Bahaya Stigma COVID-19 Bagi Masyarakat, Kenali Penyebab dan Cara Mengahapi
Stigma COVID-19 Kenapa Ada dan Bagaimana Hadapinya? Pemerintah menyarankan untuk saling mendukung dan tidak mengasingkan
TRIBUNPALU.COM - Stigma pada penyakit COVID-19 dan penderitanya membuat situasi penanganan pandemi COVID-19 lebih kompleks.
Keberadaan stigma ini mengakibatkan munculnya perilaku diskriminatif.
Stigma Diri adalah perasaan negatif bahwa diri sendiri tidak berharga, merasa putus asa, atau tercemar ketika divonis atau positif.
Sedangkan Stigma Publik adalah pandangan negatif bahwa penderita COVID-19 sangat menular, dan berbahaya sehingga muncul perilaku diskriminatif.
Seperti: pengusiran atau pengucilan di masyarakat kepada penderita COVID-19 ataupun tenaga kesehatan.
Dilansir dari laman covid19.go.id, pemerintah menyarankan masyarakat untuk lawan stigma COVID-19.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Dunia Pendidikan, Pemkot Palu Target Belajar Tatap Muka Segera Terealisasi
Stigma ini muncul karena :
1. Penyakit ini relatif baru dan masih banyak yang belum diketahui
2. Sering kali merasa takut dengan hal-hal yang tidak kita ketahui
3. Sangat mudah untuk mengaitkan ketakutan itu dengan hal lain.
Cara yang dapat dilakukan dimulai dari membekali diri dengan informasi yang akurat.
Bekali diri dengan informasi yang akurat.
Mengenali sumber informasi terpercaya untuk hindari kesalahpahaman, gosip, dan informasi keliru yang sebabkan stigma dan diskriminasi.
Tujukan untuk menumbuhkan rasa peduli dan semangat gotong royong.
Gunakan bahasa yang menunjukkan rasa simpati dan empati untuk semua yang berjuang menghadapi berbagai situasi karena pandemi COVID-19 ini.
Stigma COVID-19 ini akan menimbulkan dampak yang banyak bagi masyarakat.
Tidak jarang ada yang kemudian menyembunyikan kondisi kesehatannya.
Menghalangi orang untuk dapat mencari layanan kesehatan ataupun ditangani secara cepat.
Membuat orang enggan memberikan bantuan.
Bahkan, dapat mengasingkan pasien atau keluarga ataupun tenaga kesehatan.
(TribunPalu.com/DindaNalifa)