5 Tahun Kuasai Jakarta, Pengamat Nilai Anies Baswedan Makin Dominan: Tak Pernah Turbulensi

5 tahun berkuasa di Jakarta ternyata Anies Baswedan dinilai cukup dominan. Pengamat politik mengatakan Anies Baswedan tak pernah turbulensi politik.

Kolase TribunPalu.com/Handover
Kolase Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan - 5 tahun berkuasa di Jakarta ternyata Anies Baswedan dinilai cukup dominan. Pengamat politik mengatakan Anies Baswedan tak pernah turbulensi politik. 

"Meskipun kata Surya Paloh dia tidak membebek pada hasil survei, tapi faktanya 2 dari 3 capres yang dipilih merupakan nama besar yang selalu ada dalam 3 papan atas Capres dengan elektabilitas tertinggi," ujar Nana.

Nana memprediksi NasDem akan memilih Anies Baswedan sebagai Capres yang akan diusung mengingat dua nama lainnya sudah memiliki warna sehingga hal itu cukup menyulitkan NasDem.

"Saya prediksi ujungnya ke Anies. Kita ketahui Ganjar warnanya merah, bahkan lekat sekali merahnya sampai dia tegaskan saya PDIP ketika namanya muncul jadi Capres NasDem dan harus diingat Ganjar punya hubungan baik dengan Megawati," ujarnya.

"Sementara disisi lain hubungan NasDem dan PDIP saat ini kurang harmonis, seperti minyak dan air kita bisa melihat di permukaan saat jamuan makan di Istana bersama Jokowi nampak sekali Surya Paloh dan Mega kurang ada feel gitu, rasa koalisi dekat tapi badan menjauh," tambahnya.

Untuk itu, lanjut Nana, NasDem tidak bisa berharap banyak kepada Ganjar untuk mendapatkan berkah elektoral mengingat posisi Ganjar secara tegas adalah kader PDIP dan ikut arahan Megawati soal Capres 2024 yang akan datang.

"NasDem tidak bisa berharap banyak pada Ganjar untuk dapat efek elektoral, orang dia tegas kok saya PDIP dan ikut arahan Megawati," ujarnya.

Sementara Andika, kata Nana, meskipun bukan partai politik tapi akan menyulitkan NasDem karena posisinya TNI aktif sehingga tidak cukup waktu untuk melakukan publisitas dalam menjaring dukungan.

"Pak Andika sebagai jenderal aktif seharusnya tidak dibawa ke dalam urusan politik, ini saya pikir pilihan paling sulit bagi NasDem karena dampaknya akan bahaya jika ternyata Jendral Andika tergoda hasrat politik," katanya.

Meski demikian, Nana tidak mempersoalkan pilihan NasDem tersebut mengingat itu adalah wilayah internal partai dan itu dianggap wajar.

"Wajar saja, saya hanya mengingatkan Pak Andika agar fokus bekerja mensejahterakan prajurit dan memperkuat teritori keamanan negara, jangan sampai tergoda hasrat politik," pungkasnya.

(*/ TribunPalu.com / TribunJakarta.com )

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved