Iran Umumkan Presiden Baru, Israel Tak Punya Pilihan Selain Serang Program Nuklir Teheran
kemenangan Ebrahim Raisi akan membuat Israel tidak punya pilihan selain menyerang program nuklir Iran. hal ini membuat Israel kepanasan.
Hubungan antara Israel dan Iran telah tegang sejak revolusi Islam 1979 di ibukota Teheran.
Saat itu, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Khamei mengambil sikap tegas terhadap Israel dan memutuskan semua hubungan dengan negara tetangga.
Ditakutkan sifat keras Ayatollah Khamenei ini akan dilakukan oleh Ebrahim Raisi.
Selama bertahun-tahun, kedua negara telah berulang kali memberlakukan sanksi pembalasan terhadap satu sama lain tetapi menghindari konflik militer langsung.
Hubungan antara kedua belah pihak telah memburuk dan terus memburuk karena program nuklir Iran.
Di mana Tel Aviv percaya bahwa Teheran diam-diam mengembangkan hulu ledak nuklir dan sarana untuk meluncurkan rudal balistik.
Israel dan Iran Sama-sama Memiliki Pemimpin Baru
Ebrahim Raisi presiden Iran baru yang disebut Israel sebagai 'Jagal Teheran'
Israel kini memiliki Perdana Menteri baru yakni Naftali Bennett. Sementara Iran juga memiliki Presiden baru, Ebrahim Raisi.
Kedua negara pun saling mengklaim bisa memulai perang.
Kepala Kehakiman Ebrahim Raisi telah terpilih sebagai presiden Iran yang baru di titik kritis negara mereka. Terpilihnya Raisi benar-benar membuat Israel ketakutan.
Memang siapakah Raisi dan apa posisinya?
Raisi yang berumur 60 tahun telah lama didukung oleh kelompok revolusioner konservatif dan basisnya, akan tetap menjadi kepala kehakiman sampai ia mengambil alih kepemimpinan Presiden Hassan Rouhani awal Agustus.
Hal ini karena Rouhani tidak mengundurkan diri dari posisinya sebagai presiden.
Mengutip Al Jazeera, seperti Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei, Raisi menggunakan turban hitam, tanda bahwa ia adalah sayyid, keturunan Nabi Muhammad.