Maksud Gubernur Lukas Enembe Sebut Orang Papua Tidak Happy: Agar Tak Ada Lagi Air Mata Jatuh
Pernyataan Gubernur Lukas Enembe itu terekam dalam video berdurasi 1 menit 23 detik yang viral di media sosial.
Mantan wartawan Harian Cenderawasih Pos ini juga mengaku pernyataan Lukas Enembe dapat dengan mudah dianalisis, namun sukar dipahami.
“Bisa dianalisis tapi juga dapat membuat kita sulit menganalisis. Yang terjadi sekarang di publik, orang bingung dengan pernyataan Lukas Enembe,” katanya.
Sebagai pengacara senior, Warinussy menerjemahkan pernyataan Gubernur Lukas Enembe tidak proporsional.
Seharusnya mantan Bupati Puncak Jaya itu adalah sosok yang lebih paham kondisi rakyat, tahu apa yang harus dikerjakan agar Orang Papua sejahtera.
Suami dari Yulce Enembe itu adalah pihak yang lebih tahu, biasanya datang ketika pejabat dari pusat bertanya tentang Papua. Mereka akan menanyakannya kepada Gubernur.
“Pernyataannya tidak proporsional sebagai seorang Gubernur yang seharusnya mengetahui situasi rakyatnya, yang dia perlu lakukan adalah menyembuhkan ‘kesakitan’ mereka, mengurangi beban mereka,” katanya.
“Rakyat sakit, menderita, diteror, diancam, ditembak, Anda dimana?”ujarnya.
Gubernur Lukas Enembe, kata Warinussy selayaknya membela rakyat. Misalnya dengan menyerukan perdamaian atas pertikaian di sejumlah daerah.
Lanjut dia, berkewajiban sebagai pemimpin mensejahterakan (memenuhi kebutuhan) masyarakat atau menghentikan penembakan antara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka dengan TNI/Polri.
“Anda sudah melakukan apa? paling tidak Gubernur menyerukan menghentikan penembakan karena sudah buat rakyat menderita,”katanya.
Namun kata Warinussy, Gubernur Lukas belum optimal.
“Masa kita jauh-jauh ini yang berteriak, baru gubernur dengan keadaan terjadi di depan pelupuk mata, tidak bisa mengambil langkah-langkah penting?” tanyanya.
Warinussy memuji sejumlah keputusan Lukas untuk Papua. “Tapi apa yang sudah ia lakukan agar masyarakat sejahtera?”ujarnya.
Di bagian lain, Pimpinan Aliansi Papua Peduli Damai (Papeda) Yulianus Dwaa mengapresiasi keprihatinan Gubernur Papua itu, namun juga mempertanyakan kewenangannya.
“Kita mengapresiasi keprihatinan beliau. Namun yang jadi pertanyaan adalah, kewenangan untuk mengurus itu siapa?. ya kan Beliau,” kata Yulianus Dwaa kepada Tribun-Papua.com, Kamis (10/2/2022) malam.