Media Inggris Nilai Putin Tidak Nyaman saat Bertemu Lukashenko, Gestur Tubuhnya Dianggap Aneh
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Belarus Aleksandr Lukashenko menggelar pertemuan dan berdiskusi, dimana hal itu diliput media.
TRIBUNPALU.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Belarus Aleksandr Lukashenko menggelar pertemuan dan berdiskusi.
Pertemuan antara Putin dan Lukashenko itu berlangsung pada hari Senin (23/5/2022) di Sochi, Rusia.
Awak media meliput pertemuan antara dua pimpinan negara itu.
Dikutip TribunWow.com, menurut media asal Inggris yakni The Sun, gestur tubuh Putin saat berdialog dengan Lukashenko tampak menunjukkan keanehan.

Baca juga: Keseharian Tentara Rusia Terungkap Lewat Rekaman Ponsel, Bongkar Momen Serangan: Seseorang Meledak
Baca juga: Pejabat Rusia Beri Cibiran ke Zelensky, Nilai Keinginan Presiden Ukraina Temui Putin Cuma Akting
Dijelaskan oleh The Sun, Putin tampak tidak nyaman saat duduk di kursi dan berdiskusi dengan Lukashenko.
Posisi duduk Putin disebut aneh karena bungkuk ke arah depan.
Kemudian diungkit juga kaki kiri Putin yang beberapa kali bergerak-gerak saat berbincang dengan Lukashenko.
The Sun turut menyorot bagaimana Putin tampak kesulitan bernapas di tengah diskusi dengan Lukashenko.
Gestur tubuh Putin yang dianggap tak biasa ini dikaitkan oleh The Sun dengan isu Putin yang saat ini tengah menderita sakit keras hingga kanker.
Namun The Sun menegaskan belum bisa dipastikan apakah gerakan aneh Putin itu gara-gara penyakit atau memang tanda-tanda natural penuaan karena umur.
Sebelumnya diberitakan, penampilan publik Putin di televisi minggu lalu dikabarkan hanyalah rekayasa.
Sumber oposisi mengklaim hal itu dilakukan untuk menutupi ketidakhadirannya, yang akan meningkatkan spekulasi baru tentang kesehatannya.
Diduga, rekaman lama Putin digunakan dalam beberapa pertemuan sementara tugas kenegaraan didelegasikan pada orang kepercayaannya.
Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Minggu (22/5/2022), mantan kepala FSB Nikolai Patrushev diberi kepercayaan mengendalikan siaran virtual Kremlin.
Menurut saluran General SVR, oultet media oposisi Rusia, ajudan terpercaya Putin itu kini merupakan penerima pengarahan tingkat atas yang biasanya ditujukan langsung ke presiden.
Outlet yang sama sebelumnya telah menegaskan bahwa Putin akan menjalani operasi terkait dengan kondisi kanker, dan kepergiannya telah diperkirakan di tengah perang Ukraina.
Mengklaim mendapat informasi orang dalam Kremlin, saluran itu mengatakan tokoh-tokoh kunci Rusia percaya bahwa Putin sakit parah yang telah mengubah dinamika negara.
Kabar ketidakhadiran Putin sejak Selasa tidak dapat diverifikasi, tetapi saluran tersebut mengatakan ada kesamaan tampilan Putin dengan video yang direkam sebelumnya.
Baca juga: 20 Negara Keroyok Rusia, Bersatu Bantu Ukraina Menangkan Perang dengan Cara Ini
Pertemuan tatap muka dengan kepala Rostech Sergei Chemezovand Rosatom kepala Alexey Likhachev itu disiarkan pada hari Rabu dan Kamis tetapi dikatakan telah terjadi lebih awal dan disimpan untuk memberi kesan bahwa Putin masih aktif.
Tidak jelas apakah penampilan dewan keamanan virtual bersama Putin pada hari Jumat juga dianggap sebagai rekayasa.
Dalam pertemuan itu, Putin mengulang klaim lama soal Barat sedang berusaha meretas situs web utama pemerintah Rusia.
Postingan itu tidak menjelaskan apakah dugaan ketidakhadirannya untuk operasi atau tujuan lain.
Putin tidak menonjolkan diri selama akhir pekan ketika pasukan Rusia meningkatkan serangan mereka ke Ukraina.
Hanya Patrushev, sekretaris dewan keamanan dan sekutu garis keras Putin, yang saat ini mempertahankan komunikasi resmi dengan presiden.
"Mari kita lihat berapa lama ini berlangsung, tetapi situasinya semakin tegang," kata General SVR.
"Faktanya adalah bahwa para elit tidak siap untuk melihat Patrushev sebagai orang yang menjamin status quo saat ini."
"Semua orang sangat menyadari bahwa jika Vladimir Putin pensiun secara tiba-tiba atau bertahap, maka situasinya akan berubah secara radikal."
Putin dikabarkan memiliki penyakit yang tidak dapat disembuhkan, seperti penyakit Parkinson dan gangguan skizoafektif.
Pemimpin Rusia itu dipastikan menerima perawatan paling canggih dan inovatif untuk memperpanjang hidupnya.
"Ada perasaan umum, termasuk di antara para dokter yang merawat, bahwa semua ini tidak akan berlangsung lama," tulis saluran General SVR.
"Tetapi, sekali lagi, kami telah mengatakan bahwa banyak orang berpikir bahwa sekarang Putin akan mati dan sesuatu akan berubah secara radikal."
Ada orang-orang di pemerintahan yang siap menyabotase upaya untuk melanjutkan gaya pemerintahan represif Putin setelah dia dipaksa pergi.
Kemenangan Ukraina dalam perang akan memicu proses ini.
"Ada orang [dalam posisi kekuasaan] yang siap membantu perubahan besar," kata postingan itu.
"Ini bisa termasuk pembebasan tahanan politik seperti musuh Putin, Alexei Navalny."
"Semua orang di elit sangat menyadari apa yang akan menyebabkan kematian presiden. Akan ada redistribusi besar, tidak ada jaminan baik untuk prajurit atau pasukan keamanan."
Baca juga: Ada 963 Orang Amerika yang Dilarang Masuk ke Rusia, Donald Trump Diperbolehkan, Biden Masuk Daftar
Dua Penyakit Putin
Sebelumnya, Putin dikabarkan menderita penyakit mematikan yang mempengaruhi keputusannya untuk menginvasi Ukraina.
Sejumlah ahli melihat kondisi tersebut dari kejanggalan sikap dan penampilan di depan publik baru-baru ini.
Pria 69 tahun itu dikabarkan tampak lebih lesu dengan tubuh yang terlihat menggembung.
Dilansir TribunWow.com dari The Sun, Jumat (1/4/2022), Putin yang selama ini menunjukkan citra sebagai pria kuat, telah berubah secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir.
Penyelidikan terbaru telah mengungkapkan bahwa sang presiden terus-menerus ditemani oleh seorang dokter yang berspesialisasi dalam kanker tiroid.
Laporan oleh media investigasi Proekt, menyatakan bahwa ahli bedah Yevgeny Selivanov, dari Rumah Sakit Klinik Pusat Moskow, telah terbang menemui Putin tidak kurang dari 35 kali di resor Laut Hitam Sochi.
Yevgeny Selivanov diketahui merupakan dokter yang memiliki keahlian di bidang kanker tiroid.
Penemuan ini mendukung teori baru-baru ini bahwa Putin menyatakan perang ketika dia menderita masalah medis yang disembunyikan dari orang-orang Rusia.
Sementara pada November 2020, analis politik Valery Solovei mengungkapkan teori penyakit kanker dan Parkinson yang diderita Putin hingga perlu menjalani operasi darurat.
"Yang satu bersifat psiko-neurologis, yang lain adalah masalah kanker," ujar Solovei.
"Jika ada yang tertarik dengan diagnosis pasti, saya bukan dokter, dan saya tidak punya hak etis untuk mengungkapkan masalah ini."
"Diagnosis kedua jauh, jauh lebih berbahaya daripada diagnosis yang disebutkan pertama karena Parkinson tidak mengancam keadaan fisik, tetapi hanya membatasi penampilan publik."
Dia menambahkan bahwa Putin telah menjalani operasi, sedangkan sumber lain membenarkan dan mengklaim operasi itu untuk mengangkat kanker perut.
Sebuah rekaman video menunjukkan kaki dan jari-jari Putin bergerak terus-menerus, yang mendukung teori Parkinson.
Putin juga menderita batuk-batuk selama pertemuan yang disiarkan televisi.
Selain dokter Selivanov, pemimpin Rusia itu juga diikuti oleh seorang ahli bedah saraf.
Ahli bedah tersebut adalah Alexey Shcheglov yang terus mengikuti Putin dalam setiap acara publik dan sempat ikut terfoto.
Ia dipandang sebagai dokter yang antara lain dapat mendeteksi penyakit pada kelenjar tiroid, termasuk masalah onkologis.
Ada spekulasi luas di Barat bahwa Putin memiliki masalah medis yang serius ketika ia melancarkan perang di Ukraina yang diperkirakan menewaskan 17.000 tentara Rusia.
Diduga, sikap Putin yang dinilai tergesa-gesa merupakan dampak dari penyakit fatal yang dideritanya. (TribunWow.com/Anung/Via)
Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Dinilai Aneh, Gestur Tubuh Putin saat Temui Lukashenko Disorot Media Inggris: Tidak Nyaman