Tambang Parimo Longsor
Longsor di Tambang Emas Parimo, Kapolda Sulteng: Siapa Pun Oknumnya Kami Tindak Tegas
Polda Sulteng sudah pernah menertibkan penambangan di Buranga namun masyarakat tetap datang kembali beraktivitas di lokasi tersebut.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Ketut Suta
TRIBUNPALU.COM,PALU - Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah memastikan penindakan terhadap aktivitas tambang di Desa Buranga, Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong.
Kapolda Sulteng Irjen Pol Abdul Rakhman Baso mengatakan, pihaknya telah memberikan teguran dan menertibkan eksploitasi lahan di desa tersebut.
Bahkan, Polda Sulteng sudah pernah menertibkan penambangan di Buranga namun masyarakat tetap datang kembali beraktivitas di lokasi tersebut.
"Polda bersama Polres sudah sering melakukan penertiban di kawasan tambang tersebut," ujar pria yang tenar dengan akronim Rambo tersebut kepada wartawan usai meninjau Kampung Tangguh di BTN Lagarutu, Jl dayodara, Kelurahan Talise Valangguni, Kecamatan Mantikulore, Sulawesi Tengah, Kamis (25/2/2021).
Baca juga: BREAKING NEWS: Pekerja Tambang Emas Parigi Moutong Tertimbun Longsor Viral di Medsos
Baca juga: Detik-detik Longsor Tambang di Parimo: Emas Banyak, Keluarga Korban dan Operator Sempat Berkelahi
Baca juga: Kronologi Tambang Emas Parimo Longsor: Sempat Diingatkan Namun Petambang Enggan Naik
Dia menyebut jajaran kepolisian bersama TNI sudah berada di lokasi.
"Untuk saat ini kami fokus terhadap pertolongan dan penanganan korban dulu," ujar Irjen Pol Abdul Rakhman Baso.
Ia akan melakukan penindakan terhadap pelaku penambangan di daerah tersebut.
"Kalau ada oknum yang terlibat kita akan melakukan penegakan hukum, saya sudah sepakat dengan Pak Danrem" ujar Irjen Pol Abdul Rakhman Baso.
"Siapa pun oknumnya akan ditindak tegas" ucapnya menambahkan.

Ke depan, aparat kepolisian akan melakukan diskusi dengan pemda setempat dan memberikan edukasi masyarakat tentang dampak lingkungan atas aktivitas pertambangan.
Sebelumnya, longsor terjadi di pertambangan emas di Desa Buranga, Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Rabu (24/2/2021) sekitar pukul 18.00 Wita.
Material batu dan tanah diduga menimbun puluhan warga yang tengah mendulang emas di bekas galian alat berat tersebut.
Menurut seorang petugas evakuasi dari Pos SAR Parimo, Puji Rianto mengatakan evakuasi korban longsor mulai dilakukan sekitar pukul 21.30 Wita.
Hingga kini belum diketahui pasti jumlah warga yang terjebak.
Namun dari hasil evakuasi malam hari, ada tiga korban tertimbun dan dalam kondisi meninggal dunia.
“Kita belum bisa evakuasi korban karena kondisi malam, material dari atas terus jatuh. Apalagi tanahnya mengisap jadi kami tunggu pagi,” jelas Puji Rianto.
Saat ini ada empat personel Pos SAR Parimo turun melakukan evakuasi dan pertolongan.
Korban selamat dievakuasi ke Puskesmas Ampibabo.
Evakuasi pertolongan dan penyelamatan dilanjutkan Kamis (25/2/2021) pagi.
Tim SAR dibantu BPBD, Dinas Sosial Sulawesi Tengah, polisi dan TNI.
Kronologi Longsor di Tambang Emas
Berdasarkan keterangan saksi David (43), Nahir (60), Marten (52), dan Agus Nenkopi (41) yang pada saat kejadian berada di lokasi tambang, kejadian bermula pukul 08.00 Wita di lokasi tambang saudara Baba.
Saat itu di lokasi bekerja 4 eskavator dengan sistem rilei material (1 eskavator menggali dan 3 eskavator berada di atas memindahkan material ke talang untuk diolah).
Kemudian pada pukul 09.00 Wita, warga pendulang mulai berdatangan sekitar 100 orang dan turun ke lubang galian.
Hingga sore hari mereka terus berdatangan karena hasil emas di lubang galian saat itu cukup banyak.
Warga bahkan sampai berhimpitan untuk mendapatkan material dengan diameter 30 meter.
Sekitar pukul 17.30 Wita material galian mulai longsor disebabkan air dari talang mengalir menuju lubang galian.
Dari kejadian tersebut, sesama penambang mengingatkan kepada warga lainnya untuk naik keatas, namun sebagian penambang naik dan lainnya masih bertahan mendulang pada sisi tumpukan dan sudut galian tanah yang terjal.
Baca juga: Perubahan Pasha Ungu setelah Tak Jabat Wakil Wali Kota, Rambut Gondrong hingga Lebih Protektif
Baca juga: Utang Pemerintah Indonesia Tembus Rp 6.000 T, Ternyata Begini Rinciannya
Baca juga: Ceritakan Kebiasaan Uniknya saat Menjabat Wapres, Jusuf Kalla: Saya Telpon Pak SBY, Saya Minta Maaf

Sekitar pukul 18.30 Wita warga yang mendulang tertimbun tanah tumpukan material yang berada pada sudut galian terjal dengan ketinggian material mencapai kurang lebih 20 meter.
Diperkirakan sekitar 30 orang tidak bisa menghindar dan terjatuh saat akan menyelamatkan diri.
Akibatnya sekitar 30 orang tersebut tertimbun dan belum bisa dievakuasi karena galian lubang yang cukup dalam.
Air yg berada dilubang galian cukup banyak dan tanah tumpukan material yang berada di lokasi korban tertimbun memang sering terjadi longsor.
Saat kejadian warga yang mendulang berada di lokasi longsor dengan posisi duduk.
Sebagian warga sedang mengambil material dan ada juga yang mengantri pengambilan material.
Karena berlumpur, maka sulit bagi mereka untuk berlari menyelamatkan diri.(*)