Luhut Sebut Puncak Omicron Diprakirakan Terjadi Februari-Maret, Jakarta Berpotensi Naik Tinggi
Saat ini saja, peningkatan varian baru itu telah menyentuh angka 1.054 kasus per hari dengan kasus transmisi lokal sudah lebih tinggi dari transmisi
TRIBUNPALU.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memproyeksi, penyebaran varian Omicron di Indonesia akan melonjak pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.
Saat ini saja, peningkatan varian baru itu telah menyentuh angka 1.054 kasus per hari dengan kasus transmisi lokal sudah lebih tinggi dari kasus transmisi pelaku perjalanan luar negeri.
"Berdasarkan berbagai data yang telah kami amati, puncak gelombang Omicron diperkirakan akan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret ini. Saya ulangi, dari hasil trajectory, puncak terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret ini," kata Luhut dalam konferensi pers PPKM, Minggu (17/1/2022).
Luhut menuturkan, kasus didominasi oleh wilayah Jawa dan Bali, terutama Provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya.
Kenaikan kasus di Jawa dan Bali juga terlihat pada provinsi Jawa Barat dan Banten. Sebab, wilayah tersebut masih masuk dalam bagian Aglomerasi Jabodetabek.
Baca juga: Gejala-gejala Covid-19 Varian Omicron yang Perlu Diwaspadai: Batuk, Hilang Rasa hingga Ruam Kulit
Bahkan dia memproyeksi, kasus berpotensi naik tinggi di wilayah Ibu Kota jika protokol kesehatan tidak dijalankan secara ketat.
"Berdasarkan proyeksi yang kami lakukan, kami kembali memprediksi bahwa peningkatan kasus berpotensi naik lebih tinggi di Provinsi DKI Jakarta jika kita semua tidak hati-hati. Jadi kita semua bertanggung jawab untuk kita. Saya mohon supaya kita semua satu," ucap dia.
Sementara khusus untuk wilayah lain di Pulau Jawa dan Bali, kasusnya masih relatif lebih terjaga. Kendati demikian, dia memprediksi penyebaran kasus juga akan lebih cepat mengingat tingginya mobilitas di wilayah Jawa dan Bali.
Tak heran, dia meminta perusahaan untuk menjalankan kebijakan bekerja dari rumah (work from home/WFH) selama dua minggu ke depan.
Setiap perusahaan bisa melakukan asesmen sesuai keadaannya masing-masing untuk menentukan kebijakan WFH. Bila tidak mengganggu produktivitas, dia mengimbau opsi tak WFH 100 persen harus diambil.
"Tapi kami mengimbau kalau di kantor tidak perlu 100 persen, ya tidak perlu 100 persen yang hadir. Jadi diatur saja, lihat situasinya apakah dibikin 75 persen untuk dua minggu ke depan," tandasnya.
Jakarta Waspada
Melonjaknya kasus Covid-19 varian omicron di Jakarta membuat ibu kota menjadi medan perang utama dalam menghadapi varian virus corona yang daya tularnya lebih tinggi daripada varian delta.
Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Indonesia.
"Sekitar 90 persen transmisi lokal (varian Omicron) terjadi di Jakarta. Kita harus persiapkan khusus DKI Jakarta sebagai medan perang pertama menghadapi Omicron dan harus kita pastikan kita menang," kata Budi, lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (16/1/2022).
Baca juga: Kasus Omicron di Indonesia Paling Banyak dari Saudi, Kemenag akan Evaluasi Pemberangkatan Umrah
Semakin banyaknya kasus Covid-19 yang ditemukan di Jakarta bukan saja karena banyaknya pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) yang datang ke ibu kota, melainkan juga adanya penularan secara lokal.
Pada 9 Januari 2022, Jakarta mencatat 393 kasus baru dalam sehari. Sebanyak 294 (74,8 persen) di antaranya adalah PPLN. Hanya 99 kasus (25,2 persen) yang merupakan transmisi lokal.
Saat itu, jumlah 1.885 kasus aktif Covid-19 di Ibukota juga didominasi oleh PPLN. Sebanyak 1.415 pasien (75,1 persen) merupakan PPLN, dan hanya 24,9 persen atau 470 pasien yang bukan PPLN.
Pada 15 Januari 2022, DKI Jakarta telah mencatat 720 kasus baru dalam sehari. Proporsi kasus baru antara PPLN dan non-PPLN pun terbagi rata, yakni 375 kasus PPLN (52,1 persen) berbanding 345 kasus transmisi lokal (47,9 persen).
Akibatnya, saat ini jumlah kasus aktif Covid-19 di Jakarta pun melonjak tajam menjadi 3.779. Jumlah itu naik dua kali lipat lebih dalam waktu seminggu.
Kini, jumlah pasien Covid-19 di Jakarta yang berasal dari PPLN berjumlah 2.443 orang (64,4 persen) dan non-PPLN 1.346 orang (35,6 persen). Dibandingkan pekan lalu, baik kasus aktif pada PPLN maupun non-PPLN, sama-sama mengalami kenaikan sekitar 800-1.000 orang.
PTM 100 persen
Adapun pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di Jakarta juga dikhawatirkan menjadi medium penyebaran Covid-19. Sebab saat ini sudah ada beberapa murid dan guru yang terpapar Covid-19 selama pelaksanaan PTM 100 persen.
Saat ini, ada 15 sekolah di Jakarta yang guru dan siswanya terpapar Covid-19 selama pelaksanaan PTM 100 persen.
Tercatat ada 19 kasus yang ditemukan di 15 sekolah. Pemprov DKI pun menutup sementara 15 sekolah tersebut dari PTM 100 persen.
Dari 19 kasus yang ditemukan di 15 sekolah, 16 di antaranya merupakan siswa dan sisanya tiga kasus dari guru.
Kendati demikian Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria pun memastikan belum ada temuan siswa maupun guru positif Covid-19 akibat varian Omicron di 11 sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen.
Baca juga: Ketahui Gejala Omicron dan Bedanya dengan Flu Biasa, Penting untuk Tetap Jaga Protokol Kesehatan
"Bukan Omicron, sekali lagi bukan Omicron," kata Riza Patria di Jakarta, Sabtu (15/1/2022), dikutip Antara.
Atas temuan tersebut, Riza meminta orangtua siswa selalu waspada terhadap penyebaran Covid-19 di masa belajar tatap muka 100 persen.
"Para orangtua, bapak ibu semuanya (diminta agar) patuh terhadap protokol kesehatan Covid-19 (ketika anak) pergi ke sekolah (dan saat) pulang kembali (dari) sekolah," tutur Riza.
Masyarakat diminta hati-hati
Riza pun meminta agar masyarakat Jakarta berhati-hati karena penularan transmisi lokal Covid-19 varian omicron hingga 15 Januari 2022 sudah menembus angka 153 kasus.
Riza menyebut, 153 kasus penularan transmisi lokal tersebut merupakan angka yang tidak sedikit.
"Ternyata tidak sedikit ada penularan transmisi lokal, kami minta hati-hati karena ini gejalanya memang ringan, ringan tapi tidak boleh dianggap enteng," ucap Riza dalam rekaman suara, Minggu (16/1/2022).
Riza juta meminta masyarakat untuk tak kendor menerapkan protokol kesehatan. Ia juga meminta masyarakat tidak larut dalam euforia karena keberhasilan penanganan Covid-19 di Jakarta, sekalipun vaksinasi Covid-19 di Jakarta sudah cukup baik.
Dia mengajak warga yang belum divaksinasi segera mendapatkan vaksinasi Coovid-19. Riza pun meminta warga yang sudah dijadwalkan mendapatkan jatah vaksinasi booster segera menggunakan haknya tersebut.
"Sekarang sudah dibuka vaksin booster khususnya untuk lansia, jadi mari untuk kakek nenek kita yang belum, kita segerakan bantu daftar dan antarkan untuk dapat vaksin," ucap Riza.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Luhut: Puncak Omicron Februari-Maret, Jakarta Berpotensi Naik Tinggi"dan "Alarm Bahaya dari Jakarta, Kasus Covid-19 Meningkat Signifikan dan Jadi Medan Perang Pertama Hadapi Omicron "