Polemik Rektor UI yang Rangkap Jabatan, Ari Kuncoro Kini Mengundurkan Diri dari Wakil Komisaris BRI
Kontroversi makin menjadi karena Presiden Jokowi mengeluarkan PP yang mengubah statuta UI yang memperbolehkan rektor merangkap jabatan tertentu.
Sama dengan Trending-nya Rektort UI, trendingnya nama Jokowi lantaran adanya perubahan Statuta UI tersebut.
Netizen menyoroti Jokowi merevisi Statuta UI tersebut.
Pasalnya dengan begitu, Rektor UI bisa rangkap jabatan Komisaris BUMN.

Diketahui, pada akhir Juni lalu, publik dihebohkan dengan isu rangkap jabatan Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro sebagai pejabat di BUMN, tepatnya Wakil Komisaris Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Sebelumnya, penelusuran Kompas.com menemukan bahwa Ari juga pernah menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Negara Indonesia (BNI), yakni pada 2 November 2017 hingga Februari 2020.
Posisinya sebagai Komisaris Utama BNI berakhir karena Ari diangkat menjadi Wakil Komisaris Utama BRI melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BRI yang digelar pada 18 Februari 2020.
Di situs resmi BRI yang diakses Kompas.com pada akhir Juni, nama dan foto Ari sebagai wakil komisaris utama masih terpampang dengan jelas.

Rektor Universitas Indonesia (UI), Ari Kuncoro (Dok. Sinar Mas) dan Presiden Jokowi (Instagram @jokowi)
Melanggar Statuta UI
Ketika itu, Statuta UI yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2013 dengan tegas melarang Rektor UI merangkap jabatan, termasuk di antaranya menjadi pejabat di perusahaan pelat merah.
Pasal 35 dari beleid tersebut menuliskan, "Rektor dan wakil rektor dilarang merangkap sebagai...sebagai … c) pejabat pada badan usaha milik negara/daerah maupun swasta".
Selain dilarang rangkap jabatan di perusahaan, menurut beleid yang sama, Rektor UI juga dilarang merangkap jabatan pada:
1) satuan pendidikan lain, negeri maupun swasta;
2) instansi pemerintah, pusat ataupun daerah;
3) anggota partai politik atau organisasi yang berafiliasi dengan partai politik; serta