Wisata Sulteng
Ritual Adat Mombowa Tumpe, Proses Pengantaran Telur Maleo dari Batui ke Keraton Kerajaan Banggai
Masyarakat Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah menggelar ritual adat Mombowa Tumpe, Kamis (2/12/2021).
Penulis: Asnawi Zikri | Editor: Haqir Muhakir
Di pesisir sungai, ada perahu menunggu.
Di perahu inilah, telur itu akan disimpan semalam.
Besoknya, Jumat (3/12/2021) sekitar pukul 04.00 Wita, perahu tersebut akan diberangkatkan menuju Keraton Kerajaan Banggai.
"Ritual Mombowa Tumpe adalah amanat leluhur. Setiap tahun digelar sejak 4 abad silam. Telur-telur Maleo ini akan dibawa ke Keraton (Kerajaan) Banggai di Banggai Laut," tutur Kutua Lembaga Adat Batui, Baharudin H Saleh, kepada TribunPalu.com, di atas perahu pengantaran telur Maleo, Kamis sore.
Pengantaran telur Maleo ke Keraton Banggai memakan waktu selama 2 hari.
Tapi sebelum tiba di Banggai Laut, akan ada ritual adat di Tanjung Desa Pinalong, Kecamatan Liang, Kabupaten Banggai Kepulauan.
Tetapi perahu tidak menepi di tanjung itu.
Hanya sekadar melintas sembari melempar sebuah benda di perairan Tanjung Pinalong seperti ritual leluhur.
"Ada (benda) yang dilempar di situ (Tanjung Pinalong," tuturnya.
Setelah itu, barulah perahu menepi di Tolo Mansalean, Pulau Labobo, Kabupaten Banggai Laut.
Di Tolo Mansalean, kata Baharudin, ada ritual adat mengganti pembungkus telur Maleo dari daun Palam.
Sekaligus bermalam di Tolo Mansalean.
Paginya, Sabtu (4/12/2021), perahu akan kembali berlayar menuju Banggai Lalongo, Kabupaten Banggai Laut.
Baca juga: Brimob Polda Sulteng Razia Tempat Hiburan Malam di Kota Palu
Waktu tempuh hanya sekitar 2 jam untuk bisa tiba di situ.
Menurut kepercayaan petuah adat setempat, pembungkus telur Maleo yang diganti tadi biasanya akan tiba terlebih dahulu sebelum perahu tiba dan sandar di Banggai Lalongo.
Rute dari ritual adat Mombowa Tumpe ini merupakan amanat leluhur yang terus dipertahankan dan dilestarikan.
Setibanya di Banggai Lalongo, petuah adat dari Keraton Kerajaan Banggai akan menjemput puluhan telur Maleo itu.
Masyarakat Banggai Laut menyebut ritual adat ini adalah Molabot Tumbe.
Molabot Tumbe dalam bahasa Banggai artinya menjemput telur Maleo. (*)