Usia 30 Tahun Jadi Panglima TNI, TB Simatupang Tersingkir Usai Berani Bantah Soekarno, Nasib?
ingat Jenderal TB Simatupang? Sosok Panglima TNI di usia 30 tahun, namun tersingkirkan usai berani menentang Soekarno.
Kabar itu pun sampai ke telinga TB Simatupang. Ia tak terima dan langsung menemui Presiden Soekarno di Istana Negara. Pertemuan saat itu dihadiri Menteri Pertahanan Sri Sultan HB, AH Nasution, dan Kawilarang.
Ketika itu, AH Nasution menyatakan siap dicopot demi keutuhan Angkatan Darat. Namun, tak demikian pemikiran TB Simatupang.
Tanpa tedeng aling, ia menyatakan keberatan atas rencana pergantian AH Nasution atas dasar pengaduan Supeno. TB Simatupang menganggap tindakan seperti itu merupakan preseden buruk dan bisa menimbulkan situasi yang berbahaya di masa depan dalam organisasi militer.
Modus atau cara demikian juga bisa dicontoh oleh pejabat militer lain yang ingin mengamankan posisinya dengan mendekati Presiden Soekarno. Pada saat yang sama, apabila ada panglima-panglima divisi yang tidak menyukai seorang pimpinan, mereka bisa mengumpulkan tanda tangan, lalu meminta Soekarno untuk mencopot orang tersebut.
Namun, Soekarno bergeming. Ia tetap melaksanakan rencana pergantian AH Nasution sebagai KSAD, dengan dasar adanya tanda tangan para panglima divisi.
Ketika itulah, TB Simatupang Bonar murka. Kepada Presiden Soekarno, ia secara tegas menyatakan selama dirinya menjabat KSAP, dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
Soekarno juga marah atas penolakan TB Simatupang terkait rencana mengganti AH Nasution sesuai permintaan Bambang Supeno.
Bahkan, keduanya tidak berjabat tangan lagi seusai pertemuan tersebut.
Konon, saat itu TB Simatupang yang sedang diliputi rasa amarah menutup pintu dengan keras. Braakkk!!!
Cekcok ini kian bergolak.
Presiden Soekarno mengambil kebijakan menghapus jabatan KSAP pada tahun 1953.
Kebijakan ini dinilai untuk melucuti pengaruh TB Simatupang.
Dampaknya, TB Simatupang menjadi jenderal tanpa jabatan. Ia hanya ditugaskan sebagai Penasihat Militer di Departemen Pertahanan RI.
TB Simatupang sempat dua kali ditawarkan untuk menjadi duta besar. Namun, dia menolak karena tawaran itu tak lebih sebagai bentuk pengasingan bagi dirinya.
Konon jabatan duta besar memang menjadi tempat bagi pejabat yang hendak "disingkirkan".