Dampak Buruk Kesehatan saat Terlalu Lama Menatap Layar Komputer dan Handphone, Simak Penjelasannya

Apabila terpapar layar baik komputer maupun handphone terlalu lama akan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.

forbes.com
Ilustrasi kerusakan pada mata akibat terlalu lama menatap layar komputer 

TRIBUNPALU.COM - Layar komputer dan handphone kerap kali memiliki dampak buruk bagi kesehatan manusia.

Terlebih jika menggunakannya dalam waktu yang cukup lama.

Diketahui bersama, selama pandemi Covid-19 memang seluruh kegiatan dilakukan dari rumah dengan memanfaatkan teknologi, terutama komputer dan handphone.

Namun bukan berarti Anda tidak memperhatikan kesehatan diri Anda saat menggunakannya.

Lalu dampak apa saja yang akan diterima tubuh saat terlalu lama menatap layar komputer dan handphone?

Berikut informasi yang TribunPalu berikan, yang dilansir dari beberapa sumber. 

Baca juga: Apa Itu Toner? Cari Tau Manfaat, Cara Menggunakan hingga Rekomendasi Toner Sesuai Kulit Wajah

Baca juga: Tips Kecantikan: Kenali Ciri-ciri Kulit Wajah Berminyak dan Cara Mengatasinya

FOTO ILUSTRASI: Menatap layar komputer terlalu lama.
FOTO ILUSTRASI: Menatap layar komputer terlalu lama. ((TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN))

Dampak Bagi Kesehatan Mata

Selain menguras fikiran dan psikis manusia, ternyata menatap layar pnsel atau komputer secara berlebihan bisa menyebabkan kerusakan mata.

Dilansir dari laman Forbes dengan artikelnya yang berjudul "The 20-20-20 Rule Offsets Screen Fatigue And Improves Job Productivity", disebutkan terdapat gangguan mata Computer Vision Syndrome (CVS).

Ini merupakan kondisi kesehatan mata seseorang yang mengalami satu atau lebih gejala kerusakan akibat bekerja terlalu lama melalui layar komputer.

Tak hanya sakit mata, CVS juga menimbulkan rasa sakit bagian kepala, ketegangan penglihatan, mata berair, mata merah dan kaburnya pandangan.

Dalam artikel itu disebutkan jika seorang anak yang menggunakan komputer lebih dari 2 jam per hari, maka gejala CVS akan jauh lebih rentan.

Untuk mengatasinya CVS, maka penggunaan filter radiasi pada layar sangat dianjurkan.

Bahkan sebuah penelitian yang dilakukan untuk menguji sindrom ini, 90 persen mahasiswa di Malaysia mengalami gejala serupa.

Baca juga: Yakin Anak Dihinggapi Dunia Lain, Orangtua Simpan Mayat Bocah Hingga Tersisa Tulang dan Kulit

Baca juga: Bagaimana Cara Mengatasi Kulit Wajah Berminyak? Simak Tips Berikut

Untuk mengatasinya, maka harus melakukan aturan 20-20-20.

Ahli Optometri asal London, Nadeem Rob mengatakan jika aturan ini bisa mencegah 'screen fatigue', yaitu gangguan kelelahan pada mata akitab terlalu lama menatap layar.

Aturan ini menganjurkan setiap 20 menit menatap layar, maka harus beristirahat selama 20 detik dengan melihat objek berjarak 20 kaki atau sekitar 6 meter.

Dikutip dari Kompas.com, berikut adalah kiat-kiat untuk melakukan aturan 20-20-20:

  1. Konsultasikan mata secara rutin untuk memperbarui kondisi kesehatan mata Anda
  2. Gunakan cairan tetes mata untuk mengurangi beberapa efek CVS
  3. Pastikan teks komputer Anda cukup besar sehingga Anda tidak perlu menyipitkan mata untuk mencegah ketegangan mata
  4. Atur kecerahan pada layar, yang membuat Anda cukup nyaman untuk membaca teks
  5. Cegah kilap monitor dari lampu di atas kepala atau jendela terdekat dengan filter layar anti-silau untuk melindungi mata Anda
  6. Ingatlah untuk sering berkedip untuk mencegah mata kering dan mendorong produksi air mata

Baca juga: Tips Puasa Ramadhan 2021 - Kulit Kering Saat Berpuasa? Ini 7 Tips Untuk Mengatasinya

Baca juga: Cara Cek Kesehatan Kulit Kepala, Kenali 5 Penyebab Gatal: Ternyata Bukan Cuma karena Ketombe

Ilustrasi kerusakan pada mata akibat terlalu lama menatap layar komputer
Ilustrasi kerusakan pada mata akibat terlalu lama menatap layar komputer (forbes.com)

Dampak Bagi Kesehatan Mental

Mengutip laman Kompas.com, seorang profesor yang berasal dari Insead Perancis, Gianpiero Petriglieri dan profesor dari Clemson University, Marssia Shuffler mengemukakan hasil analisanya.

Mereka mengatakan jika penyebab kelelahan saat melakukan pertemuan video berbasis video call adalah kefokusan seseorang saat melakukan obrolan via online.

Maka seseorang memerlukan tenaga ekstra untuk memproses pesan-pesan non-verbal seperti ekspresi wajah, gestur, nada bicara dan intonasi suara.

Petriglieri mengatakan jika pikiran orang akan bersatu, namun pada kenyataannya tidak seperti itu.

Justru ia malah mengatakan terdapat pertentangan dalam perasaan manusia saat mengikuti kegiatan belajar ataupun bekerja via online.

Baca juga: 4 Indikator yang Bisa Jadi Cara Cek Kesehatan Kulit, Mulai dari Hidrasi hingga Melihat Teksturnya

Baca juga: Peneliti Sebut 8 Ruam Kulit Bisa Jadi Pertanda Gelaja Virus Corona, Ini Cara Cek Jenis Ruamnya

"Pikiran kita bersatu, namun ketika tubuh kita merasa, sebetulnya tidak. Disonansi itu yang menyebabkan orang memiliki perasaan yang saling bertentangan, dan melelahkan. Anda tidak bisa santai dalam percakapan secara alami," ujarnya.

Ternyata dalam analisis tersebut, keheningan yang dirasakan seseorang saat melakukan video call ini menjadi alasan mata lelah berikutnya.

Tak hanya itu, saat video call, perasaan cemas juga akan menghantui seseorang terkait dengan teknologi yang dimilikinya.

Dalam studi penelitian yang dilakukan oleh seorang akademisi Jerman menunjukkan, jika penundaan telepon atau konferensi akan membentuk pandangan seseorang terkait omongan negatif orang lain.

Sementara itu Shuffler mengatakan, faktor tambahan yang membuat video call menguras energi karena seseorang secara fisik berada di depan kamera, namun ia merasa sedang diawasi.

Hal inilah yang menyebabkan tekanan psikis dan penilaian sosial, misalnya akan mempengaruhi penampilan seseorang di depan umum.

Berdasarkan pemaparan Shuffler, beberapa orang akan mengalami ketegangan psikologi bahkan menimbulkan stres.

(TribunPalu.com/Hakim)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved