Kronologi Penyusup Berbaju Hitam Ditangkap Saat Demo Tolak PPKM, Bawa Bom Hingga Rusak Fasilitas
Sejumlah orang membawa bom molotov dalam aksi penolakan dilanjutkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Kota Bandung.
TRIBUNPALU.COM - kronologi Penyusup Berbaju Hitam Ditangkap Saat Demo Tolak PPKM, Bawa Bom Hingga Rusak Fasilitas
Sejumlah orang membawa bom molotov dalam aksi penolakan dilanjutkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM ) Darurat di Kota Bandung.
Beruntung sejumlah itu bisa ditangkap polisi telebih dahulu sebelum menggunakan bom pada aksi di hari Rabu (21/7/2021) kemarin.
Meski demikian, kericuhan sempat terjadi walaupun berlangsung sesaat.
Baca juga: Subsidi Gaji Segera Cair: Penerima Hanya di Zona PPKM Level 4 dengan Sektor Terdampak
Baca juga: Luhut Ungkap Indikator yang Digunakan untuk Tentukan PPKM Level 1-4, Singgung Sosiologis Masyarakat
kronologi Penangkapan

Kejadian itu bermula ketika kelompok berbaju hitam mulai masuk ke kerumunan aksi unjuk rasa yang awalnya berjalan seperti biasa di Balai Kota Bandung.
Sebelumnya diberitakan, unjuk rasa ini berawal dari aksi di media sosial untuk mengajak para mahasiswa, ojek online (Ojol), dan pedagang kaki lima untuk melakukan Demo.
Ada pun Demo itu untuk menyuarakan rumah makan dapat buka hingga pukul 21.00 WIB, dan mendapatkan izin akses jalan apabila ada penyekatan selama ada izin petugas.
"Namun kita ketahui bahwa ojol dan kaki lima tidak akan ikut campur karena ini urusannya akan mengganggu Kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) Kota Bandung sehingga mereka memisahkan diri," ungkap Kepala Polisi Resort Kota Besar (Polrestabes) Bandung, Komisaris Besar (Kombes) Ulung Sampurna Jaya di Gedung Sate, Rabu (21/7/2021).
Baca juga: Alami Penurunan 8,46 Persen, Jasa Raharja Beri Santunan 13,73 Miliar Bagi Korban Kecelakaan
Baca juga: WhatsApp Dibajak Orang Tak Dikenal, Ini Tutorial Laporkan Akun Lengkap Tips dan Trik Anti Bobol
Saat itu, massa Ojol dan PKL pun akhirnya membubarkan diri mengikuti arahan petugas kepolisian saat aspirasi diterima pemerintah setempat sekitar pukul 13.00 dan menghindari massa berbaju hitam yang mulai menyusup.
Diduga, ada oknum kelompok yang hendak membuat situasi tidak kondusif.
"Adapun mahasiswa yang unjuk rasa itu sekitar 150 orang dan itu ditunggangi pihak lain yang akan membuat Kota Bandung ini tidak kondusif," ungkapnya.
Begitu massa Ojol dan PKL membubarkan diri, ada kelompok lain diluar massa Ojol dan PKL, diketahui melakukan long march ke Gedung Sate atau Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Demo sempat berlangsung ricuh pada pukul 13.00 WIB antara pihak kepolisian dan massa berbaju hitam.
Namun, kericuhan hanya berlangsung sekitar lima menit.
"Mereka melakukan long march ke Gedung Sate, tetapi sesampainya di perempatan jalan mereka melakukan penutupan jalan, dengan melakukan orasi, sehingga menjadi kemacetan panjang," ungkapnya.
Baca juga: Viral Aksi Unjuk Rasa Tolak PPKM di Bandung, Kemenko Maritim dan Investasi Sayangkan Aksi Massa
Baca juga: PPKM Diperpanjang, Disperindag Palu Fokus Jaga Perputaran Uang di Pasar Tradisonal
Baca juga: PPKM Darurat Berubah Jadi PPKM Level 3-4, Apa Bedanya? Ini Syarat Terbaru Bepergian di Masa PPKM
Ada pun di antara sebanyak 150 orang itu, petugas menemukan bom molotov yang diduga dipersiapkan oknum pada kelompok itu untuk membuat kondisi Kota Bandung tak kondusif.
Ratusan orang yang diamankan tersebut terdiri dari mahasiswa, pelajar SMA, SMP, putus sekolah, hingga pengangguran.
"Alhamdulillah mereka tertangkap dan barbuk (barang bukti) bom molotov sudah kita sita semua.
Ada lima orang yang bawa bom molotov dan kita lakukan pemeriksaan oleh reskrim (reserse kriminal), serta di tes swab," ungkapnya.
Selain itu, oknum kelompok berbaju hitam juga melakukan perusakan fasilitas umum di sekitar jalan yang dilalui mereka saat long march tersebut.
"Kemudian mereka melakukan perusakan-perusakan di sekitarnya, ada 60 pot yang dirusak," ungkapnya.
Baca juga: Pemerintah Perpanjang PPKM Darurat Hingga 25 Juli 2021, Ini 6 Poin Penyebab Keputusan Jokowi
Guna menghidari perusakan dan tindakan anarkis yang lebih luas lagi, petugas kepolisian langsung melakukan pembubaran kelompok massa anarkis kala itu.
Ulung juga menambahkan, kelompok massa itu tidak mematuhi protokol kesehatan (Prokes) seperti tak menggunakan masker.
"Kita bubarkan mereka karena tidak mematuhi prokes, tidak memakai masker, menutup jalan sehingga terjadi kemacetan panjang, kemudian mereka melakukan perusakan," terang Ulung.
Mereka lalu di kumpulkan di halaman gedung sate, tepatnya di depan kantor Sekretariat Daerah Provinsi Jabar, Gedung B.
Kemudian, dari ratusan pemuda ini dilakukan tes swab antigen untuk memastikan kesehatan mereka.
Namun hasilnya ada beberapa orang yang dinyatakan reaktif.
"Dan hasil sementara untuk swab antigen ternyata baru dimulai, sudah tiga orang dinyatakan reaktif, artinya memang kerawanan dalam kerumunan itu sangat tinggi sekali, menyebarkan penyebaran Covid-19 itu, mereka seolah-seolah tidak ada Covid-19, dan tidak pakai masker," ungkapnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Demo PPKM Disusupi Kelompok Berbaju Hitam, Bawa Bom Molotov hingga Rusak Fasilitas Umum"