Sulteng Hari Ini
Pemerintah Sulteng Sebut Kekerasan pada Perempuan Meningkat Dua Kali Lipat di Masa Pandemi
Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan di meningkat 34,7 persen atau dua kali lipat sejak masa Pandemi Covid-19.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat
TRIBUNPALU.COM, PALU - Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan di meningkat 34,7 persen atau dua kali lipat sejak masa Pandemi Covid-19.
Data simponi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menunjukkan, terdapat perbedaan cukup signifikan sebelum pandemi (1 Januari - 28 Februari 2020) dan setelah pandemi (29 Februari - 31 Desember 2020).
Kementerian PPPA mencatat, terdapat 1.913 kasus kekerasan terhadap perempuan sebelum pandemi.
Kemudian, saat pandemi terjadi peningkatan sebanyak lima kali menjadi lebih dari 5.500 kasus.
Sementara data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Sulawesi Tengah, kekerasan terhadap perempuan naik menjadi 174 temuan dibanding sebelum pandemi sebanyak 67 kasus.
"Sejak awal Covid-19 di Sulawesi Tengah, ada 67 kasus kekerasan terhadap perempuan pada akhir Maret 2021. Angka ini meningkat di bulan Juni 2020 menjadi 174 kasus," ungkap Kepala DP3A Sulawesi Tengah Ihsan Basir, Senin (17/5/2021) siang.
Baca juga: Satpol PP Palu Pantau Pusat Keramaian, Kasat: Sanksi Denda Mulai Diberlakukan
Baca juga: Bangunan SMPN 4 Palu Nyaris Terbakar Pascalibur Lebaran, Polisi dan Damkar Bersiaga di Lokasi
Baca juga: Terkuak Rahasia Dibalik Roket Hamas, Bantuan Pihak Luar Hancurkan Beberapa Titik Kota di Israel
Berdasarkan simponi milik DP3A Sulawesi Tengah, kata Ihsan, pelaku kekerasan terhadap perempuan kebanyakan adalah laki-laki.
Pihaknya menduga pandemi Covid-19 menjadi penyebab kasus kekerasan perempuan di Sulawesi Tengah meningkat di tahun 2020.
"Kami belum melakukan riset terkait masalah ini. Tapi dari diskusi internal, pandemi memang membuat intensitas pertemuan keluarga di rumah cukup tinggi. Kemudian, faktor ekonomi karena banyak orang kehilangan lapangan pekerjaan. Faktor-faktor ini mungkin menjadi pemicu terjadinya kekerasan," ungkap Ihsan. (*)