Kelemahan Rusia Terbongkar, Pantas Saja Tak Mampu Taklukan Ukraina dalam Waktu Sebulan

Seperti diketahui, perintah invasi pertama kali dikeluarkan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Februari 2022.

handover/ Twitter
Ilustrasi - Perang Rusia vs Ukraina 

Mengutip intelijen AS, tiga pejabat AS mengatakan Amerika Serikat memperkirakan bahwa tingkat kegagalan rudal presisi Rusia bervariasi dari hari ke hari, tergantung jenis rudal, dan terkadang tingkat kegagalannya bisa melebihi 50 persen.

Dua pejabat malah mengatakan tingkat kegagalan rudal presisi Rusia mencapai 60 persen.

Seorang pejabat mengatakan intelijen menunjukkan bahwa rudal jelajah yang diluncurkan dari udara Rusia memiliki tingkat kegagalan dalam kisaran 20 hingga 60 persen.

Menurut Proyek Pertahanan Rudal, think thank Center for Strategic and International Studies, Rusia telah terlihat menerjunkan dua jenis rudal jelajah yang diluncurkan dari udara di Ukraina, Kh-555 dan Kh-101.

Amerika yakin Rusia menembakkan rudal jelajah yang diluncurkan dari wilayah udara Rusia ke pangkalan militer Ukraina di dekat perbatasan Polandia, awal bulan ini.

Pejabat AS mengatakan kepada Reuters, ada tingkat kegagalan yang sangat tinggi selama serangan yang menewaskan 35 orang.

Serangan rudal telah menjadi ciri Invasi Rusia, dengan dalih menyasar target instalasi militer termasuk depot senjata.

Rusia selalu membantah serangannya menargetkan warga sipil.

Tapi nyatanya serangan rudal presisi Rusia itu menewaskan ribuan orang Ukraina dan mengusir seperempat dari 44 juta penduduk Ukraina dari rumah mereka.

Pemboman telah menghantam daerah pemukiman, sekolah dan rumah sakit di kota-kota Ukraina termasuk Kharkiv dan pelabuhan Mariupol yang terkepung di Laut Azov.

Rusia, yang mengatakan militernya terlibat dalam "operasi khusus" di Ukraina, membantah menargetkan warga sipil.

Rudal Presisi Rusia Menipis

Selain bermasalah dengan tingkat kegagalan, pejabat Amerika juga menyebut stok rudal presisi Rusia juga sudah menipis.

“Kami berpikir bahwa Rusia mulai menghadapi beberapa masalah inventaris dengan amunisi berpemandu presisi, yang merupakan salah satu alasan mengapa Anda melihat peningkatan penggunaan dari apa yang kami sebut bom bodoh (dumb bombs).”

Itu juga yang menjadi alasan Rusia terpaksa menggunakan rudal hipersonik Kh-47M2 Kinzhal.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved