SENTIL Gubernur DKI! PDIP Sebut Program Rumah DP 0 Rupiah Gagal, PKS Ogah Bela Anies Baswedan
PDIP menganggap program rumah DP 0 Rupiah ala Anies Baswedan hanya gimik. Bahkan PKS berpendapat senada dengan menyebutnya program gagal.
TRIBUNPALU.COM - Meski masa jabatan sudah hampir habis, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masih dapat banyak kritikan pedas.
Salah satunya soal program rumah DP 0 rupiah di Jakarta disebut gagal.
Setelah lima tahun memimpin Ibu Kota, Anies Baswedan akan purna tugas pada Oktober 2022 mendatang.
Pada 22 Juni 2022, TribunJakarta.com mengadakan live Youtube bertajuk Warisan Anies di Jakarta selama 4 jam 9 menit 5 detik.
Di dalamnya ada diskusi politik yang menghadirkan Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak dan Fraksi PKS DPRD M. Taufik Zoelkifli.
Keduanya membahas tentang program Anies Baswedan selama menjabat, termasuk soal rumah DP 0 Rupiah.
Gilbert menjabarkan data bahwa Anies menjanjikan unit rumah DP 0 Rupiah sebanyak 256.000.
Diskusi Politik Jakarta di acara live Tribun Jakarta dalam rangka memperingati HUT ke 495 Jakarta pada 22 Juni 2022.
PDIP menganggap program rumah DP 0 rupiah ala Anies Baswedan hanya gimik. Bahkan PKS berpendapat senada dengan menyebutnya program gagal.
Namun nyatanya, yang terealisasi tak sampai 1.000 unit.
"Rumah dp 0 rupiah yang baru dibangun yang di Pondok Kelapa, yang di Cengkareng pun bermasalah. Jadi baru 790 yang dibangun dari janji 256.000."
"Jadi belum ada yang mangkrak, tanahnya yang bermasalahnya karena dibeli dengan cara yang tidak baik dan kini diproses KPK," kata Gilbert.
PDIP sudah sejak awal, bahkan sejak masa kampanye Pilkada DKI 2017 sudah menentang program DP 0 Rupiah itu.
Menurutnya, program tersebut tidak mungkin terealisasi, apa lagi jika sasarannya adalah masyarakat berpenghasilan rendah.
"Tetatpi kan sudah ditanya saat itu (debat kandidat), bagaimana Anda bisa melakukan itu, siapa bank yang mau menanggung DPnya," ujar Gilbert.
"Tahun lalu kalau tidak salah, akhirnya masyarakat berpenghasilan rendah dikoreksi. Dari waktu itu (penghasilan minimal) 7 juta dinaikan menjadi 14 juta. Diharapkan dengan begitu mereka bisa mengambil rumah ini," paparnya.
Gilbert menegaskan, dengan segala ketidakmungkinan itu, program rumah DP 0 rupiah hanya gimik.
"Bukan untuk sebuah program yang bisa dilaksanakan. Saya mengatakan in hanya gimik ya untuk membedakan dengan lawan kampanyenya," kata dia.
Sementara, Taufik Zoelkifli dari PKS yang biasanya selalu membela Anies Baswedan kali ini lepas tangan.
Taufik sepakat dengan Gilbert bahwa rumah DP 0 Rupiah adalah program gagal.
Bukan untuk sebuah program yang bisa dilaksanakan.
"Ini kan sudah 4,5 tahun, saya mengakui itu adalah salah satu program dari Anies Baswedan yang katakanlah gagal," kata Taufik.
Namun di sisi lain, ia seperti otokritik dengan mengatakan gagalnya program rumah DP 0 rupiah ada peran dari DPRD yang tidak cukup melakukan kontrol dan pengawasan.
"Akan tetapi sebenarnya, ada juga kontribusi dari legislatif atau DPRD, ketika di rapat-rapat atau di tahun pertama, kedua dan ketiga harusnya fungsi kontrol dari kita termasuk PKS itu harusnya bisa memperbaiki program tersebut atau peringatan."
"kalau kemarina da interpelasi, harusnya yang diinterpelasi adalah rumah dp 0 rupiah bukan Formula E," kata Taufik
Anies Baswedan Dinilai Manfaatkan Tukang Bakso untuk Senjata Balasan ke PDIP
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lagi-lagi menjadi bahan perbinangan.
Anies Baswedan disebut-sebut menyindir Megawati Soekarnoputri lewat tukang bakso.
Hal ini berawal dari acara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar konferensi pers Malam Ramah Tamah Jakarta E-Prix 2022 Formula E, di Pendopo Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat 24 Juni 2022 malam.
Dalam acara konferensi pers untuk Formula E ini, Gubernur Anies Baswedan mengundang pedagang bakso.
Adapun ketiga narasumber itu yakni, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua Panitia Pelaksana Formula E Jakarta Ahmad Sahroni, dan pengusaha Bakso Malang Aroma SoWan, Rully Rinaldi.
Dalam acara itu, Anies sempat ditanya wartawan apakah tindakannya mengundang Rinaldi makan malam hingga mengajak ikut konferensi pers berkaitan dengan pernyataan Megawati?
Anies sendiri tidak menjawab pertanyaan tersebut.
Seperti diketahui belum lama ini, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menuai kontroversi karena mengaku tidak ingin memiliki menantu yang seperti tukang bakso.
Lantaran itulah sejumlah pihak mulai mengaitkan bahwa yang dilakukan Anies Baswedan bentuk sindiran kepada Megawati.
Benarkah demikian?
Pengamat Sosial-Politik dari Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa memberikan analisanya.
"Saya rasa kondisi apa pun itu hari ini jangan sampai dikaitkan dengan urusan politik," ujarnya kepada Tribunnews.com, Sabtu (25/6/2022).
"Barangkali kehadiran tukang bakso di balai kota kebetulan saja dan tidak ada kaitannya dengan pidato megawati."
"Lagipula Megawati juga tak menyindir tukang bakso, Anies juga ngundangnya karena mengapresiasi tukang bakso yang telah berpartisipasi di formula E."
"Bukannya dalam event formula E adalah upaya untuk menaikan UMKM Indonesia termasuk pedagang bakso. Jadi sepertinya ini korelasinya."
Ia menambahkan, semua pihak sebaiknya menahan diri dan tidak cepat terbawa emosi.
"Tidak perlu saling sindir, baik Mega dan Anies adalah putra-putri terbaik bangsa yang punya harapan besar untuk pembangunan negara dengan cara dan ekspresi yang memiliki karakter masing-masing," pungkasnya.
Sekjen PDIP Sindir Anies Baswedan
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto merespons soal Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengundang tukang bakso di acara Malam Ramah Tamah Jakarta E-Prix 2022, Jumat (24/6/2022) malam.
Hasto justru menyindir Anies terkait hal tersebut, dengan mempertanyakan kenapa baru sekarang mengundang para tukang bakso di Balai Kota DKI Jakarta.
Padahal, kata Hasto, Anies Baswedan telah menjabat sebagai Gubernur sejak tahun 2017.
"Ya seinget saya Pak Anies itu jadi Gubernur sudah sejak tahun 2018 (2017). Jadi kenapa baru sekarang bertemu dengan para tukang bakso?" tanya Hasto saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Sabtu (25/6/2022).
Menurut Hasto, apa yang dilakukan Anies telah mempertontonkan politik yang tidak mengakar terhadap rakyat.
"Jadi itulah sebagai contoh, ketika politik tidak mengakar sehingga terlambat bertemu dengan rakyat kecil," tambahnya.
Diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengadakan acara Malam Ramah Tamah Jakarta E-Prix 2022 di Balai Kota DKI, Jumat (24/6/2022).
Sejumlah pihak yang terlibat mendukung ajang balap mobil listrik ini diundang dalam acara ini.
Pihak yang diundang dalam acara ini adalah para sponsor, pendukung acara, hingga pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Mereka disambut Anies di kantornya untuk makan malam bersama.
Setelah ramah tamah, Anies keluar dari kantornya untuk menyampaikan keterangan pers kepada awak media.
Saat konferensi pers, Anies mengajak dua orang untuk ikut konferensi pers, yang pertama adalah Ketua Panitia Pelaksana Formula E Jakarta Ahmad Sahroni.
“Hari ini juga di samping saya ada bapak sahroni yang telah menjadi ketua OC (Organizing Committee) yang telah bekerja secara luar biasa untuk eksekusi program ini,” ujar Anies di lokasi.
Anies menyampaikan, terima kasih atas kerja keras Sahroni dan tim hingga akhirnya menjalankan Formula E dengan lancar.
“Sehingga kita menyaksikan kemarin sebuah perhelatan yang membawa nama baik indonesia,” ucapnya.
Namun, yang menjadi sorotan adalah orang kedua yang diundang Anies, yakni seorang pengusaha Bakso Malang Aroma SoWan, Rully Rinaldi.
“Di samping kiri saya adalah bapak Rully renaldi. Pak Rinaldi adalah pengusaha Bakso Bakwan Aroma SoWan yang kemarin ikut juga berpartisipasi,” katanya.
(*/ TribunPalu.com / Tribunnews.com / TribunJakarta.com )