Pandemi Covid-19 Bisa Berubah Menjadi Endemi? Apa Itu Endemi? Ini Penjelasan Para Ahli

Pandemi Covid-19 yang kemungkinan berubah menjadi endemik akhir-akhir ini menjadi sorotan publik.

Editor: Imam Saputro
freepik
Pandemi Covid-19 Bisa Berubah Menjadi Endemi? Apa Itu Endemi? Ini Penjelasan Para Ahli 

TRIBUNPALU.COM - Pandemi Covid-19 yang kemungkinan berubah menjadi endemik akhir-akhir ini menjadi sorotan publik.

Sebelumnya, wacana ini memang kerap disebut oleh banyak peneliti di dunia, termasuk dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Terbaru, Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, meyakini virus corona atau Covid-19 tidak akan hilang, tetapi akan terus bersama manusia dan menjadi endemi.

Menurut Lee, Covid-19 akan terus beredar dalam populasi global selama bertahun-tahun mendatang.

Virus ini juga diprediksi menjadi 'wabah kecil' yang akan terus ada dari waktu ke waktu.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, YouTube Prime Minister's Office, Singapore, Kamis (12/3/2020)
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, YouTube Prime Minister's Office, Singapore, Kamis (12/3/2020) (YouTube Prime Minister's Office, Singapore)

"Tujuan kami menjaga masyarakat agar tetap aman, sambil menerima bahwa beberapa orang mungkin terinfeksi (Covid-19) tidak hanya sekali, seperti flu biasa atau demam berdarah," kata Lee, dalam pidatonya pada Senin (31/5/2021) lalu.

Bahkan, pada pekan lalu, Menteri Keuangan Singapura, Lawrence Wong, sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Singapura juga mengatakan, negaranya sudah merencanakan skenario terburuk jika Covid-19 akan menjadi endemik.

Lantas, apa yang terjadi jika pandemi Covid-19 berubah menjadi endemik?

Diprediksi Sama Seperti Flu Biasa

Diketahui, istilah endemi mengacu pada penyakit yang selalu ada dalam suatu populasi, dengan tingkat infeksi yang dapat diprediksi.

Dikutip dari CNA, PM Singapura membandingkan Covid-19 akan sama dengan demam berdarah, yang menurutnya bisa dikelola melalui langkah-langkah kesehatan masyarakat dan tindakan pencegahan pribadi.

Sementara itu, Direktur Masyarakat Mikrobiologi dan Infeksi Klinis Asia Pasifik, Profesor Paul Tambyah, mengatakan, endemi akan membuat Covid-19 seperti virus flu biasa.

"Ada preseden epidemi untuk akhirnya menjadi endemi, terakhir terjadi dengan H1N1 Influenza A 2009, yang menjadi endemi dalam satu setengah tahun," katanya.

"Covid-19 bisa menjadi seperti salah satu flu biasa. Itulah yang diyakini banyak orang terjadi dengan OC43, salah satu virus corona flu biasa saat ini yang diyakini telah menyebabkan pandemi 'Flu Rusia' pada akhir abad ke-19," tambah Prof Tambyah.

Lebih lanjut, pemimpin Jaringan Peringatan dan Respons Wabah Global Organisasi Kesehatan Dunia, Profesor Dale Fisher, menyebut Covid-19 tidak akan hilang saat menjadi endemi.

Pengunjung mengantri untuk memasuki Kebun Binatang Singapura di Singapura pada 6 Juli 2020, pada hari pertama dibuka kembali untuk umum setelah atraksi ditutup sementara karena kekhawatiran tentang virus corona baru COVID-19.
Pengunjung mengantri untuk memasuki Kebun Binatang Singapura di Singapura pada 6 Juli 2020, pada hari pertama dibuka kembali untuk umum setelah atraksi ditutup sementara karena kekhawatiran tentang virus corona baru COVID-19. (Roslan RAHMAN / AFP)

"Itu tidak akan diberantas, itu akan berada di sini. Tapi untuk keperluan praktis, satu-satunya orang yang akan pergi ke rumah sakit adalah orang-orang (yang tidak divaksinasi)," kata Prof Fisher yang juga konsultan senior penyakit menular di National University Hospital.

Menurutnya, Covid-19 dapat beredar dan bermutasi dengan cara yang mirip dengan influenza.

Terlebih, di daerah beriklim sedang, virus ini bisa menjadi penyakit musiman.

Meski demikian, Prof Fisher menegaskan, bukan berarti mereka yang menyebut Covid-19 tidak lebih buruk dari flu itu benar.

"Siapa pun yang mengira Covid-19 itu seperti flu, saya pikir mereka terbukti salah dalam banyak hal, tidak terkecuali tingkat keparahannya."

"Meski sebagian besar dari mereka yang tertular penyakit ini hanya mengalami gejala ringan, tetapi jutaan orang telah meninggal," katanya.

Lebih dari 3,5 juta orang telah meninggal dunia karena virus corona sejak pandemi dimulai tahun lalu.

Seorang petugas kesehatan menyiapkan dosis vaksin virus corona Pfizer-BioNtech COVID-19 di klinik keliling dekat Moshav Dalton di Israel utara pada 22 Februari 2021.
Seorang petugas kesehatan menyiapkan dosis vaksin virus corona Pfizer-BioNtech COVID-19 di klinik keliling dekat Moshav Dalton di Israel utara pada 22 Februari 2021. (JALAA MAREY / AFP)

Jika dibandingkan dengan influenza, ada 290.000 hingga 650.000 orang meninggal dunia setiap tahunnya.

Untuk itu, Prof Fisher menyebut, ketersediaan vaksin terbukti menjadi titik balik pandemi dan mengubah Covid-19 menjadi 'penyakit ringan'.

"Ini berarti beberapa peraturan yang sekarang berlaku untuk membendung penyebaran Covid-19, seperti pembatasan dan langkah-langkah manajemen yang aman, dapat dilonggarkan karena lebih banyak orang mendapatkan vaksinasi," tambahnya.

Di sisi lain, spesialis penyakit menular di Klinik Rophi di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena, Dr Leong Hoe Nam, mengatakan, vaksinasi adalah strategi dalam hidup menghadapi virus endemik.

Menurutnya, mereka yang telah menerima kedua suntikan vaksin Covid-19 harus bersiap untuk suntikan ketiga demi meningkatkan kekebalannya.

Sementara itu, yang lain bisa berharap untuk mendapatkan dosis vaksin tahunan reguler yang serupa dengan suntikan flu biasa.

(Tribunnews.com/Maliana)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Apa yang Terjadi jika Pandemi Covid-19 Berubah Menjadi Endemi? Begini Penjelasan Para Ahli

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved