Berita Populer Nasional

Berita Populer Nasional: Hubungan Petinggi Pertamina dengan Siswi SMP hingga Varian Baru Covid-19

Fakta hubungan terlarang petinggi Pertamina dengan siswi SMP menjadi salah satu Berita Populer Nasional di TribunPalu.com kemarin.

handover
10 Fakta Hubungan Terlarang Petinggi Pertamina dengan Siswi SMP: Beraksi di Mobil Hingga Hamil 

TRIBUNPALU.COM - Berikut tiga Berita Populer Nasional di TribunPalu.com kemarin, Rabu (29/9/2021).

Fakta hubungan terlarang petinggi Pertamina dengan siswi SMP menjadi salah satu Berita Populer Nasional di TribunPalu.com kemarin.

Selain itu ada juga Berita Populer Nasional lainnya mengenai varian baru Covid-19

1. Hubungan Petinggi Pertamina dengan Siswi SMP

 Seorang oknum petinggi BUMN PT Pertamina (Persero) diduga melakukan hal memalukan kepada Siswi SMP di Kota Batam.

Proses kasus ini masih berlanjut.

Terbaru, tersangka berinisial TNM (44) sudah masuk bui usai ditangkap di satu di antara hotel, di Kota Batam.

Perbuatan TNM membuat kesal banyak orang termasuk istri pelaku.

Istri TNM hanya bisa menutup telinga ketika TNM diinterogasi oleh penyidik PPA Polresta Barelang.

Memang saat ditangkap polisi, tersangka dan istrinya sedang berada disebuah hotel yang ada di Batam.

Ketika itu dia berada di Kota Batam untuk berlibur dengan istrinya.

Diketahui selama ini tersangka tinggal di rumah dinas milik Pertamina di Pulau Sambau.

Saat diperiksa Polisi, tersangka menceritakan bagaimana kekejaman dirinya melakukan Hubungan Terlarang kepada Siswi SMP yang masih berumur 12 tahun ini.

Karena tidak sanggup mendengar cerita sang suami, istri sah pelaku terlihat menutup telinganya di ruangan penyidik.

Kelakuan bejat tersangka terbongkar setelah korban mengeluhkan sakit kepada orangtuanya.

Saat itu, ternyata korban sudah mengkonsumsi obat penggugur kandungan.

Diketahui usai kandunganya berumur 5 bulan.

Saat itulah, korban dibawa orangtuanya pergi ke RS untuk diperiksa.

Alangkah kaget sang ibu. Ternyata selama ini perubahan badan anaknya tersebut lantaran Hamil.

Akhirnya Siswi SMP ini membuat pengakuan kalau dirinya sudah dihamili oleh seorang om-om yang bekerja sebagai petinggi Pertamina.

2. Komentar Agum Gumelar Terkait Pernyataan Gatot

Mantan Komandan Jenderal Kopasus Jenderal (Purn) Agum Gumelar kritik tanggapan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo sebut PKI sudah menyusupi TNI AD.

Agum menilai pernyataan Gatot Nurmantyo terlalu terburu-buru dan hanya menimbulkan kegaduhan.

“Ini terlalu gopoh (terburu-buru) Saudara Gatot Nurmantyo,” kata Agum Gumelar yang juga merupakan Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Warakawuri dan TNI-Polri (Pepabri) ini dalam program Sapa Indonesia Malam di Kompas.TV, Selasa (28/9/2021).

Agum Gumelar meminta Gatot Nurmantyo tidak membuat statement yang terlalu bombastis dan menimbulkan kegaduhan.

“Padahal hal yang harus kita hindari adalah kegaduhan-kegaduhan,” katanya.

Agum menegaskan tidak mungkin TNI disusupi unsur-unsur komunis atau Partai Komunis Indonesia (PKI) seperti yang dikatakan Gatot Nurmantyo.

Dia menyatakan seorang prajurit TNI baik yang masih aktif maupun purnawirawan memegang teguh sumpah Sapta Marga.

Dalam butir pertama sapta marga, prajurit berjanji untuk setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang bersendikan Pancasila.

Di marga kedua dalam Sapta Marga, kata Agum Gumelar, prajurit berjanji sebagai patriot Indonesia pendukung dan pembela ideologi negara yang bertanggung jawab dan tak mengenal lelah.

Karena itu, Agum Gumelar yakin tidak mungkin TNI disusupi oleh kekuatan apapun yang hendak mengganti ideologi negara.

“Jadi kalau ada kekuatan dari manapun datangnya itu, radikal yang ingin mengganti NKRI dan Pancasila itu adalah musuh negara, tidak mungkin anggota TNI akan termakan susupan seperti ini,” paparnya.

Seperti diketahui Gatot Nurmantyo beberapa waktu lalu menyebut TNI sudah disusupi paham komunis. Indikasinya ialah hilangnya diorama peristiwa G30S/PKI di Museum Darma Bhakti Kostrad.

Diantaranya adalah patung Pangkostrad ketika peristiwa G30S PKI Mayjen Soeharto, Komandan RPKAD Sarwo Edhie Wibowo dan Jenderal AH Nasution.

Namun tudingan ini dibantah Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman.

“Itu tuduhan yang keji,” tegas Dudung.

Dia mengatakan patung-patung tersebut memang diminta kembali oleh mantan Pangkostrad Letjen TNI (Purn) AY Nasution (2011-2012), selaku penggagas pembuatan patung.

Menurut Dudung, AY Nasution meminta patung-patung itu kembali karena merasa berdosa membuat patung-patung tersebut yang dinilai tidak sesuai dengan keyakinan agamanya.

Agum menyatakan seharusnya Gatot Nurmantyo melakukan konfirmasi langsung kepada Dudung soal pencopotan patung tersebut dan tidak langsung membuat pernyataan bombastis.

“Jangan langsung membuat suatu statement yang bombastis, yang mengundang kegaduhan. Muncul lagi statement tambahan, komen tambahan yang lebih menggaduhkan. Ini sangat tidak sehat,” tegas Agum Gumelar.

3. Varian Baru Covid-19

Varian baru covid-19 bernama R.1 di Jepang dan sejauh ini varian tersebut masih terus dipantau oleh WHO.

Satgas Covid-19 meminta masyarakat tetap waspada sebab varian tersebut sudah menyebar ke seluruh wilayah di Amerika Serikat(AS).

"Varian R.1 pertama kali teridentifikasi oleh WHO pada Januari 2021 di Jepang dan diketahui telah menyebar di beberapa wilayah di Amerika Serikat saat ini," ujar Juru bicara Satgas COVID-19, Prof Wiku Adisasmito dalam siaran di kanal Youtube BNPB, Selasa (28/9/2021).

Meski masih dalam pemantauan WHO, varian R.1 menjadi pengingat bahwa Covid-19 belum sepenuhnya hilang.

Ia meminta masyarakat tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan.

"Yang harus kita lakukan ialah konsisten menjalankan protokol kesehatan di seluruh aspek kehidupan tanpa takut berlebihan," ujarnya.

Sebelumnya Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi sebelumnya mengatakan, varian R.1 belum terindentifikasi masuk ke Indonesia.

"Belum masuk ke Indonesia," kata Nadia Senin lalu.

Diketahui, varian covid-19 R.1 di Amerika Serikat menginfeksi penghuni dan staf di panti jompo Kentucky, bahkan varian ini menginfeksi penghuni dan petugas di panti yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap.

Amesh A. Adalja, MD, peneliti senior di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health's Center for Health Security, mengatakan varian R.1 merupakan versi virus Covid-19 yang mengalami mutasi terkait dengan perubahan fungsi dari virus.

Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyebutkan bahwa varian R.1 memiliki beberapa karakteristik mutasi penting, seperti peningkatan penularan virus, berkurangnya efektivitas terapi konvalesen dan pasca-vaksinasi serta potensi untuk mengurangi efektivitas antibodi penawar.

Dalam DNA India disebut bahwa pasien dengan varian ini telah ditemukan di sekitar 35 negara dan lebih dari 10.000 pasien di seluruh dunia telah terinfeksi varian ini.

Gejala varian R.1 disebut mirip seperti gejala varian baru Covid-19 lainnya.

Adalja mengatakan, identifikasi strain baru tidak harus disikapi dengan panik.

Kendati varian baru apa pun dapat menimbulkan ancaman, Adalja menilai bahwa kecil kemungkinan varian R.1 akan menyalip varian Delta sebagai mutasi virus virus corona yang paling parah atau dapat ditularkan.

"Saya tidak menduga itu akan menjadi masalah besar karena tidak memiliki kemampuan untuk menggantikan Delta.

Sangat sulit bagi jenis mutasi ini untuk mendapatkan pijakan di negara yang memiliki varian Delta," kata Adalja.

Seberapa merajalelanya suatu strain, Adalja menekankan, lebih berkaitan dengan transmisibilitasnya, dan, sekali lagi, sangat tidak mungkin yang satu ini akan menggantikan varian Delta.

Menurut Ramon Lorenzo Redondo, asisten profesor peneliti penyakit menular di Fakultas Kedokteran Universitas Feinberg Northwestern, cara terbaik untuk menjaga diri dari varian Delta, R.1, atau jenis varian Covid-19 apa pun, adalah dengan mendapatkan vaksinasi lengkap dan terus mempraktikkan tindakan pencegahan yang direkomendasikan, seperti penggunaan masker di tempat umum. Melindungi diri dari infeksi juga merupakan metode paling efektif untuk menghentikan virus agar tidak terus bermutasi.

"Satu-satunya cara untuk menghentikan varian baru adalah dengan menghentikan jumlah infeksi," kata Redondo.(*)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved