Sulteng Hari Ini
BKKBN Sulteng Cegah Stunting di Banggai dengan Posyandu Prakonsepsi Berbasis Aplikasi
BKKBN Sulteng Cegah Stunting di Banggai dengan Posyandu Prakonsepsi Berbasis Aplikasi
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Nur Saleha
TRIBUNPALU.COM, BANGGAI - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tengah cegah stunting di Kabupaten Banggai dengan Posyandu Prakonsepsi berbasis aplikasi Teknologi Informasi (TI).
Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Maria Ernawati mengatakan, Provinsi Sulawesi Tengah termasuk dalam 10 besar dengan prevalensi stunting tinggi.
"Prevalensi stunting di Sulawesi Tengah masih tinggi, yaitu 31,26 persen (Survei Status Gizi Balita Indonesia/SSGBI, 2019). Sebelumnya, 41 persen (Riskesdas, 2013) menjadi 32,5 persen (Riskesdas 2018). Sementara target nasional 14 persen pada tahun 2024," jelas Maria Ernawati, Selasa (25/5/2021) sore.

Menurtnya, stunting di Sulteng sebagai ancaman serius bagi generasi milenial.
Stunting dapat menggerogoti kualitas sumber daya manusia sebab dampak negatifnya akan dialami seseorang sejak anak-anak hingga usia lanjut.
"Perlu kerja keras dan kerja sama lintas sektor, termasuk lembaga non pemerintah untuk atasi stunting," katanya.
Baca juga: Pendaftaran CPNS dan PPPK Segera Dibuka, Cek Besaran Gaji dan Penjelasan BKD Sulteng
Baca juga: RDTR Kota Palu Disetujui Menteri ATR/BPN, Jadi Acuan Pembangunan Pasca Bencana Tahun 2018
Baca juga: Gantikan Doni Monardo, Letnan Jenderal Ganip Warsito Resmi Jadi Kepala BNPB
Maka dari itu, BKKBN Sulteng mengadakan kegiatan advokasi dan menghadirkan peserta lintas sektor dan narasumber.
Dalam giat itu narasumber utama yaitu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, Anang Otoluwa dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pembangunan Daerah Kabupaten Banggai Ramli Tongko.
"Salah satu langkah strategis dalam percepatan penurunan stunting di Sulteng dengan mengitegrasikan posyandu prakonsepsi dengan manajemen berbasis TI melaui aplikasi deteksi dini stunting," jelas Erna.
Anang dalam paparannya mengatakan, posyandu prakonsepsi adalah sebuah konsep pelayanan kesehatan kepada wanita dengan cara perbaikan gizi yang dimulai saat prakonsepsi alias sejak menjadi pengantin.
"Tujuannya untuk memastikan bahwa kondisi dan perilaku Ibu pada saat hamil yang menimbulkan risiko bagi ibu dan bayi dapat terdeteksi sejak awal kehamilan," paparnya.
Baca juga: Punya Masalah Bau Mulut? Begini Cara Mengatasinya, dari Asupan Makanan hingga Larangan Merokok
Baca juga: BKKBN Sulteng Canangkan Program Revolusi Mental Berbasis Keluarga
Tambah Anang menjelaskan, dengan mereposisi pelayanan posyandu yang sebelumnya fokus kepada Ibu hamil, maka yang terpenting adalah memberikan pendampingan.
Pendampingan diberikan kepada wanita prakonsepsi untuk meningkatkan asupan gizi calon Ibu dan Ibu hamil guna menekan penyebab kematian seorang Ibu.
"Program posyandu prakonsepsi melibatkan berbagai sektor mulai dari peran petugas puskesmas, bidan desa, kader posyandu, desa dan lurah, camat, hinggga kantor urusan agama turut berpartisipasi untuk keberhasilan program ini," tutup Anang. (*)