Meski Memiliki Banyak Manfaat, Susu Sapi dapat Menyebabkan Alergi
Alergi susu sapi terjadi ketika sistem kekebalan bayi Anda salah mengira protein dalam susu dan produk susu merupakan suatu ancaman bagi tubuh.
TRIBUNPALU.COM- Alergi protein susu sapi terjadi ketika sistem kekebalan bayi Anda salah mengira protein dalam susu dan produk yang mengandung protein susu merupakan ancaman bagi tubuh.
Protein tersebut dapat berasal dari susu formula, atau dalam ASI dari makanan yang telah dikonsumsi ibu.
Alergi ini paling umum terjadi pada anak di bawah 3 tahun dan mempengaruhi sekitar 7% bayi dan anak kecil.
Bayi dan anak-anak berisiko lebih tinggi terkena alergi susu sapi jika alergi diturunkan dalam keluarga.
Banyak anak yang bereaksi terhadap protein susu sapi juga akan bereaksi terhadap protein dalam susu domba dan kambing juga.
Melansir dari WebMd, gejala yang akan ditimbulkan jika si kecil mengalami alergi susu sapi yakni seperti berikut :
- Pembengkakan pada bibir, wajah, dan sekitar mata
- Ruam gatal atau benjolan pada tubuh (urtikaria)
- Batuk
- Mengi
- muntah
- Diare
- Posseting (muntah susu)
- Sakit perut
- Sembelit
- Eksim
- Anafilaksis dapat berkembang dengan cepat dan mengancam jiwa
Beberapa gejala mungkin tampak seperti alergi susu sapi tetapi sebenarnya merupakan tanda-tanda intoleransi laktosa, ketika gula susu alami tidak dapat dipecah.
Intoleransi laktosa jarang terjadi pada bayi, namun menyebabkan masuk angin, diare, kram perut, dan kembung.
Jika Anda atau si kecil mengalami alergi susu sapi, sebaiknya hindari beberapa produk susu seperti, yoghurt, fromage frais, krim, mentega, margarin, keju, es krim, minuman susu, susu bubuk, dan susu kental.
Susu biasanya juga terdapat dalam banyak produk makanan, sebaiknya Anda juga memeriksa label untuk bahan-bahan yang mengandung gula susu, laktosa, susu padat, protein susu, susu modifikasi, kasein, kaseinat, protein whey, whey terhidrolisis, whey padat, laktosa, lactalbumin dan kaseinat terhidrolisis.
Produk susu merupakan sumber penting kalsium, protein, dan vitamin D dan B12.
Jika Anda atau anak Anda memiliki alergi susu, makanan seperti brokoli, bayam, dan produk kedelai dapat membantu mengisi kekosongan tersebut.
Melansir dari laman WebMd lainnya, berikut beberapa tips untuk mengganti produk susu yang sering Anda konsumsi :
1. Menggunakan produk pengganti susu.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, saat membeli makanan, Anda harus mencermati berbagai bahan yang tertera pada kemasan.
Anda dapat beralih dari susu sapi ke minuman susu kedelai, beras, oat, dan almond yang diperkaya dengan kalsium dan vitamin D.
Carilah es krim non-susu, cokelat, keju, dan yogurt yang tidak mengandung susu sapi.
Gunakan margarin yang dibuat dengan minyak sayur sebagai pengganti mentega.
Satu sendok makan cuka dalam secangkir susu beras atau susu kedelai berfungsi sebagai pengganti buttermilk.
2. Jauhi makanan tanpa label
Beberapa produk salad bar, dan toko roti, mereka mungkin secara tidak sengaja memiliki pemicu alergi Anda di dalamnya, salah satunya susu.
Tanpa disadari produk-produk yang tidak memiliki label juga mungkin dapat memicu alergi, namun pemicu tersebut tidak tercantum, dan Anda dapat secara tidak sengaja mengonsumsi makanan tersebut yang dapat memicu gejala.
3. Selalu baca komposi
Produk makanan atau minuman yang menurut Anda aman dari pemicu alergi, dapat berubah sewaktu-waktu karena perusahaan makanan tersebut dapat mengubah bahan setiap saat.
Hanya karena sesuatu telah aman bagi Anda tidak berarti itu akan selalu begitu.
Tanyakan kepada dokter anak Anda tentang susu formula yang aman.
Jika Anda memiliki bayi dengan alergi susu, dokter mungkin menyarankan formula berbasis kasein yang terhidrolisis secara ekstensif.
4. Hindari produk bukan makanna yang terbuat dari susu
Selalu periksa label pada kosmetik, krim, dan salep untuk melihat apakah mengandung susu sapi dalam bentuk apa pun.
Beberapa obat juga mengandung whey, yang terbuat dari susu.
(TribunPalu.com/Linda)