang-kacangan atau biji-bijian (misalnya jagung yang belum diolah, millet, oat, gandum, beras merah atau umbi atau akar bertepung seperti kentang, ubi, talas atau singkong), dan makanan dari hewan sumber (misalnya daging, ikan, telur dan susu).

- Untuk camilan, pilih sayuran mentah dan buah segar daripada makanan yang tinggi gula, lemak, atau garam.

- Jangan terlalu lama memasak sayuran dan buah karena dapat menyebabkan hilangnya vitamin penting.

- Saat menggunakan sayuran dan buah kalengan atau kering, pilih varietas tanpa tambahan garam atau gula.

- Air sangat penting untuk kehidupan. Ini mengangkut nutrisi dan senyawa dalam darah, mengatur suhu tubuh Anda, membuang limbah, dan melumasi dan menyangga sendi.

- Minum 8–10 gelas air setiap hari. Air putih memang pilihan terbaik, tapi Anda juga bisa mengonsumsi minuman lain, buah dan sayuran yang mengandung air, misalnya jus lemon (diencerkan dengan air dan tanpa pemanis), teh dan kopi.

- Tetapi hati-hati untuk tidak mengonsumsi terlalu banyak kafein, dan hindari jus buah manis, sirup, konsentrat jus buah, minuman bersoda dan masih minuman karena semuanya mengandung gula.

- Konsumsi lemak tak jenuh (misalnya ditemukan pada ikan, alpukat, kacang-kacangan, minyak zaitun, kedelai, kanola, bunga matahari dan minyak jagung) daripada lemak jenuh (misalnya ditemukan dalam daging berlemak, mentega, minyak kelapa, krim, keju, ghee, dan lemak babi).

- Pilih daging putih (misalnya unggas) dan ikan, yang umumnya rendah lemak, daripada daging merah. Hindari daging olahan karena tinggi lemak dan garam.

- Jika memungkinkan, pilih versi susu dan produk susu rendah lemak atau rendah lemak. Hindari lemak trans yang diproduksi secara industri. Ini sering ditemukan dalam makanan olahan, makanan cepat saji, makanan ringan, gorengan, pizza beku, pai, kue, margarin, dan selai.

- Saat memasak dan menyiapkan makanan, batasi jumlah garam dan bumbu natrium tinggi (misalnya kecap dan kecap ikan).

- Batasi asupan garam harian Anda hingga kurang dari 5 gram (sekitar 1 sendok teh), dan gunakan garam beryodium.

- Hindari makanan (misalnya camilan) yang tinggi garam dan gula.

- Batasi asupan minuman ringan atau soda dan minuman lain yang tinggi gula (misalnya jus buah, konsentrat dan sirup jus buah, susu beraroma, dan minuman yogurt).

- Pilih buah-buahan segar daripada camilan manis seperti biskuit, kue dan coklat. 

Jangan lupa kenakan masker, menjaga kesehatan dan rajin cuci tangan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved