PON Papua
Kisah Atlet Peraih Emas Asal Sulteng, Antar Jenazah Ibunya Sebelum Berlaga di PON Papua
Di hadapan keluarga dan para pelayat, pria akrab disapa Eman itu masih bisa menahan diri sebelum akhirnya menangis ketika berada di dalam kamar.
Saat sampai di rumah, Abdul Rahman langsung berlari untuk melihat wajah jenazah ibunya yang telah tertutup dengan kain.
Di hadapan keluarga dan para pelayat, pria akrab disapa Eman itu masih bisa menahan diri sebelum akhirnya menangis ketika berada di dalam kamar.
Rahmad mengatakan, Eman saat itu meminta izin kepada official agar bisa mengurus pemakaman ibunda tercinta.
"Eman ikut mengantar ke pemakaman di Kelurahan Pengawu. Dia bahkan turun langsung ke liang lahat untuk membaringkan jenazah ibu. Kemudian tanggal 28 September baru dia berangkat ke Papua," tutur Rahmad.
Sebelum berangkat ke Papua, Eman sempat membawa dompet kecil milik ibunda tercinta.
Dompet itulah yang turut dia pegang saat meraih medali emas pertama bagi Bumi Tadulako dari Cabang Olahraga (Cabor) Taekwondo.
Baca juga: Bertanding saat Angin kencang, Atlet Paralayang Sulteng Kecelakaan dan Alami Cedera Engkel
Sebelum ibunya, ayahanda Eman telah lebih dulu meninggal dunia pada tahun 2007.
Eman merupakan anak terakhir dari sembilan bersaudara, tiga laki-laki dan sisanya perempuan.
Rahmad menjadi saudara laki-laki Eman satu-satunya yang tersisa setelah kakak laki-laki pertama mereka meninggal saat masih duduk di kelas 3 Sekolah Dasar (SD).
Mereka berdua tinggal di BTN Baliase Blok AC Nomor 19, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Sementara semua kakak perempuan mereka telah menikah dan tinggal bersama suami masing-masing.(*)