Jokowi Terjebak , Jika Dukung Rusia Acara Besar Ini Terancam Bubar, Jika Tak Dukung Ini Ancamannya
Sikap Indonesia soal konflik Rusia dengan Ukraina menuai kritikan dan sorotan dari internasional.
Tapi Indonesia tidak dengan jelas menyebut nama Rusia.
Faktanya, penolakan sanksi oleh Indonesia dan respon samar lainnya kepada aksi Rusia telah mendapat kritik besar-besaran dari Dunia, terutama dari duta besar Ukraina yang marah di Jakarta, yang mengirim surat kritik terbuka kepada Jokowi.
Ia menyebut kompromi Jokowi "memalukan".
Keraguan Indonesia memberi sanksi kepada Rusia dilaporkan tumbuh dari kilang minyak senilai USD 1,4 miliar dibangun di pantai utara Jawa oleh Pertamina dan raksasa energi Rusia, Rosneft.
Rosneft juga terlibat dengan Premier Oil dalam penemuan gas alam baru di Laut Natuna Utara.
"Kami tidak akan secara buta mengikuti langkah yang diambil negara lain," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah.
"Kami akan membuat keputusan berdasarkan kepentingan lokal dan apakah sanksi akan menyelesaikan apapun. Kami melihat waktu dan sekali lagi sanksi tidak berarti penyelesaian masalah tertentu."
Beberapa hal akan mencapai puncaknya pada pertemuan menteri-menteri luar negeri yang dijadwalkan yaitu G20 pada Juni besok, dengan sebagian besar partisipan diharapkan untuk menolak kehadiran delegasi Rusia.
Saat itu, Putin mungkin bisa menyelamatkan Jokowi dengan menolak hadir juga.
Pertama kalinya sejak ia menjadi presiden tahun 2012, pemimpin Rusia itu memang menjauh dari G20 terakhir di Roma, seolah-olah karena pandemi Covid-19, yang tampaknya menjelaskan preferensi berkelanjutannya untuk meja rapat yang panjang.
Dia mengirim Menteri Keuangan Anton Siluanov sebagai gantinya.
Apa pun yang terjadi di Bali, ada preseden untuk menolak kursi Putin di KTT.
Pada tahun 2014, forum politik G8 yang asli menangguhkan Moskow setelah aneksasi Krimea.
Pada 2017, Kremlin mengumumkan penarikan permanen dari pengelompokan itu.
Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul "Bisa Jadi Kegagalan Keberhasilan Dua Periode Jokowi, Sikap Indonesia yang 'Condong' Membela Rusia dan Biarkan Ukraina Dilibas Rusia Dikritik Banyak Pihak Internasional, Acara Ini Terancam"