KKB Papua
Kelemahan KKB Papua Malah Dibongkar Orang Dalam: Kalau Tidak Tiap Hari Kami Serang!
Kelompok separatis di Papua makin sering menebar teror yang mengancam keselamatan masyarakat.
TRIBUNPALU.COM - Kelompok separatis di Papua makin sering menebar teror yang mengancam keselamatan masyarakat.
Mereka juga tak segan-segan melakukan penyerangan terhadap aparat TNI-Polri.
Baru-baru ini, juru bicara KKB Papua, Sebby Sambom bahkan mengungkapkan hal tak terduga-duga.
Sebby Sambom dengan tegas membeberkan aktivitas KKB Papua, termasuk kelebihan dan kelemahan kelompok yang telah dicap teroris tersebut.
Baca juga: Panglima KKB Papua Terkepung, Pasukan Gondrong Diturunkan untuk Awasi Hutan Nduga, Siapa Mereka?
Dia mengatakan bahwa saat ini kelompok bersenjata di Papua bukan gerombolan kaleng-kaleng yang mudah dipermainkan.
Kelompok ini makin kokoh dengan anggota yang umumnya terlatih. Dilatih secara militer sehingga tahu betul cara menyerang dan menghindar.
Bahkan, lanjut dia, saban hari anak buahnya tak henti-henti memantau pergerakan TNI Polri yang ada di tanah Papua.
Dari pantauan itulah, kata Sebby Sambom, KKB tahu seluruh pergerakan TNI Polri yang disebutnya sebagai teroris dari Indonesia.
"Dari atas ketinggian di puncak gunung, kami tahu semua pergerakan TNI Polri yang ada di Papua. Tak ada yang luput dari pantauan kami," tandasnya.
Saat ini, lanjut dia, KKB yang merupakan bagian dari TNPPB (Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat) menguasai seluruh hutan di daerah itu.
Makanya, dari balik hutan belukar, dari bawah lembah dan ngarai juga dari puncak-puncak gunung KKB terus memantau TNI Polri.
Semua ini dilakukan, kata Sebby, lantaran KKB punya peralatan yang canggih. Fasilitas perjuangan yang dimilki makin moderen.
"Kami punya teropong yang sama dengan TNI Polri. Atau mungkin lebih canggih dari yang dimiliki teroris Indonesia," katanya.
Baca juga: 10 Anggota KKB Tiba-tiba Keluar Hutan, Lari Kocar-kacir Sambil Bawa Senjata Api dan Panah
Oleh karena itu, katanya, KKB tak pernah salah dalam melakukan penyerangan. Dan semua target pasti ada hasil.
Hanya satu, lanjut dia, yang sampai sekarang menjadi kekurangan pada kelompok pejuang kemerdekaan Papua itu.
Kekurangan yang dimaksud, adalah amunisi. Persediaan amunisi terbatas, sehingga perjuangan KKB agak terganggu.
"Untung kami kekurangan amunisi, kalau tidak tiap hari kami obok-obok TNI Polri. Tiap hari kami serang teroris Indonesia," ucap Sebby Sambom.
Pernyataan tersebut seakan mengandung kebenaran bila ditilik dari seringnya KKB Papua melakukan penyerangan.
Apalagi setiap kali menyerang, sering menimbulkan korban jiwa, baik itu dari TNI Polri maupun warga sipil lainnya.
Salah satu fakta tentang korban serangan itu, adalah prajurit TNI yang tewas dalam serangan baru-baru ini.
Tewasnya prajurit TNI itu diduga sebagai aksi balas dendam KKB atas tewasnya anggota KKB di tangan prajurit TNI Polri.
Hal semacam ini sudah diingatkan beberapa kali oleh Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri.
"Satgas Operasi Damai Cartenz harus waspada karena pasti ada aksi balas dendam dari KKB," pesan Mathius setiap kali ada korban jiwa di kalangan KKB.
Kekhawatiran Kapolda Papua itu selalu terbukti. Buktinya saat tertembaknya Ali Teu Kogoya, salah satu komandan operasi KKB.
Tak lama setelah insiden penembakan Ali Teu Kogoya, KKB pun melakukan serangan balasan walau tanpa korban jiwa dari kalangan TNI Polri.
Namun beberapa waktu kemudian, KKB menembak mati dua tukang ojek yang baru saja mengantar penumpang ke tempat tujuan di Papua.
Dalam aksi tersebut, Sebby Sambom mengklaim bertanggungjawab atas insiden yang dilancarkan anak buahnya tersebut.
Baca juga: Identitas Komandan KKB Papua yang Tembak Tukang Ojek di Puncak, Dulu Nekat Serang Pos TNI
Namun, menurut dia, tukang ojek itu terpaksa dihabisi karena merupakan bagian dari TNI Polri. "Tukang ojek itu mata-mata TNI Polri," katanya.
Apalagi, lanjut dia, baru-baru ini ia juga telah menyampaikan pengumuman yang isinya meminta semua warga sipil non Papua agar tinggalkan daerah itu.
Lantaran tak mengindahkan perintah tersebut, lanjut dia, maka kedua tukang ojek itu pun terpaksa ditembak mati.
Dua tukang ojek itu, kata Sebby Sambom, bukan warga berdarah Papua sehingga ditembak mati. Masalahnya, adalah korban mengabaikan pengumumannya.
Dua Anggota KKB Tewas Tertembak
Hanya berselang satu dua hari pasca Sebby Sambom melontarkan pernyataannya, dua sosok andalan KKB Papua malah tewas tertembak.
Kedua anggota KKB yang merenggang nyawa tertembus timah panas itu, yakni Luki Murib dan Badaki Kogoya.
Luki Murib dan Badaki Kogoya tewas dalam insiden baku tembak dengan Satgas Operasi Damai Cartenz.
Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Muhammad Firman membenarkan adanya kejadian itu.
"Dua anggota KKB itu terkena tembakan saat baku tembak di dekat jembatan Ilame, Kampung Erogama, Distrik Omukia," katanya.
Wilayah ini, katanya, berada di daerah Kabupaten Puncak. "Kejadiannya hari Sabtu 23 April 2022 sekitar pukul jam 04.58 WIT," ujarnya.
Dia menyebutkan bahwa peristiwa itu terjadi saat Satgas Operasi Damai Cartenz sedang melakukan penyelidikan kasus pembakaran rumah warga.
Berdasarkan data yang dihimpun, Luki Murib merupakan pelaku penembakan Kepala BIN Daerah (Kabinda) Papua Brigjen TNI Gusti Putu Danny Nugraha Karya di Beoga pada 25 April 2021 silam.
Luki Murib, katanya, merupakan anak buah Titus Murib yang bermarkas di Kampung Ondugura.
"Luki Murib itu Panglima Lapangan Kodap III Kampung Ondugura. Dia berpangkat Brigjen dan membawa senjata jenis Moser." katanya.
Luki Murib juga terlibat dalam tindakan pembakaran rumah guru dan Kepala Suku Dambetpada pada Minggu 17 April 2021.
Kecuali itu, terlibat dalam penembakan personel Satgas Pamtas Yonif R 408/Sbh pada Kamis 27 Januari 2022.
Berikutnya, menjadi pelaku pembakaran honai milik Endis Kogoya pada Senin 31 Januari 2022 dan penembakan mobil DF Satgas Gakkum Damai Cartenz pada Selasa 15 Februari 2022.
Bahkan, Luki Murib terlibat dalam kontak senjata dengan personel Satgas Lanud BKO Kodam XVII Cenderawasih pada 19 Februari 2022.
Insiden penembakan karyawan PT Martha Tunggal Tehnik (MTT) bernama Glen Sumampo pada Sabtu 19 Februari 2022 dan pembakaran 2 unit kamp milik PT MTT pada hari yang sama.
Luki Murib, kata Firman juga terdaftar dalam sejumlah aksi anarkis di Papua. Salah staunya, yakni pembakaran enam rumah di dekat tower Telkomsel dan di dekat SMK Ilaga pada Minggu 20 Februari 2022.
Berikutnya pembakaran rumah warga dalam dua hari berturut-turut, yakni Selasa dan Rabu, 5-6 April
2022.
Selain itu terlibat dalam aksi pembakaran bangunan PTMTT di Kampung Wako, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak pada Jumat 22 April 2022.(*)