Sulteng Hari Ini

Bandara Palu Uji Coba Penggunaan GeNose C19: Cara Baru Deteksi Covid-19 Melalui Hembusan Nafas

Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu mulai uji coba alat pendeteksi Covid-19 melalui udara embusan nafas GeNose C19, Jumat (9/4/2021) pagi.

Editor: Haqir Muhakir
TRIBUNPALU.COM/MOH SALAM
Petugas kesehatan Bandara sedang melakukan kalibrasi alat GeNose C19 dalam tahap uji coba di Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu, Jumat (9/4/2021) pagi. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Moh Salam

TRIBUNPALU.COM, PALU - Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu mulai uji coba Alat Pendeteksi Covid-19 melalui udara embusan nafas GeNose C19, Jumat (9/4/2021) pagi.

Uji coba itu rencananya akan berlangsung selama 10 hari ke depan.

Uji coba itu pun masih dilakukan secara terbatas, yakni dalam sehari hanya melayani 10 pelaku perjalanan atau penumpang pesawat.

GeNose C19 meruapakan alat pendeteksi Covid-19 buatan tim ahli Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Inikan masih dalam tahap uji coba, jadi dalam sehari hanya melayani 10 orang saja menggunakan layanan GeNose ini," ungkap Penanggung jawab pelayanan GeNose dan Rapid Antigen Bandar Udara Mutiara Sis Aljufrie, Meisel Adelin, Jumat siang.

Baca juga: Pria Tewas Dianiaya Ayah Kekasihnya, Diduga Tak Mau Bertanggung Jawab setelah Hamili sang Pacar

Baca juga: Mengenal Desa Tolambo di Poso, Tempat Bocah 3 Tahun Hilang Misterius

Meisel Adelin menjelaskan, penggunaan alat deteksi GeNose C19 masih dilakukan secara terbatas disebabkan alatnya sangat sensitif dengan aroma dan bau tajam.

"Alatnya ini sangat sensitif dengan aroma dan bau tajam seperti rokok, kopi, pete, dan durian," jelasnya.

Pun demikian selama uji coba tersebut, akan terus dilakukan evaluasi dalam efektivitas penggunaan alat GeNose  C19

"Nanti setelah uji coba ini akan kami evaluasi kembali," sebut Meisel.

Informasi diterima TribunPalu.com, Pelayanan GeNose di Bandar Udara Mutiara Sis Aljufri sudah mulai dibuka namun masih dalam tahap uji coba.

Uji coba GeNose akan berlangsung selama 10 hari, mulai 9 April hingga 18 April 2021 mendatang.

Baca juga: Manakah yang Lebih Dahulu Dikerjakan, Salat Witir atau Salat Tahajud? Ini Penjelasannya

Baca juga: Pro Kontra Doa dari Semua Agama, Yaqut Cholil: Orang Disuruh Doa Kok Ribut

Sebelumnya Otoritas Bandara melalui Humas Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu Nikma, Rabu (30/3/2021) lalu, mengkonfirmasikan pihaknya telah siap menerapkan alat pendeteksi virus penyerang organ pernafasan yang mematikan ini.

Hanya saja mereka masih menunggu peralatannya dari Jakarta.

"Untuk GeNose masih on proses, sekarang masih sementara dipersiapkan," ungkap Nikma Rabu (31/3/2021) pagi.

GeNose C19 merupakan alat pendeteksi COVID-19 buatan peneliti dan inventor dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

GeNose merupakan inovasi pertama di Indonesia untuk pendeteksian COVID-19 melalui hembusan nafas.

Pendeteksian tersebut terhubung langsung dengan sistem cloud computing guna mendapatkan hasil diagnosis secara real time.

Tes GeNose juga akan digunakan di transportasi laut. Rencananya alat ini digunakan di Pelabuhan Tanjung Priok akhir pekan nanti secara acak atau random.

Kementerian Perhubungan Indonesia resmi mengizinkan alat tes GeNose dipakai penumpang pesawat, sebagai pengganti Rapid Test PCR, dan Swab AntiGen, mulai Kamis (1/4/2021).

Baca juga: Dengar Cerita Malam Pertama Desiree Tarigan dengan Hotma Sitompul, Hotman Paris: Saya Hampir Nangis

Baca juga: Kisah Polwan Cantik Korban Pelakor: Sudah Maafkan 10 Kali, Malah Dicekik dan Milih Janda Hamil

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menuturkan, penerapan GeNose di simpul-simpul transportasi diperlukan agar masyarakat mendapatkan akses alat pendeteksi (screening) Covid-19 yang lebih terjangkau, sehingga dapat mengurangi potensi penularan saat menggunakan transportasi umum.

Jika rapid Antigen, calon penumpang mesti mengeluarkan Rp250 ribu dan PCR sekitar Rp700 ribu hingga Rp 1 juta, maka dengan GeNose C19 cukup membayar Rp 15 ribu.

Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM Hargo Utomo dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, Senin (31/8/2020).

"Electronic Nose ini adalah alat deteksi cepat untuk Covid-19 dari embusan nafas," kata Hargo.

Dia menjelaskan, GeNose sudah masuk dalam tahap validasi.

"GeNose telah melalui tahap validasi terhadap 600 sampel dengan data secara empiris sampai tingkat akurasi mencapai 97 persen kira-kira. Lalu berikutnya uji diagnostik, diharapkan segera masuk uji klinis dan mudah-mudahan kalau diakselerasi dan nggak ada kendala mudah-mudahan Oktober atau November bisa dipakai," jelas Hargo.

Hargo menjelaskan, alat ini untuk mendeteksi awal Covid-19. Bahkan, bisa digunakan untuk mitigasi.

"GeNose merupakan inovasi yang harapannya sebagai sensor untuk mendeteksi Covid ini, bisa mereduksi kepentingan banyak untuk mendeteksi awal Covid. Dan juga untuk mitigasi risiko pasca Covid," ungkap Hargo.

Diharapkan, dengan GeNose, bisa menghemat pengeluaran negara, khususnya dalam mendeteksi Covid-19. Bahkan, waktunya terbilang cepat.

Karenanya, dia berharap pemerintah mendukung alat ini.

"Jadi dalam tempo kurang dari 5 menit seseorang bisa terdeteksi apakah positif atau negatif sehingga dengan begitu ditangani dengan cara lebih baik," tutup Hargo. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved