Penyebab Amerika dan Nato Ogah Kirim Pasukan Bantu Ukraina, Takut dengan Ancaman Bahaya

Terungkap penyebab Amerika Serikat dan NATO tak mau mengirim pasukan militer untuk membantu Ukraina.

Wakil KOHSAR / AFP
Ilustrasi Tentara AS 

TRIBUNPALU.COM - Terungkap penyebab Amerika Serikat dan NATO tak mau mengirim pasukan militer untuk membantu Ukraina.

Rupanya, Amerika Serikat dan NATO takut dengan sebuah ancaman bahaya.

Ancama itu berasal dari reaktor nuklir Chernobyl yang telah dikuasai Rusia.

Nah, apakah anda masih Ingat Film Chernobyl yang menceritakan bencana nuklir?

Bencana Chernobyl adalah kecelakaan reaktor nuklir terburuk dalam sejarah.

Baca juga: Saat Amerika Tak Berkutik, Negara Ini Berani Lawan Rusia dan Pasang Badan Bela Ukraina

Tepatnya pada tanggal 26 April 1986, reaktor nomor empat di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl yang terletak di Pripyat, Ukraina (saat masih menjadi bagian dari Uni Soviet) meledak.

Akibatnya, isotop radioaktif dalam jumlah besar tersebar ke atmosfer di seluruh kawasan Eropa.

Ribuan penduduk terpaksa diungsikan dari Kota Chernobyl.

Jumlah pekerja yang dilibatkan untuk menanggulangi bencana ini sekitar 500.000 orang.

Dana yang dihabiskan mencapai 18 miliar rubel atau sekitar Rp 3.078.136.845.000.-

Bencana nuklir Chernobyl merupakan satu dari dua kecelakaan yang digolongkan dalam level 7 pada Skala Kejadian Nuklir Internasional (kecelakaan yang lainnya adalah Bencana nuklir Fukushima Daiichi pada tanggal 11 Maret 2011 akibat gempa bumi).

Peringatan Pejabat Ukraina

Kini, setelah dua hari invasi, pasukan Rusia telah merebut pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl.

Pejabat Ukraina menyatakan pendudukan pembangkit listrik tersebut merupakan ancaman serius.

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin memperingatkan seluruh Eropa termasuk Rusia akan terkena dampak jika reaktor Chernobyl meledak lagi. "Ini merupakan salah satu ancaman paling serius di Eropa saat ini," kata dia, dikutip dari Reuters dan Kompas.com, Jumat (25/2/2022).

Rusia menyerbu Ukraina lewat darat, laut dan udara sejak Kamis (24/2/2022).

ni serangan terbesar terhadap sebuah negara Eropa sejak Perang Dunia II.

Baca juga: Demi Akhiri Perang, 2 Gadis Kembar Ukraina Rela Jual Keperawanan, Beri Pesan Khusus untuk Putin

Sumber militer Rusia mengatakan, mereka menguasai reaktor nuklir Chernobyl untuk memberi pesan kepada Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) agar tidak ikut campur.

"Para pejuang kami mengorbankan nyawa sehingga tragedi 1986 tidak akan terulang," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Twitter beberapa saat sebelum pembangkit itu dikuasai Rusia.

Setelah Chernobyl Dikuasai Rusia, NATO dan Amerika Serikat Tegaskan Tak Kirim Bantuan ke Ukraina

Setelah militer Rusia kuasai reaktor nuklir Chernobyl, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden langsung menyampaikan bahwa tidak akan mengirim tentara ke Ukraina.

"Pasukan kami tidak dan tidak akan terlibat dalam konflik,” kata Biden, Jumat (25/2/2022).

Namun, ia menyampaikan sanksi baru terhadap Rusia karena memulai invasi.

"Pasukan kami tidak pergi ke Eropa untuk berperang di Ukraina, tetapi membela sekutu NATO dan meyakinkan sekutu di timur."

Biden juga sangat berhati-hati untuk menjelaskan bahwa AS tidak agresif terhadap Rusia.

“Biar saya perjelas, ini adalah langkah defensif sepenuhnya dari pihak kami. Kami tidak berniat melawan Rusia,” kata dia.

NATO juga menyatakan tidak memiliki pasukan yang disiagakan di Ukraina dan tidak berencana mengirim pasukan ke negara tersebut. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.

Ia mengatakan bahwa Ukraina bukan anggota NATO, oleh karena itu fokus dari aliansi tersebut adalah mempertahankan negara-negara Eropa timur lainnya dari serangan Rusia.

”Tidak ada pasukan NATO di Ukraina. Kami telah menegaskan bahwa kami tidak berencana untuk mengirim pasukan ke Ukraina. Yang kami lakukan adalah defensif,” ujarnya seperti dikutip Reuters, Sabtu (26/2/2022). (*)

(Sumber: Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved