Pemerintah Batalkan PPKM Level 3 saat Libur Natal dan Tahun Baru, Luhut Ungkap Alasannya
Luhut bagikan alasan pemerintah batalkan PPKM level 3 di seluruh wilayan Indonesia saat Nataru nanti.
TRIBUNPALU.COM - Pemerintah membatalkan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di seluruh wilayah Indonesia saat periode libur Natal dan Tahun Baru.
Untuk itu, pemerintah memutuskan untuk membuat kebijakan yang lebih seimbang dengan tidak menyamaratakan perlakuan di semua wilayah.
Nantinya, level PPKM akan diberlakukan sesuai penilaian asesmen yang berlaku saat ini, diiringi dengan sejumlah aturan pengetatan.
Baca juga: TNI AL Berikan Terapi Psikologis di Pengungsian untuk Korban Terdampak Erupsi Gunung Semeru
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
"Pemerintah memutuskan untuk tidak akan menerapkan PPKM level 3 pada periode Nataru pada semua wilayah."
"Penerapan level PPKM selama Nataru akan tetap mengikuti asesmen situasi pandemi sesuai yg berlaku saat ini, tetapi dengan beberapa pengetatan," ucap Luhut, dikutip dari laman pers Kemenko Marves, Senin (6/12/2021).
Luhut pun menjelaskan alasan dibalik pembatalan PPKM level 3 tersebut.

Baca juga: Rocky Gerung Sebut Gerakan 212 Bukan Sekedar Kumpulan Orang: Itu Reuni Ide Soal Kesetaraan Warga
Dikatakannya, saat ini penanganan Covid-19 di Indonesia menunjukkan perbaikan yang signifikan.
Sejauh ini Indonesia berhasil menekan angka kasus konfirmasi Covid-19 harian dengan stabil di bawah 400 kasus.
"Kasus aktif dan jumlah yang dirawat di RS menunjukkan tren penurunan dalam beberapa hari ke belakang," tambahnya.
Perbaikan penanganan Pandemi Covid-19 juga terlihat dari tren perubahan level PPKM kabupaten kota di Jawa Bali.
Berdasarkan assessmen per 4 Desember, jumlah kabupaten kota yang tersisa di level 3 hanya 9,4 persen dari total kabupaten/kota di Jawa-Bali atau hanya 12 kabupaten/kota.
Keputusan membatalkan penerapan PPKM level 3 saat Nataru juga didasarkan pada capaian vaksinasi dosis 1 di Jawa-Bali yang sudah mencapai 76 persen dan dosis 2 yang mendekati 56 persen.
Kemudian, vaksinasi lansia juga terus digenjot hingga kini telah mencapai 64 persen untuk dosis 1 dan 42 persen untuk dosis 2 di Jawa-Bali.

Selain itu, dari hasil survei juga menyebut masyarakat Indonesia memiliki antibodi yang tinggi.