Pakar Prediksi akan Muncul Varian Covid-19 Baru setelah Omicron, Singgung Gejala yang akan Dirasakan
Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman memprediksi akan muncul varian baru setelah Omicron.
Pandemi covid-19 diyakini belum akan berakhir.
TRIBUNPALU.COM - Virus Covid-19 terus bermutasi menjadi varian-varian.
Seperti akhir-akhir ini muncul varian baru Omicron.
Varian baru omicron ini menular lebih cepat bukanlah tanda akhir pandemi.
Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman menyebutkan sejauh ini riset memang mengatakan Omicron memang tidak seperti Delta.
Sejauh ini yang membedakan situasi gelombang Delta tahun lalu dengan Omicron saat ini adalah status vaksinasi Covid-19.
Vaksinasi Covid-19 membedakan dampak atau output klinis akibat terinfeksi apa pun varian Covid-19.
Baca juga: Kemenkes: Pasien Omicron Gejala Ringan dan OTG Boleh Isoman di Rumah, Ini Syaratnya
Baca juga: Kenali Gejala Covid-19 Varian Omicron Menurut Kemenkes: Menggigil hingga Nyeri Otot

Sehingga menurutnya salah besar jika ada yang menyatakan jika varian Omicron melemah.
Ia pun menegaskan jika Omicron bukan varian terakhir.
"Bahwa contoh begini saya tegaskan, gelombang ini bukan berarti terakhir. Ke depan akan ada. Tapi dampaknya makin kecil, makin ke sana. Nah itu, karena orang yang memiliki imunitas makin banyak," kata Dicky pada Tribunnews, Senin (7/2/2022).
Pembeda yang khas dari varian delta dan omicron yaitu jika delta dapat membuat dampak serius di paru-paru seperti pneumonia, misalnya.

Tapi Dicky pun menekankan jika hal itu bukan saja tidak terjadi, tapi tetap ada.
"Dari kasus yang ada bahkan tidak bergejala ternyata ada kerusakan di paru-paru. Jadi tidak bisa dianggap semua begitu. Tapi potensi lebih kurang," ungkap Dicky.
Gelombang Baru Perkecil Varian Sebelumnya
Menurut Dicky, setiap adanya gelombang kenaikan kasus Covid-19, akan memperkecil varian sebelumnya. Karena varian of concern (VOC) memilki karakter cepat menular, lebih mudah menginfeksi, otomatis akan lebih dominan.