Operasi Madago Raya

Tak Bisa Pulang Demi Tugas Negara, Video Brimob Azani Anaknya Baru Lahir Banjir Komentar

Video berdurasi 50 detik itu diunggah di akun Instagram Humas_Korps_Brimob, Sabtu (12/6/2021) dan telah ditonton 3.833 follower.

Editor: mahyuddin
Tribun Timur/Darul Amri Lobubun
Ilustrasi 

TRIBUNPALU.COM - Tanggung jawab mengamankan negara adalah hal utama bagi aparat TNI-Polri, termasuk anggota Brimob.

Bagaimana pun kondisinya, personel Brimob tetap terjun ke lapangan demi menjalankan tugas negara.

Anggota Brimob harus rela meninggalkan anak, istri dan keluarga dan menenteng senjata di medan pertempuran.

Termasuk anggota Brimob yang viral di media sosial beberapa hari terakhir.

Video berdurasi 50 detik itu diunggah di akun Instagram Humas_Korps_Brimob, Sabtu (12/6/2021) dan telah ditonton 3.833 follower.

Anggota berseragam Polri itu diketahui tak menghadiri persalinan sang istri karena sedang bertaruh nyawa di medan tugasnya.

Anggota Brimob Sulawesi Tengah itu bergabung dalam Satugas Tugas (Satgas) Mandago Raya.

Baca juga: Satgas Madago Raya Target Tuntaskan MIT Poso 2 Bulan, Kapolda: Mohon Doa dan Dukungan

Baca juga: Tewaskan 4 Orang, MIT Poso Kini Dikepung, Satgas Madago Raya Terapkan Taktik Khusus

Satgas Madago Raya yang sebelumnya bernama Satgas Tinombala adalah operasi militer yang dilancarkan TNI-Polri sejak tahun 2016 di wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Tujuannya, yaitu untuk menangkap dan menumpas jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Video itu memperlihatkan seorang anggota Brimob yang sedang jongkok sambil menatap ponsel pintarnya.

Pria itu juga mengumandangkan azan sambil menatap Ponsel Pintar di genggamannya.

Usut punya usut, pria ini sedang melakukan panggilan video dengan sang istri dan juga anaknya yang baru saja lahir.

Unggahan itu pun langsung banjir dukungan dan doa dari netizen.

Banyak di antara mereka yang memuji sikap dari anggota Brimob ini untuk tetap kuat bekerja demi Nusa Bangsa.

"Tanggung jawabmu terhadap tugasmu melebihi dari buah hatimu, semangat pak," kata akun @swatvkabel.

Banyak diantara mereka yang memuji sikap dari anggota Brimob ini untuk tetap kuat bekerja demi keamanan negara dan ketentraman warga.

"Tanggung jawabmu terhadap tugasmu melebihi dari buah hatimu, semangat pak," kata akun @swatvkabel.

 2 Bulan Tuntaskan Teroris

Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Abdul Rakhman Baso menarget dua bulan untuk mengakhiri kasus teror kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT)

Ketua Satuan Operasi Madago Raya memohon doa dan dukungan masyarakat agar dapat segera menyelesaikan kasus teror di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah

"Kami diberi target dua bulan dari komandan. Untuk itu kami mohon doa dan dukungan dari masyarakat maupun awak media," ujar Kapolda dengan sapaan akrab Rambo itu dalam jumpa pers di Gedung DPRD Sulawesi Tengah, Rabu, (2/6/2021). 

Rakhman menambahkan, saat ini aparat TNI-Polri tergabung dalam Satgas Madago Raya terus melakukan pengejaran terhadap kelompok MIT Pimpinan Ali Kalora. 

Baca juga: Rocky Gerung Jadi Pembicara Bahas Dana Haji, Eko Kuntadhi Minta UAS Diundang Bahas Isu Pajak

Baca juga: Suami Bekerja Cari Duit di Tengah Teror KKB, Istri Malah Kepergok Berduaan dengan Berondong di Kamar

Menurutnya, upaya penanganan tindak pidana terorisme menjadi tugas bagi semua pihak, tidak hanya dari aparat keamanan. 

Pascaperistiwa pembantaian empat warga di Desa Kalemago, Kecamatan Lore Timur pada 11 Mei 2021, Pria kelahiran Agustus 1963 itu memastikan pihaknya tidak akan mundur dalam menanggulangi ancaman Terorisme. 

"Negara tidak boleh kalah dari teroris. Sinergitas antarpihak menjadi penting untuk mengatasi persoalan terorisme di Sulawesi Tengah," ucapnya.

Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tengah gelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Polda Sulawesi Tengah, Korem 132/Tadulako, BIN Sulawesi Tengah, Bupati dan DPRD Poso, BKBP dan Satpol PP Sulawesi Tengah, Rabu (2/6/2021), siang.

Pertemuan tersebut guna membahas situasi dan kondisi keamanan di wilayah Kabupaten Poso dan sekitarnya.

Kesaksian Warga 

Rasa was-was masih menghantui pikiran pria berinisial P,  korban selamat dari aksi pembantain teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah.

P ternyata sempat bertatap muka dengan sejumlah anggota MIT Poso.

Tidak hanya sekali, P bertemu kelompok teroris yang dipimpin Ali Kalora itu sebanyak dua kali.

Pertemuan pertanya berlangsung pada Agustus 2020 lalu.

Saat itu, P bersama empat kawannya didatangi kelompok MIT Poso saat mereka tengah di kebun, tak jauh dari lokasi kasus pembunuhan belum lama ini. 

Saat itu P mengaku belum mengetahui bahwa ia sedang bertemu dengan kelompok teroris paling dicari tersebut. 

Diceritakan P, kelompok MIT Poso berjumlah 13 orang mendatanginya untuk meminta sejumlah bahan makanan. 

Seingatnya, dari jumlah tersebut, terdapat dua orang memegang senjata laras panjang. 

Baca juga: Aparat Kejar Teroris MIT, Legislator Poso: Jangan Ada Warga Jadi Korban Penembakan

Baca juga: Akademisi Untad Sarankan Aparat Pilih Jalan Dialog untuk Akhiri Aksi Teror MIT Poso

"Waktu itu kami belum tahu kalau ternyata mereka MIT. Mereka meminta makanan sambil menodongkan pistol. Jadi kami berikan saja makanan yang ada, seperti beras 5 kilogram, bawang dan gula," ujar P, Selasa (18/5/2021).

Para pelaku teror itu, kata P, memintanya untuk tidak menceritakan kepada siapa pun soal keberadaan mereka. 

"Jangan beritahu ke siapa pun kami di sini. Kami ini sudah yang dicari-cari polisi," cerita P menirukan ungkapan seorang anggota MIT, kala itu. 

Setelah mendapatkan bahan makanan, kelompok MIT kemudian pergi ke sebuah pondok untuk memasak, sekitar 100 meter dari lokasi P. 

Tak hanya meminta makan, Kelompok MIT juga meminta seorang teman P untuk membelikan tambahan makanan. 

"Mereka memberi uang Rp 600 ribu untuk dibelikan tambahan makanan. Jadi satu orang di antara kami turun ke kampung membelinya," katanya. 

Setelah mendapat tambahan makanan, kelompok MIT Poso kemudian meminta P bersama empat kawannya pulang ke rumah. 

Pertemuan kedua P dengan kelompok MIT Poso inilah tepat di hari pembantaian 4 warga Desa Kalemago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (11/5/2021).

 Saat itu, P mengaku sedang perjalanan menuju ke kebun, berjarak sekitar 2 kilometer dari rumahnya. 

Lalu, di tengah perjalanan, sekitar 200 meter sebelumnya sampai ke kebun, tiba-tiba ia bertemu dengan anggota kelompok MIT yang belakangan ia ketahui bernama Qatar. 

Namun berbeda pada tahun lalu, P justru memilih melarikan diri balik menuju perkampungan. 

"Saya yakin dia adalah Qatar, salah seorang yang mendatangi saya tahun lalu. Maka saya langsung lari dan Qatar berusaha mengejar," ungkapnya. 

Dalam kesaksiannya, P melihat sosok Qatar sama dengan saat ia bertemu dengannya setahun lalu. 

Qatar, kata dia, menggunakan pakaian lengan panjang berwarna hitam ditutupi rompi layaknya aparat kepolisian. 

"Tidak ada yang berubah dari penampilan Qatar. Mulai dari pakaian, warna kulit dan rambutnya persis seperti setahun lalu. Wajahnya juga sama dengan foto yang diedarkan," ucap P.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved