Sulteng Hari Ini
Kapolda Sulteng Teteskan Air Mata karena Teroris Poso Dituding Hanya Dipelihara
Suasana haru terasa saat mantan Wakil Kepala Korps Brimob Polri itu menyampaikan soal situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Poso.
Diceritakan P, kelompok MIT berjumlah 13 orang mendatanginya untuk meminta sejumlah bahan makanan.
Seingatnya, dari jumlah tersebut, terdapat dua orang memegang senjata laras panjang.
"Waktu itu kami belum tahu kalau ternyata mereka MIT. Mereka meminta makanan sambil menodongkan pistol. Jadi kami berikan saja makanan yang ada, seperti beras 5 kilogram, bawang dan gula," ujar P, Selasa (18/5/2021).
Para pelaku teror itu, kata P, memintanya untuk tidak menceritakan kepada siapa pun soal keberadaan mereka.
"Jangan beritahu ke siapa pun kami di sini. Kami ini sudah yang dicari-cari polisi," cerita P menirukan ungkapan seorang anggota MIT, kala itu.
Setelah mendapatkan bahan makanan, kelompok MIT kemudian pergi ke sebuah pondok untuk memasak, sekitar 100 meter dari lokasi P.
Tak hanya meminta makan, Kelompok MIT juga meminta seorang teman P untuk membelikan tambahan makanan.
"Mereka memberi uang Rp 600 ribu untuk dibelikan tambahan makanan. Jadi satu orang di antara kami turun ke kampung membelinya," katanya.
Setelah mendapat tambahan makanan, kelompok MIT kemudian meminta P bersama empat kawannya pulang ke rumah.
Baca juga: Satgas Madago Raya Salurkan Paket Sembako pada Warga di Wilayah Operasi
Pertemuan kedua P dengan kelompok MIT inilah tepat di hari pembantaian 4 warga Desa Kalemago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (11/5/2021).
Saat itu, P mengaku sedang perjalanan menuju ke kebun, berjarak sekitar 2 kilometer dari rumahnya.
Lalu, di tengah perjalanan, sekitar 200 meter sebelumnya sampai ke kebun, tiba-tiba ia bertemu dengan anggota kelompok MIT yang belakangan ia ketahui bernama Qatar.
Namun berbeda pada tahun lalu, P justru memilih melarikan diri balik menuju perkampungan.
"Saya yakin dia adalah Qatar, salah seorang yang mendatangi saya tahun lalu. Maka saya langsung lari dan Qatar berusaha mengejar," ungkapnya.
Dalam kesaksiannya, P melihat sosok Qatar sama dengan saat ia bertemu dengannya setahun lalu.
Qatar, kata dia, menggunakan pakaian lengan panjang berwarna hitam ditutupi rompi layaknya aparat kepolisian.
"Tidak ada yang berubah dari penampilan Qatar. Mulai dari pakaian, warna kulit dan rambutnya persis seperti setahun lalu. Wajahnya juga sama dengan foto yang diedarkan," ucap P. (*)