73 Persen Repsonden Survei Mau Divaksin Jika Prabowo Divaksin, Rocky Gerung: Tidak Perlu Pembuktian

Pengamat politik Rocky Gerung angkat bicara terkait hasil survei Lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

Kompas.com/Andreas Lukas Altobeli
Prabowo Subianto 

TRIBUNPALU.COM - Pengamat politik Rocky Gerung angkat bicara terkait hasil survei Lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

Dalam rilis hasil survei tersebut, disebutkan 73 persen responden mau divaksin jika Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto divaksin.

Rocky Gerung mempertanyakan alasan dibuatnya survei tersebut yang menurutnya telah menjadi khas di Indonesia.

Ia mengatakan survei seperti itu justru memperlihatkan tidak ada lagi peralatan yang dapat digunakan untuk mengukur elektabilitas.

"Ini khas Indonesia tiba-tiba ingin tau efek dari vaksin terhadap Popularitas atau bahkan elektabilitas. Jadi kelihatan sudah tidak ada peralatan untuk mengukur elektabilitas seseorang tinggal soal vaksin," kata Rocky Gerung dilansir dari chanel YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (30/3/2021).

Baca juga: Atribut FPI Ditemukan di Rumah Jaringan Teroris, BNPT: Jadi Fakta Empiris Beberapa Anggota Terlibat

Baca juga: Tiga Orang Terpental ke Sawah dari Mobil Bak saat Ledakan Kilang Minyak, Belum Ada Informasi Lanjut

Baca juga: Kebakaran Kilang Minyak Pertamina Indramayu Disebut Karena Sambaran Petir, Ini Analisis BMKG

Lebih lanjut, Rocky mengatakan seharusnya survei tersebut bisa diambil dengan menanyakan langsung apakah responden lebih percaya Prabowo atau Jokowi soal vaksinasi.

"Jadi vaksin atau tidak, sebetulnya tidak perlu pembuktian tinggal tanya saja kalau prabowo divaksin anda lebih percaya prabowo atau kalau Jokowi di vaksin lebih percaya Presiden Jokowi," katanya.

Sebelumnya hasil survei menunjukkan bahwa sosok Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan dokter mampu meningkatkan kesediaan masyarakat untuk menerima vaksinasi.

Survei menyebutkan, 73 persen responden bersedia divaksin jika mengetahui Prabowo telah disuntik vaksin.

"Jika tahu Prabowo Subianto sudah divaksin, ada 73,3 persen yang pasti mau divaksin, 20,8 persen tidak pasti mau divaksin, dan 5,9 persen tidak menjawab," kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani melalui keterangan tertulis.

Sementara itu, ada 73,6 persen masyarakat yang mengaku mau divaksin jika mengetahui dokter sudah divaksin.

Lalu, 20,2 persen mengaku tidak pasti mau divaksin, dan 6,3 persen tidak menjawab.

Hasil survei juga menunjukkan bahwa sosok Presiden Joko Widodo tak terlalu kuat dalam mempengaruhi kesediaan warga untuk divaksin.

Jika tahu Jokowi sudah divaksin, sebanyak 66,4 persen warga mau divaksin, 23,4 persen tidak pasti mau divaksin, dan 10,2 persen tidak menjawab.

Kemudian, jika tahu ketua partai yang didukung sudah divaksin, sebanyak 53,1 persen warga pasti mau divaksin, 36,4 persen tidak pasti mau divaksin, dan 10,5 persen tidak menjawab.

Lalu, jika tahu tokoh agama sudah divaksin, ada 60,2 persen warga yang pasti mau divaksin, 27,8 persen tidak pasti mau divaksin, dan 12 persen tidak menjawab.

"Jika tahu tokoh adat atau suku sudah divaksin, ada 65,1 persen yang pasti mau divaksin, 25,5 persen tidak pasti mau divaksin, dan 9,4 persen tidak menjawab," ujar Deni.

Kendati demikian, kata Deni, survei menunjukkan bahwa kesediaan melakukan vaksinasi di kalangan pemilih Prabowo pada Pilpres 2019 hanya 46 persen, atau jauh di bawah pemilih Jokowi sebesar 71 persen.

Namun, begitu dikatakan bahwa Prabowo sudah divaksin, persentase pemilih Prabowo yang mau divaksin meningkat dari 46 persen menjadi 67 persen.

Menurut Deni, temuan ini bisa dimanfaatkan pemerintah dalam meningkatkan kesediaan masyarakat untuk vaksinasi.

Apalagi, survei SMRC beberapa waktu lalu menemukan bahwa hanya 61 persen warga yang bersedia divaksin.

“Data ini menunjukkan pemerintah perlu menampilkan dokter dan Prabowo sebagai tokoh yang sudah divaksin agar tingkat kesediaan masyarakat bisa meningkat,” kata Deni.

Adapun survei eksperimen berskala nasional ini digelar pada 23-26 Maret 2021 dengan melibatkan 1.401 responden yang dipilih secara acak.

Desain eksperimen diterapkan dengan membagi sampel ke dalam 7 kelompok secara acak (1 kelompok kontrol dan 6 kelompok treatment) dan setiap kelompok mendapat satu pertanyaan yang berbeda dengan kelompok lainnya.

Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon.(*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Survei: 73 Persen Responden Mau Disuntik Vaksin jika Prabowo Sudah Divaksin

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved