HUT TNI
Tembus 16 Besar Dunia, Inilah Deretan Alutsista Canggih Indonesia Termasuk Sukhoi dan Tank Leopard
Alat Utama Sistem Senjata Tentara Nasional Indonesia (Alutsista) ternyata tidak boleh diremehkan.
TRIBUNPALU.COM - Alat Utama Sistem Senjata Tentara Nasional Indonesia (Alutsista) ternyata tidak boleh diremehkan.
Nyatanya, Indonesia memiliki deretan Alutsista canggih dan mumpuni.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebentar lagi memasuki usia 76 tahun.
Di usia tersebut, TNI telah memiliki sistem persenjataan lengkap dan canggih.
Itu semua dilakukan agar pertahanan negara semakin kuat, dan warga terlindungi.
Baca juga: PPKM Berakhir Hari Ini, Apa Akan Diperpanjang Lagi?Ini Tren Kasus Sepekan & Evaluasi Satgas Covid-19
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari tahun ke tahun terus melakukan modernisasi alat utama persenjataan atau alutsista untuk pertahanan.
Sekarang banyak alutsista tempur TNI sudah modern dan canggih dan mampu menjaga pertahanan Indonesia.
Besok, TNI akan memperingati ulang tahun ke-76.
Di usianya yang tak lagi muda, kancah militer Indonesia di dunia internasional tidak bisa dipandang sebelah mata.
Kekuatan militer Indonesia tahun 2021 menduduki peringkat ke-16 dunia berdasarkan data Global Firepower dengan skor 0.2684 (skor 0.0000 adalah yang tertinggi).
Meski hal ini tidak bisa dijadikan patokan kekuataan sebenarnya, setidaknya bisa menggambarkan adanya peningkatan daya hancur militer Indonesia yang sempat terseok-seok oleh embargo AS pada awal era reformasi,
Apa saja alutsista canggih yang kini berada di gudang-gudang senjata TNI? Berikut Tribunnews.com coba merangkumnya:
1. TNI AD
- MLRS Astros II MK 6 AV-LMU
TNI AD memiliki sebuah senjata peluncur roket dengan nama Multiple Louncher Rocket System atau MLRS yang diproduksi oleh Brazil. Dilansir dari laman resmi Dinas Kelaikan Angkatan Darat, alat ini mempunyai kemampuan meluncurkan roket hingga 32 buah, hanya dalam waktu 6 detik.
- MBT Leopard
Tank kelas berat buatan buatan Jerman ini memiliki berat sekitar 60 ton dengan panjang 9,9 meter serta lebarnya 3,75 meter. Tank ini dilengkapi meriam Rheinmetall kaliber 120 mm L44 berisi 42 peluru dan senjata pelengkapnya 2 x 7.62 mm MG3A1 berisi 4,750 peluru.
TNI AD memiliki dua varian Tank Leopard yakni, 42 unit Tank Leopard jenis 2A4 AD dan 61 unit Tank Leopard 2Ri sebanyak. Dibekali berbagai tenologi modern seperti night vision tank ini sudah teruji dalam medan tempur di Suriah
- Helikopter Apache
TNI AD kini telah diperkuat delapan unit Helikopter Apache Guardian AH-64E buatan Amerika Serikat (AS).
Helikopter yang didesain oleh perusahaan Boeing tersebut berada di Skadron 11/Serbu Semarang.
Sebagai informasi, helikopter serang seperti MI-35 dan Apache berada di bawah Penerbad TNI AD. Sementara heli-heli non-serbu seperti Super Puma di bawah TNI AU.
Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia adalah negara kedua yang memiliki helikopter serang canggih Apache. Sebelum Indonesia, Singapura sudah lebih dulu memiliki Apache sebanyak 20 unit.
TNI AL
- KRI Martadinata
Kapal Perang Raden Eddy Martadinata-331 menjadi kapal perang tercanggih yang dimiliki Indonesia. Kapal ini dikukuhkan sebagai kapal pimpinan atau flagship.
KRI RE Martadinata-331 merupakan hasil hasil kerja sama alih teknologi antara TNI AL bersama PT PAL dengan galangan kapal Damen Schiede Naval Ship Building (DSNS), Belanda.
kapal ini memiliki spesialisasi anti kapal permukaan, anti kapal selam, dan anti serangan udara serta peperangan elektronika. Untuk mendukung hal itu, kapal dilengkapi dengan rudal, torpedo, dan meriam.
Meriam utama KRI RE Martadinata-331 OTO Melara 76 mm Super Rapid Gun yang berada di tengah kapal, siap menembakkan 80 peluru ke arah musuh.
Meriam dioperasikan secara digital. Selama ini, meriam yang terpasang di kapal TNI AL bertipe compact.
- KRI Alugoro
KRI Alugoro (405) adalah sebuah kapal selam milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut. Kapal selam ini merupakan bagian dari kelas Chang Bogo yang ditingkatkan.
KRI Alugoro (405) merupakan kapal selam pertama yang dikerjakan secara mandiri oleh anak bangsa di Dermaga Kapal Selam PT PAL Indonesia (Persero), kawasan Tanjung Perak, Surabaya, bekerja sama dengan Pemerintah Korea Selatan melalui Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co.Ltd (DSME).
KRI Alugoro (405) memiliki panjang 61,3 meter (201 ft) dengan kecepatan mencapai 11 knot (20 km/h) ketika berada di bawah air.
Kapal selam ini mampu menampung 40 awak kapal dan memiliki kemampuan jelajah hingga 50 hari, serta dirancang dengan umur hidup mencapai 30 tahun.
Bobot kapal selam saat muncul di permukaan adalah 1.460 ton, dan mencapai 1.596 ton ketika menyelam di bawah permukaan air.
Salah satu perbedaan antara KRI Alugoro (405) dengan KRI Nagapasa (403) dan KRI Ardadedali (404) adalah teknologi baru dan canggih yang dimilikinya yang mampu mengatasi peperangan di bawah permukaan laut.
Kapal selam ini diperlengkapi dengan torpedo Black Shark generasi terbaru dari Whitehead Alenia Sistemi Subacquei yang bisa mengejar target hingga sejauh 50 kilometer. Panjang torpedo tersebut mencapai 3,6 meter (12 ft) dengan diameternya mencapai 553 milimeter.
- KRI Spica
Kapal perang buatan Prancis ini merupakan kapal canggih milik TNI AL yang digunakan untuk survei laut.
Kapal ini pertama kali tiba di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada November 2015.
Spica akan difungsikan untuk mengumpulkan data maritim yang untuk memperkaya informasi pengembangan kemaritiman.
Pihak TNI AL menekankan jika Spica bukan merupakan kapal patroli. Melainkan, kapal hidrografi untuk mendalami data kontur guna negosiasi perbatasan.
Dalam beberapa situs militer internasional juga diungkapkan, satu di antara peran penting kapal ini adalah memetakan jalur bawah laut untuk kapal selam.
TNI AU
Berikut lima pesawat andalan TNI Angkatan Udara, yang dilansir dari dokumentasi Harian Kompas, Majalah Angkasa dan TNI:
- Sukhoi Su-30
Ini merupakan pesawat tempur yang dikembangkan Rusia. Sukhoi Su-30 efektif digunakan untuk melakukan serangan terhadap medan darat.
Pesawat tempur ini mempunyai panjang 21,9 meter dengan rentang sayapnya 14,7 meter. Sementara tingginya 6,36 meter yang mampu digunakan untuk 2 orang kru di dalamnya.
Sukhoi Su-30 mampu melaju dengan kecepatan maksimum 2.120 kilometer per jam dan mampu menjelajah jangkauan 3.000 kilometer.
Sebagai alat tempur, pesawat ini dipersenjatai tembakan GSh-30-1 gun (kaliber 30 mm, 150 peluru) dengan 6 misil antiradar Kh-31P/Kh-31A, 6 misil berpemandu laser Kh-29T/L, 2 × Kh-59ME. Kemudian juga ada bom udara 6 × KAB 500KR, 3 × KAB-1500KR, 8 × FAB-500T, 28 × OFAB-250-270.
Model awal Su30 dan Su-30K dioptimasi untuk misi enduransi panjang 10 jam atau lebih. Pesawat jenis ini dilengkapi dengan sistem radiolocation yang memungkinkan pelacakan hingga 10 target dalam waktu bersamaan.
Selain itu, mempunyai kemampuan penyerangan darat presisi dengan membawa misil dan bom kendali canggih sesuai dengan perlengkapan persenjataan diatas.
Saat ini jenis pesawat ini dioperasikan oleh Aljazair, China, India, Indoneaia, Malaysia, Rusia, Uganda, Venezuela dan Vietnam.
Pesawat tempur jenis ini menjadi tercanggih dalam lingkup Angkatan Udara Rusia yang mampu menarik minat beberapa negara dunia.
- Sukhoi Su-27
Indonesia juga menggunakan jenis pesawat jenis ini yang spesifikasinya masih di bawah Sukhoi Su-30. Pesawat ini dirancang oleh Biro Desain Sukhoi di Rusia pada 1984.
Pesawat ini mempunyai panjang 21,9 meter dengan rentang sayap 14,7 meter. Tingginya 5,93 meter dan mesinnya Lyulka AL-31F turbofan.
Sukhui jenis ini mempunyai keceparan maksimal 2.500 kilometer per jam dengan satu orang kru di dalamnya.
Untuk persenjataan, pesawat ini mempunyai meriam GSh-30-1 30 mm dengan 150 butir peluru, n peluru kendali anti-radiasi X-31, peluru kendali udara ke darat X-29L/T, serta bom KAB-150 dan UAB-500 serta bom KAB-500Kr, KAB-1500Kr, KAB-1500L / 1500F / 1500L-PR dan masih banyak lainnya.
Pada saat ini, penggunaan pesawat ini di AS, Angola, Belarus, Ethiopia, Kazakhstan, China, Ukraina, Uzbekistan dan Vietnam.
Berbeda dengan yang lain, pesawat jenis ini mempunyai sayap berbentuk semidelta dan Terdapat dua mesin di dalam badan pesawat.
Pada bagian sayap terpasang saluran udara berbentuk kotak dan Mempunyai sistem "airbrakes" yang dipasang di atas bodi pesawat, di belakang kokpit.
F-16
Seperti diketahui, pesawat temput "sejuta umat" ini sudah memperkuat TNI AU sejak Desember 1989.
Melalui program Peace Bima Sena pada tahun 1989 mulai berdatangan F-16 A/B ke Indonesia.
Mereka langsung dimasukkan ke Skadron 3 TNI AU di Lanud Iswahjudi.
Namun F-16 TNI AU pernah mengalami masa suram dimana embargo militer Amerika Serikat (AS) membuatnya tak bisa opersional secara maksimal.
1995-2005 baru embargo dari AS dicabut, F-16 mulai terbang lagi walau secara teknologi seri A/B sudah ketinggalan.
Seiring perubahan politik global, AS pun melunak. Pada 2014, AS melakukan hibah F-16 Block 52ID kepada Indonesia sebanyak 24 unit melalui program Peace Bima Sena II.
- T-50 Golden Eagle
Pesawat tempur T 50i Golden Eagle yang didatangkan dari Korea Selatan untuk memperkuat Angkatan Udara Indonesia.
Pesawat ini merupakan jenis trainer supersonik buatan Amerika dan Korea Selatan. Perusahaan yang membuat adalah Korean Aerospace Industries dengan bantuan Lockheed Martin.
Pesawat ini mulai diperkenalkan oleh Angkatan Udara Korea Selatan pada 22 Februari 2005.
Pada 2013, Indonesia memesan jenis pesawat ini sebagai pesawat LIFT (Lead In Fighter Trainer).
Golden Eagle ini memiliki panjang 12.9 meter dan rentang sayapnya 9,17 meter. Pesawat ini memiliki tinggi 4,8 meter dengan kapasitas 2 orang kru di dalamnya.
T-50 menggunakan mesin General Electric F404 afterburning turbofan yang mempunyai kecepatan maksimal 1.728 kilometer per jam.
Pesawat ini memiliki persenjataan kanon 20 mm General Electric M61 Vulcan dengan 205 peluru diumpankan linier tanpa sambungan yang bisa dipasang internal tepat di belakang kokpit.
Selain itu terdapat rudal AIM-9 Sidewinder yang terpasang pada tiap ujung sayap. Ada juga peluncur roket peluncur roket LAU-3 dan LAU-68 , bom kluster CBU-58 and Mk-20, dan bom multiguna Mk-82, Mk-83, dan Mk-84 .
Saat ini, negara yang menggunakan jenis ini adalah Korea Selatan, Filipina, Thailand dan Irak.
- EMB-314 Super Tucano
Pesawat ini merupakan pesawat trainer yang memiliki kemampuan anti-perang gerilya yang dikembangkan oleh pabrikan pesawat Brasil, Embraer. Brasil telah mengembangkan pesawat ini sejak 1995.
Pesawat ini sangat pas untuk mendukung pengintaian, close air support, dan penumpasan pemberontakan.
Super Tucano memiliki panjang sekitar 11,42 meter dengan rentang sayap 11,14 meter. Tingginya adalah 3,9 meter dan bisa melaju dengan kecepatan maksimal 590 kilometer per jam.
Berkat kemampuannya, pesawat ini memikat TNI AU. Pada 2012 sejumlah pesawat jenis ini dipesan oleh Indonesia untuk membantu tugas dari TNI. Armada baru ini bertugas menggantikan pesawat OV-10F Bronco.
EMB-314 memiliki sejumlah senjata yang bisa dibawa seperti bom jenis MK-81/MK-82, bom cluster, rocket pod FFAR, dan rudal berpemandu laser, sekelas Maverick.
Untuk menghadapi duel di udara, EMB-314 Super Tucano juga dapat membawa rudal anti pesawat jenis AIM-9L Sidewinder atau MAA-A1 Piranha.
Untuk bertahan, pesawat ini memiliki RWR (Radar Warning Receiver), MAWS (Missile Approach Warning System), dan chaff/ flare dispenser. Untuk melindungi awaknya, kabin pilot dilindungi bahan baja kevlar pada sekeliling kokpit. Untuk keselamatan, pilot dilengkapi kursi lontar Martin Baker.
Sistem yang ada dalam Super Tucano memungkinan pengawasan dan penyerangan baik saat siang dan malam hari, serta sanggup menghadapi segala kondisi cuaca.(*)