Teroris MIT Poso Ditembak
Serang Aparat dengan Bom Molotov, Dua Teroris MIT Poso Ditembak Satgas Madago Raya
Dua anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso ditembak Satgas Madago Raya, Selasa (23/2/2021).
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Ketut Suta
TRIBUNPALU.COM, PALU - Dua anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso ditembak Satgas Madago Raya, Selasa (23/2/2021).
Komandan Resor Militer alias Danrem 132/Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf mengatakan, anggota Satgas Madago Raya dan MIT Poso terlibat kontak tembak.
Kontak tembak terkadi di Kampung Muara Dusun Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Selasa sekitar pukul 11.30 WITA.
"Mereka melempar bom molotov kepada aparat, kemudian kami tembaki, kejadianya di daerah Salubanga," ujar Brigjen TNI Farid Makruf saat ditemui di Jl Dayodara, Kelurahan Talise Valangguni, Kecamatan Mantikulore, Sulawesi Tengah, Kamis (25/2/2021) siang.
"Kami perkirakan anggota DPO terkena dua orang, dilihat dari ceceran darah ke mana mana," tambahnya.
• SBY Tanggapi Kudeta Partai Demokrat, Pengamat: Jika AHY Sampai Dikudeta, Maka SBY pun Akan Terlempar
• Tiga Petambang Belum Ditemukan, Tim SAR Buka Posko Korban Hilang di Tambang Emas Desa Buranga
• Lowongan Kerja PT Unilever Indonesia Tbk untuk Fresh Graduate Semua Jurusan, Ini Syaratnya
Sampai saat ini Anggota Satgas masih mengejar kelompok MIT Poso tersebut.
Dalam insiden tersebut aparat berhasil mengamankan sejumlah barang bukti.
"Kami juga berhasil mengamankan bom rakitan, parang dan perlengkapan lainya yang kami duga milik mereka," ujarnya.
Selain itu, sebuah ransel kelompok MIT tertinggal beserta 2 buah solar Cell, perlengkapan masak, bahan makanan dan parang tertinggal di lokasi baku tembak.
Kata Brigjen TNI Farid Makruf, dua anggota kelompok MIT Poso mengalami luka tembak namun digotong rekannya untuk kabur.
Mereka meloncat ke jurang untuk menyelamatkan diri.
"Yang 5 orang lari menyebar. Sedang kami laksanakan pengepungan dan pengejaran," ujarnya.
Ruang Gerak MIT di Sulteng Makin Sempit

Sudah dua bulan lebih sejak peristiwa memilukan di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, terjadi.
Pada 27 November 2020 lalu, kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora melakukan pembunuhan terhadap warga setempat.
Kelompok itu, saat ini tersisa 11 orang.
Ruang gerak mereka pun kian dipersempit oleh Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya (nama baru Operasi Tinombala).
Satgas terus melakukan pengejaran terhadap kelompok yang masuk daftar pencarian orang (DPO) itu.
Terdesak dan kelaparan
Menurut Komandan Korem (Danrem) 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf, kelompok MIT sudah terdesak. Mereka pun mulai kekurangan logistik.
"Sebenarnya DPO ini sudah dalam kondisi terdesak. Mereka juga kelaparan. Semua perlengkapan berhasil kita amankan dua minggu lalu di Tauca, Poso Pesisir Selatan. Jadi mereka sekarang sangat kekurangan logistik dan perlengkapan," jelasnya saat dihubungi Kompas.com lewat pesan WhatsApp, Jumat (19/2/2021).
Ia membeberkan pasukan gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia ( Polri) sempat menyergap mereka.
Akan tetapi mereka melarikan diri.
“Kelompok ini sempat disergap oleh pasukan TNI Polri, tapi berhasil melarikan diri. Mereka disergap saat sedang beristirahat di salah satu kebun masyarakat yang tidak jauh dari permukiman penduduk. Sejumlah barang diamankan dari penyergapan itu berupa ransel, pakaian, makanan, perlengkapan tidur, solar cell, peluru, dan lain-lain," ujar Farid.
Alami kesulitan

Ia mengakui dalam operasi ini Satgas Madago Raya mengalami kesulitan lantaran luasnya medan operasi.
Tim melakukan pencarian di Poso, Parigi Moutong, Donggala, dan Palu.
Di sisi lain, kelompok Mujahidin Indonesia Timur mengenal medan tersebut, sehingga membantu mereka untuk bersembunyi.
“Tapi, kita punya taktik untuk bisa menemukan dan menyergap mereka, tinggal tunggu waktu saja," ucapnya.(*)