Idul Fitri 2021

Kapan Waktu Diperbolehkannya Bertakbir di Hari Raya Idul Fitri? Berikut Penjelasan Ustaz Abdul Somad

Sebagai umat Muslim dianjurkan untuk melafazkan takbir saat menyambut Hari Raya Idul Fitri. Lalu kapan waktu pelafalan takbir yang tepat?

TRIBUN MEDAN/DEDY SINUHAJI
FOTO ILUSTRASI: Kegiatan malam gema takbir yang diselenggarakan mayarakat. Lalu kapan waktu yang tepat untuk melafazkan takbir? 

TRIBUNPALU.COM - Tak lama lagi, umat Muslim akan merayakan Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah.

Segala persiapan tentunya harus disiapkan mulai dari sekarang.

Tak hanya baju baru ataupun makanan yang lezat, pengetahuan terkait Idul Fitri pun juga harus diperhatikan.

Salah satunya ialah disunnahkannya bertakbir saat Hari Raya Idul Fitri.

Dalam suatu riwayat disebutkan:

كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الفِطْرِ فَيُكَبِّر حَتَّى يَأْتِيَ المُصَلَّى وَحَتَّى يَقْضِيَ الصَّلاَةَ فَإِذَا قَضَى الصَّلاَةَ قَطَعَ التَّكْبِيْر

Artinya: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar hendak salat pada hari raya Idul Fitri, lantas beliau bertakbir sampai di lapangan dan sampai salat hendak dilaksanakan. Ketika salat hendak dilaksanakan, beliau berhenti dari bertakbir,”

Baca juga: Awas Riba, Ini Hukum Tukar Uang Baru Jelang Lebaran Idul Fitri 2021 oleh UAS dan Buya Yahya

Baca juga: Cara Milenial Bersilaturahmi, Ini Sticker & Ucapan Lebaran Idul Fitri 2021 Bisa Kirim via Chat WA

Baca juga: Panduan Pelaksanaan Salat Idul Fitri 2021: Boleh Dilakukan di Lapangan untuk Zona Hijau & Kuning

FOTO ILUSTRASI: Pelaksanaan salat Idul Fitri sebelum adanya pandemi Covid-19 yang di gelar di tempat terbuka untuk umum.
FOTO ILUSTRASI: Pelaksanaan salat Idul Fitri sebelum adanya pandemi Covid-19 yang di gelar di tempat terbuka untuk umum. (TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA)

Dalam hadis tersebut,  dijelaskan Nabi Muhamamd SAW membaca kalimat takbir sampai menuju waktu pelaksanaan salat Idul Fitri.

Sehingga sebagai umat Muslim dianjurkan untuk melafazkan takbir saat menyambut Hari Raya Idul Fitri.

Lalu kapan waktu pelafalan takbir yang tepat?

Ustaz Abdul Somad menjawab hal itu dalam sebuah tayangan video yang diunggah di YouTube Ustaz Abdul Somad Official.

Pendakwah berusia 43 tahun itu mengatakan, terdapat dua pendapat ulama terkait waktu pelafazan takbir Idul Fitri.

"Untuk waktunya, terdapat dua pendapat ulama untuk start ," ujarnya dalam video tersebut.

Baca juga: Jelang Hari Raya Idul Fitri, Perlukah Mempersiapkan Baju Baru? Berikut Penjelasan Buya Yahya

Baca juga: Jadwal THR PNS/TNI/POLRI Cair, Dibayarkan Mulai 10 Hari Kerja Sebelum Hari Raya Idul Fitri 2021

Baca juga: Tuntunan Salat Idul Fitri di Rumah, Begini Bacaan Niat, Contoh Khotbah, hingga Amalan-amalan Sunah

Pendapat pertama, ulama mengatakan takbir bisa dilafazkan dimulai saat malam Idul Fitri.

Lebih lanjut Ustaz Abdul Somad menjelaskan, waktunya sekitar setelah salat Magrib di malam Idul Fitri.

Batasan umat Muslim dalam melafazkan takbir sampai pada saat khatib naik mimbar usai menjalankan salat Idul Fitri.

"Pendapat pertama saat malam Idul Fitri setelah salat magrib sampai khatib menaiki mimbar," sambungnya.

Kemudian pendapat yang kedua, saat pagi hari menuju ke tempat penyelenggaraan salat Idul Fitri.

Batasannya tetap sama, hingga khatib naik ke mimbar.

Baca juga: Tuntunan Salat Idul Fitri di Rumah, Begini Bacaan Niat, Contoh Khotbah, hingga Amalan-amalan Sunah

Baca juga: Cocok untuk Menu Hari Raya Idul Fitri, Berikut Resep Lontong Daun dan 4 Hal yang Harus Dihindari

Baca juga: Resep Sajian Menu Tradisional Hari Raya Idul Fitri, Kue Lumpur Tape hingga Bubur Kurmna Biji Salak

"Kedua, saat pagi menuju tempat salat Id, sampai khatib naik ke atas mimbar," tandas Ustaz Abdul Somad.

Setelah salat Idul Fitri selesai, maka takbir tak boleh dilafazkan lagi.

Berbeda dengan Hari Raya Idul Adha yang masih diperbolehkan bertakbir usai pelaksanaan salat Id.

Lebih lanjut, Ustaz Abdul Somad menerangkan tentang anjuran untuk bertakbir saat Hari Raya Idul Fitri.

Hal itu tertuang dalam QS. Al Baqoroh ayat 185.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Artinya: "Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang ba-til).

Karena itu, barang siapa di antara kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu; dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya, pada hari-hari yang lain.

Allah menghendaki kemudahan bagi kalian, dan tidak menghendaki kesukaran bagi kalian.

Hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, supaya kalian bersyukur". (QS. Al Baqarah: 185).

Gerakan salat diawali dengan berdiri tegak kemudian dilanjutkan takbiratul ihram, di mana gerakan ketika berdiri sambil mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga, lalu melipat tangan di depan perut atau dada bagian bawah.
Gerakan salat diawali dengan berdiri tegak kemudian dilanjutkan takbiratul ihram, di mana gerakan ketika berdiri sambil mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga, lalu melipat tangan di depan perut atau dada bagian bawah. (sunni.co.id)

Baca juga: Tips Membuat Peyek Renyah Sajian Pelengkap saat Lebaran Idul Fitri, Cukup Ikuti Resep Ini

Baca juga: Resep Membuat Kue Nastar yang Kerap Ditemui saat Lebaran Idul Fitri, Ternyata Makanan Khas Belanda

Baca juga: Pemerintah Pastikan Karyawan Dapat THR Idul Fitri, Pengusaha yang Telat Bayar Bakal Kena Denda

Berdasarkan ayat tersebut, Ustaz Abdul Somad menjelaskan terdapat tiga cara untuk bisa digolongkan menjadi hamba Allah SWT yang bersyukur.

Pertama ialah dengan menetapkan jumlah puasa Ramadhan, kedua berpuasa dan terakhir dengan bertakbir.

"Dengan tiga hal itu berpuasa, menentukan jumlah 29 atau 30 lalu bertakbir kepada Allah maka akan tergolong orang-orang yang bersyukur," pungkasnya.

(TribunPalu.com/Hakim)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved