Sulteng Hari Ini
Kapolda Sulteng Teteskan Air Mata karena Teroris Poso Dituding Hanya Dipelihara
Suasana haru terasa saat mantan Wakil Kepala Korps Brimob Polri itu menyampaikan soal situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Poso.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat
TRIBUNPALU.COM, PALU - Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Abdul Rakhman Baso meneteskan air mata saat hadiri rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) bersama Gubernur Rusdi Mastura, Selasa (22/6/2021).
Awalnya, pria akrab disapa Rambo ini menjelaskan terkait dukungan terhadap penanggulangan Covid-19 di Sulawesi Tengah.
"Saat ini kami terus melakukan pendisplinan protokol kesehatan kepada masyarakat dan turut mendukung program vaksinasi pemerintah," ujar Rambo.
Namun, suasana haru terasa saat mantan Wakil Kepala Korps Brimob Polri itu menyampaikan soal situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di wilayah Kabupaten Poso.
Dikatakan kapolda Sulteng, kondisi keamanan di Bumi Sintuwu Maroso tersebut belum kondusif karena adanya gangguan dari teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Baca juga: VIDEO: Beniyanto Tamoreka, Adik Kandung Bupati yang Nahkodai Partai Golkar Banggai
Baca juga: Pesan Gubernur Rusdi Mastura saat Pimpin Rapat: Jangan Menari-nari di Atas Penderitaan Rakyat
Hingga kini, aparat TNI-Polri tergabung dalam Operasi Madago Raya masih terus melakukan pengejaran terhadap kelompok teroris pimpinan Ali Kalora itu.
Dalam penjelasannya di depan Gubernur Rusdi Mastura, Baso meneteskan air mata karena dirinya dituding justru memelihara keberadaan Ali Kalora Cs.
"Ada stigma di masyarakat bahwa kondisi di Poso terkesan dipelihara. Perlu ditegaskan bahwa sebentar lagi saya pensiun, tidak ada unsur pembiaran di sana. Tolong stigma itu dihentikan," ucap Kapolda.
Baso sebelumnya telah menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tengah.
Baca juga: KSP Dukung Sikap Gubernur Sulteng Surati Bupati-Wali Kota soal Percepatan Rehabilitasi Pascabencana
Baca juga: Dilengkapi Empat Sensor Kamera Utama, Simak Spesifikasi dan Harga HP Oppo Reno5 F Berikut Ini
Pertemuan tersebut guna membahas terkait situasi dan kondisi keamanan di wilayah Poso dan sekitarnya.
Dalam konferensi pers usai rapat berlangsung, Baso mengaku pihaknya diberikan waktu dua bulan untuk mengakhiri kasus teror MIT.
"Kami diberi target dua bulan dari komandan. Untuk itu kami mohon doa dan dukungan dari masyarakat maupun awak media," ucapnya, dikutip Rabu (2/6/2021).
Incar Simpatisan MIT Poso
Aparat TNI-Polri tergabung dalam Satgas Madago Raya masih terus mengejar kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.
Namun dalam perburuan itu, Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Abdul Rakhman Baso menyayangkan masih adanya pihak bersimpati dengan Ali Kalora Cs.
Hal itu menghambat upaya aparat dalam menuntaskan kasus Terorisme di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
"Saat ini deteksi pencarian kami terputus karena mereka (MIT) mengetahui titik-titik keberadaan aparat. Artinya simpatisan terhadap kelompok ini masih ada," kata Kapolda dalam konferensi pers di Gedung DPRD Sulawesi Tengah, Jl DR Sam Ratulangi, Kelurahan Besusu Bar, Kecamatan Palu Timur Kota Palu, Rabu (2/6/2021).
Baca juga: Dosen dan Mahasiswa STIFA Pelita Mas Palu Sosialisasi Budaya Sadar Obat dan Kosmetik di Sigi
Baca juga: 8 Warga Kedapatan Gali Kabel Tembaga Milik PT Telkom, Langsung Digelandang ke Polres Sigi
"Para DPO ini juga mendapat sejumlah uang dan meminta masyarakat membelikan makanan. Berarti ada yang menyuplai, baik informasi maupun logistik. Kami akan cari dan menindak tegas para simpatisan ini sesuai hukum yang berlaku," ucapnya menambahkan.
Wakil Komandan Korbrimob Polri 2018 itu menarget kasus terorisme di Poso dan sekitarnya berakhir dalam kurun waktu dua bulan.
"Kami diberi target dua bulan dari komandan. Kami mohon doa dan dukungan dari masyarakat maupun awak media. Sinergitas antar berbagai pihak menjadi penting untuk mengatasi persoalan terorisme di Sulawesi Tengah," ucap pria yang tenar dengan sapaan Rambo itu.
Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tengah gelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Polda Sulawesi Tengah, Korem 132/Tadulako, BIN Sulawesi Tengah, Bupati dan DPRD Poso, BKBP dan Satpol PP Sulawesi Tengah.
Pertemuan tersebut guna membahas situasi dan kondisi keamanan di wilayah Kabupaten Poso dan sekitarnya.
Kesaksian Warga 2 Kali Bertemu Teroris MIT Poso
Rasa was-was masih menghantui pikiran pria berinisial P, korban selamat dari aksi pembantain teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah.
P ternyata sempat bertatap muka dengan sejumlah anggota MIT Poso.
Tidak hanya sekali, P bertemu kelompok teroris yang dipimpin Ali Kalora itu sebanyak dua kali.
Pertemuan pertanya berlangsung pada Agustus 2020 lalu.
Saat itu, P bersama empat kawannya didatangi kelompok MIT saat mereka tengah di kebun, tak jauh dari lokasi kasus pembunuhan belum lama ini.
Saat itu P mengaku belum mengetahui bahwa ia sedang bertemu dengan kelompok teroris paling dicari tersebut.
Baca juga: Masyarakat Katu Poso Minta Lepaskan Tanah Leluhur Seluas 8.565 Hektare dari Kawasan TNLL
Baca juga: Pemkot Palu Pilih Duta Baca untuk Tingkatkan Minat Baca Generasi Muda
Diceritakan P, kelompok MIT berjumlah 13 orang mendatanginya untuk meminta sejumlah bahan makanan.
Seingatnya, dari jumlah tersebut, terdapat dua orang memegang senjata laras panjang.
"Waktu itu kami belum tahu kalau ternyata mereka MIT. Mereka meminta makanan sambil menodongkan pistol. Jadi kami berikan saja makanan yang ada, seperti beras 5 kilogram, bawang dan gula," ujar P, Selasa (18/5/2021).
Para pelaku teror itu, kata P, memintanya untuk tidak menceritakan kepada siapa pun soal keberadaan mereka.
"Jangan beritahu ke siapa pun kami di sini. Kami ini sudah yang dicari-cari polisi," cerita P menirukan ungkapan seorang anggota MIT, kala itu.
Setelah mendapatkan bahan makanan, kelompok MIT kemudian pergi ke sebuah pondok untuk memasak, sekitar 100 meter dari lokasi P.
Tak hanya meminta makan, Kelompok MIT juga meminta seorang teman P untuk membelikan tambahan makanan.
"Mereka memberi uang Rp 600 ribu untuk dibelikan tambahan makanan. Jadi satu orang di antara kami turun ke kampung membelinya," katanya.
Setelah mendapat tambahan makanan, kelompok MIT kemudian meminta P bersama empat kawannya pulang ke rumah.
Baca juga: Satgas Madago Raya Salurkan Paket Sembako pada Warga di Wilayah Operasi
Pertemuan kedua P dengan kelompok MIT inilah tepat di hari pembantaian 4 warga Desa Kalemago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (11/5/2021).
Saat itu, P mengaku sedang perjalanan menuju ke kebun, berjarak sekitar 2 kilometer dari rumahnya.
Lalu, di tengah perjalanan, sekitar 200 meter sebelumnya sampai ke kebun, tiba-tiba ia bertemu dengan anggota kelompok MIT yang belakangan ia ketahui bernama Qatar.
Namun berbeda pada tahun lalu, P justru memilih melarikan diri balik menuju perkampungan.
"Saya yakin dia adalah Qatar, salah seorang yang mendatangi saya tahun lalu. Maka saya langsung lari dan Qatar berusaha mengejar," ungkapnya.
Dalam kesaksiannya, P melihat sosok Qatar sama dengan saat ia bertemu dengannya setahun lalu.
Qatar, kata dia, menggunakan pakaian lengan panjang berwarna hitam ditutupi rompi layaknya aparat kepolisian.
"Tidak ada yang berubah dari penampilan Qatar. Mulai dari pakaian, warna kulit dan rambutnya persis seperti setahun lalu. Wajahnya juga sama dengan foto yang diedarkan," ucap P. (*)