Detik-detik Menanti Update KRI Nanggala-40, Diperkirakan Batas Oksigen Hanya Sampai Pukul 03.00 WIB
tantangan terbesar dari proses pencarian ini adalah kawasan yang tidak mudah dijangkau oleh kapal-kapal pencari.
Jika nantinya ada rencana pengadaan alutsista baru, ia menyarankan agar pemerintah juga memikirkan pengadaan fasilitas penyelamatan bawah laut.
"Tentu saja kehadiran kapal selam perlu didukung penanganan kedaruratannya," jelas dia.
Tak hanya itu, pemerintah juga harus diingatkan soal mempertimbangkan porsi anggaran yang lebih proporsional dan disiplin pada prioritas.
"Kalau kita bicara alutsista kan harus proporsional antara pengadaannya, pemeliharaannya, termasuk juga bagaimana perawatan dan pemeliharaan personelnya," tutup dia.
Baca juga: KRI Rigel Bukan Kapal Biasa, Kecanggihannya Diharapkan Bisa Temukan KRI Nanggala Beserta Para Awak
Analisis Pakar Laut ITS
Pakar Kelautan ITS
✓ BPPT: Ada kemungkinan kapal selam KRI Nanggala-402 terbawa arus ke arah timur. Ke perairan yang lebih dalam.
✓ Jika sudah 300 meter strukturnya mulai berbunyi dan kollaps. Tangki rusak semua minyak keluar.
✓ Tantangan terbesar, kawasan yang tidak mudah dijangkau oleh kapal-kapal pencari.
✓ Keterbatasan perangkat atau sarana penyelamatan bawah air juga menjadi hambatan dalam proses pencarian.
.
"Jika lebih dari kedalaman 300 meter di bawah permukaan air, maka tangki pemberatnya itu seperti diremas karena ada gaya hidrostatik dari air yang meremas kapal selam. Kalau sampai ada oli dan cairan minyak di permukaan air, ini Indikasi tangki pemberatnya rusak."
------Pakar Kelautan ITS, Wisnu Wardhana MSc., PhD------

Terkait musibah itu, Pakar Kelautan ITS Wisnu Wardhana MSc PhD menjelaskan, sistem komunikasi dalam kapal selam ada 2, yaitu saat kapal di permukaan dan kapal di bawah permukaan air.
Jika berada di permukaan air, sebagian badan kapal selam muncul di permukaan komunikasi lewat radar yang relatif lebih stabil.