Densus 88 Anti Teror Mabes Polri Tangkap 3 Teroris di Bengkulu, Ada Dosen dengan Jabatan Penting

Densus meringkus tiga teroris, salah satu pria yang ditangkap adalah RH, yang bekerja sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi di Bengkulu.

Handover
Tim Densus 88 Anti Teror. 

TRIBUNPALU.COM - Teroris yang merongrong kedaulatan NKRI kembali ditangkap oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.

Densus meringkus tiga teroris di Kelurahan Tebeng, Kecamatan Ratu Agung, Kota Bengkulu, pada Rabu (9/2/2022).

Salah satu pria yang ditangkap adalah RH, yang bekerja sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi di Bengkulu.

RH juga merangkap sebagai ketua rukun tetangga (RT). 

Baca juga: Benny Wenda Bak Dikhianati Usai Pimpin Merdekakan Papua, Ditolak OPM dan Bakal Dilengserkan

Baca juga: RAJA TEGA Pentolan KKB Ditangkap, Tangan Kanan Undius Kogoya yang Tembaki Wakapolda Papua

Kepala Bidang Humas Polda Bengkulu Kombes Sudarno membenarkan informasi penangkapan itu.

"Pada kegiatan Densus, Polda Bengkulu bersifat membantu menangkap. Terduga teroris yang sekarang diamankan 3 orang di Bengkulu, saat ini diproses oleh Densus. Masyarakat juga diminta untuk tidak panik," kata Sudarno dalam keterangan pers kepada media, Kamis (10/2/2022).

Informasi penangkapan tersebut juga dibenarkan oleh istri RH berinisial WS, saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Kelurahan Padang Harapan, Kota Bengkulu.

"Suami saya ditangkap di kantor yayasan sekitar pukul 09.00 WIB oleh puluhan orang berpakaian preman, polisi dan Densus 88 bersenjata lengkap. Beserta laptop, motor vespa. Saat di kantor itu, Densus masuk membuat semua staf ketakutan, serta CCTV dimatikan," kata WS, Kamis.

Baca juga: Anak Buah Terus Ditembaki, Jenderal Jebolan Kopassus Ancam Keras KKB: Tak Akan Tingggal Diam!

Baca juga: OPM Tolak Pentolan KKB Papua Benny Wenda Jadi Presiden Papua Barat: Dia Warga Negara Inggris

Menurut WS, pada Rabu sore, ada polisi yang datang dan memberitahukan bahwa suaminya dibawa untuk dimintai keterangan.

Pihak polisi juga sempat menggeledah rumah dan memeriksa perpustakaan di rumah WS.

"Kami persilakan memeriksa rumah, perpustakaan. Perpustakaan kami lengkap, ada kajian teroris, macam-macam, karena kami pernah terlibat dalam sejumlah penelitian dalam pengawasan aliran kepercayaan dan keagamaan (Pakem) bidang penelitian aliran kepercayaan. Kami juga dosen, kami terbuka, kami terkejut juga kami dituduh terlibat terorisme," kata WS.

WS menyebutkan, selama ini dia dan keluarganya merasa selalu diikuti dan diawasi oleh polisi.

Padahal, menurut WS, dia akan selalu mempersilakan siapa pun termasuk polisi untuk mengklarifikasi sesuatu.

(*/ TribunPalu.com / Kompas )

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved