Nasib WNI di Papua, Panglima KKB Ngamuk Minta Anak Buahnya Buru Non Papua: Tembak Mati Semuanya
Panglima KKB Egianus Kogoya pun mengamuk hingga perintah tembak langsung terhadap masyarakat non Papua di wilayah Papua.
Menurut Sebby Sambom, senjata kimia tersebut mematikan dan merusak perkebunan warga.
“TNI-Polri menembakan senjata kimia beracun tinggi atau mematikan di perkebunan masyarakat Nduga, dan penembakan bahan kimia beracun di perkebunan penduduk asli orang Papua tersebut lebih dari ratusan hektar,” kata Sebby Sambom.
“Akibat dari penembakan bahan kimia yang beracun ini, perkebunan warga rusak berat yaitu perkebunan pisang, perkebunan petatas, perkebunan rica dan perkampungan menjadi di kolam ikan,” tambahnya.
Sebby Sambom menyebut, penggunaan senjata kimia bertepatan dengan granat yang meledak di Pos Koramil Nduga beberapa waktu lalu.
“Kejadian ini terjadi di pinggir kali Keneyam pada tanggal 30 Maret 202, dan pada hari yang sama 30 Maret 2022 di kantor Koramil Nduga terjadi peledakan granat,” ujarnya.
Sebut Markasnya Dibombardir
Panglima kelompok separatis di Papua tiba-tiba mengeluarkan pernyataan mengejutkan.
Dalam pernyataan yang disebarkan di media sosial, panglima kelompok separatis di Papua Egianus Kogoya mengaku markasnya telah diserang dengan bom.
Pernyataan itu turut disebarkan juru bicara KKB Papua, Sebby Sambom.
Adapun Egianus Kogoya menyebut markasnya dihancurkan dengan bom mortir oleh pasukan TNI/Polri.
Egianus Kogoya menuduh TNI/Polri melepaskan 20 bom mortir di wilayah Kabupaten Nduga sejak tanggal 29 Maret 2022.
“Militer dan Polisi Indonesia telah melakukan tembakan bom mortir ke arah markas,” tulis Egianus Kogoya.
KKB Papua Langsung Minta AS Ambil Alih Situasi
Dalam pesannya, Egianus Kogoya mengadu ke PBB hingga Amerika Serikat.
Ia meminta, seluruh dunia memantau situasi terkini di Papua.