Palu Hari Ini
Hari Ini, Sekolah di Palu Simulasi Jelang Pembelajaran Tatap Muka di Masa Pandemi Covid-19
Disdikbud Kota Palu terus mendorong sekolah-sekolah segera melakukan simulasi sebelum proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dimulai.
“Jika selama ini satu kelas hanya 36 siswa, maka jika sekolah dibuka hanya 13 siswa tiap rombel.” kata Nadiem dalam sesi pengumuman Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 secara daring dari Jakarta, Selasa (30/3/2021), pukul 12.30 WITA.
Selain Nadiem hadir juga Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Prof Dr Muhajir Effendi, Wakil Menteri Agama Zainal Tauhid, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Kepala BNPP Mayjen TNI Doni Munardo, dan Satgas Penanggulangan Covid-19.
Dikemukakan juga, belajar tatap muka belum mengizinkan kantin sekolah dibuka.
“Tak ada ekstra-kurikuler, olahraga, dan semua aktivitas yang berkerumun,.”
Pembatasan jarak di sekolah ini, akan dievaluasi selama dua bulan.
Baca juga: Eks Jubir FPI Tuding Aksi Terorisme di Makassar dan Mabes Polri Dirancang untuk Rugikan Umat Islam
Baca juga: Partai Demokrat Pimpinan AHY Siap Terima dan Bantu Moeldoko Jika Ingin Maju di Pilkada DKI Jakarta
Baca juga: Grand Opening Toko Fashion Wanita di Palu, Tawarkan Diskon Hingga 20 Persen
Menteri Nadiem menyebutkan, pembelajaran tatap muka dijadwalkan Juli 2021 mendatang.
Penerapan harus sesuai protokol kesehatan ketat.
“Juli 2021 itu hanya aspirasi dari pemerintah pusat. Daerah dan sekolah yang sudah buka saat ini silakan dilanjutkan Kalau zonasi wilayahnya sudah hijau, lanjutkan, mulai sekarang..”
Tahapan kembali belajar di sekolah dijadwalkan Juli 2021.
Ini bersamaan awal tahun ajaran baru reguler di seluruh negeri.
“Kita mulai setelah semua tenaga pendidik dan peserta didik divaksin, lebih dulu,” ujarnya.
Vaksin untuk murid PAUD, TKU, SD siswa SMP, SMA, madrasah, pesantren dan perguruan tinggi, dimulai Mei 2021 hingga Juni 2021.
Indonesia, kata dia, adalah salah satu dari empat negara di kawasan timur Asia dan Pasifik yang belum menerapkan pembelajaran tatap muka penuh di masa pandemi.
Sekitar 85% negara di kawasan ini atau 23 negara lainnya sudah memberlakukan, anara lain Laos, Vietnam, Kamboja dan RRT.
“Jika pembelajaran tatap muka tak segera kita berlakukan, maka kita akan kehilangan satu generasi. Ini hasil survei dan penelitian Bank Dunia, WHO, Unicef dan banyak lembaga lain,”
Dalam penjelasannya, secara spesifik, Nadiem menyitir hasil penelitian World Bank; “Diperkirakan bahwa penutupan sekolah di seluruh dunia dapat mengakibatkan hilangnya pendapatan seumur hidup dari generasi yang saat ini berada di usia sekolah sebesar paling tidak 10 triliun US dolar.”