Banjir Bandang NTT

41 Orang Meninggal Dunia Akibat Banjir Bandang di NTT, Warga Kini Menjerit Kelaparan

Hingga saat ini dilaporkan 41 orang meninggal dunia akibat bencanaalam  banjir bandang yang melanda Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur.

Handover
Bencana banjir bandang di Waiwerang Pulau Adonara, Floers Timur - NTT 

TRIBUNPALU.COM - Hingga saat ini dilaporkan 41 orang meninggal dunia akibat bencanaalam  banjir bandang yang melanda Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kondisi warga kini sangat miris, mereka menjerit kelaparan.

Warga tidak sempat menyelamatkan kebutuhan makanan ketikan banjir menerjang, Minggu (4/4/2021) dini hari.

Selain menderita kelaparan, sebagian besar kondisi korban menggigil kedinginan akibat hanya mengenakan satu-satunya baju yang melekat di badang.

Banjir bandang yang terjadi sekitar pukul 01.00 dinihari di saat orang tertidur dan pastinya tidak ada persiapan sama sekali.

Baca juga: Kapolri Klaim Ibadah Paskah Aman dan 60 Terduga Teroris Ditangkap Sejak Bom Bunuh Diri di Makassar

Baca juga: Menang Lawan Brighton, MU Kantongi 25 Poin dari Hasil Membalikan Kedudukan

Baca juga: Kubu Moeldoko Tiba-tiba Dukung AHY untuk Maju Pilgub DKI, Pengamat: Bagian dari Cuci Tangan

Banjir bandang terjadi akibat luapan sungai dari wilayah perbukitan di sekitar Desa Horowura dan Hoko Horowura, Kecamatan Adonara Tengah.

Kini warga mengungsi di sejumlah titik fasilitas umum di wilayah itu sedang membutuhkan bantuan.

Korban meninggal dunia dalam bencana banjir bandang hingga kini mencapai 41 orang dan 27 orang belum ditemukan.

"Semua warga hanya pakai pakaian di badan, makanan juga belum ada. Mohon bantuannya," ujar sumber Pos Kupang yang berada di lokasi.

Sementara Camat Adonara Timur, Damianus Lamawuran mengungkapkan kondisi di tempat pengungsian sangat memprihatinkan.

“Saya lagi di lokasi. Kondisi di lapangan sangat memprihatinkan. Kami membutuhkan bantuan tenda, makanan, pakaian tenaga medis dan obat-obatan serta logistik lainnya.

Untuk nyebrang ke Puskesmas Waiwerang, kita kesulitan karena jembatan putus," ujar Camat Adonara Timur, Damianus Lamawuran kepada wartawan, Minggu 4 April 2021.

Ia mengatakan, pihaknya kini sedang mendata anggota masyarakat yang menjadi korban baik itu meninggal dunia atau luka-luka serta berapa banyak warga yang belum ditemukan.

Informasi yang dihimpun, ratusan warga yang rumahnya berada di bantaran sungai Rian Muko mengungsi sementara di gedung sekolah 1 MAN Waiwerang.

Sementara posko darurat untuk menampung warga Desa Lamanele, berada di Desa Lama Laka, Kecamatan Ile Boleng.

Untuk diketahui, banjir bandang dan tanah longsor menerjang sejumlah wilayah di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu 4 April 2021 dini hari.

Baca juga: Absen di 2 Laga, Pelatih PSM Makassar Berharap Patrich Wanggai Sudah Bisa Dimainkan Lagi di 8 Besar

Baca juga: Daftar Harga Hp Xiaomi Terbaru April 2021: Redmi Phones, Mi, Hingga Poco

Lokasi terparah badai ini yakni, di Desa Lamanele, Kecamatan Adonara Timur, Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur dan Desa Oyang Barang, Kecamatan Wotan Ulumado.

Di tiga wilayah ini, dilaporkan sementara ada korban jiwa.

Desa Lamanele 31 orang meninggal dunia, Desa Waiburak, 2 orang hilang, 1 meninggal dunia.

Sedangkan di Desa Oyang Barang, Kecamatan Wotan Ulumado, 3 orang hilang.

Kerugian materil sementara dalam badai di hari Paskah ini, puluhan rumah warga tertimbun lumpur di Desa Lamanele, Kecamatan Ile Boleng, pemukiman warga sekitar hanyut terbawa banjir dan ratusan rumah warga rusak serta jembatan putus di Desa Waiburak putus.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Kondisi Memprihatinkan Korban Banjir Bandang NTT Menjerit Kelaparan

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved